Penyusunan Soal USBN SD Harus Melibatkan Guru Setempat

Seperti diberitakan beberapa media masa, rencana pemerintah untuk melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk delapan pelajaran pada tingkat SD dibatalkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada rapat internal seperti dikutip pikiran-rakyat.com (08/01/2018).


Walau USBN untuk delapan pelajaran di batalkan, pemerintah tetap akan melaksanakan USBN  untuk tiga pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika pada tahun ajaran 2017 – 2018. Ketiga pelajaran tersebut diujikan karena dianggap sebagai pondasi yang harus dikuasai murid SD.

Terkait pelaksanaan USBN tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi berpesan agar pembuatan soal melibatkan para guru setempat.  Dikutip dari laman jawapos.com (12/01/2018),  menurut Muhadjir guru kedepan akan diberi bimbingan agar mampu membuat soal yang lebih berkualitas.

“Guru harus membikin soal, dan soalnya kemudian dibimbing agar lebih berkualitas. Jadi konteksnya untuk guru terkait USBN tersebut. Kami ingin mengupgrade para tenaga pengajar dalam membuat soal”  ujar Muhadjir.

Muhadjir juga mengatakan bahwa selama ini guru – guru tidak bisa membuat soal. Ketika nanti mendapat pelatihan dan  bimbingan, dia berharap guru – guru akan lebih berkompeten.

“Jadi nanti tidak boleh lagi guru mengambil soal dari LKS atau bimbel” tegas Muhadjir.

Menurut Mendikbud, pembuatan soal USBN tingkat SD ini kedepan akan melibatkan guru setempat atau Kelompok kerja Guru (KKG).

“Itu karena 75-80 persen soal diujikan oleh guru mata pelajaran pada satuan pendidikan” tambah Muhadjir.


Sebelum BSNP menetapkan hanya tiga mata pelajaran yang di-USBN-kan pada tingkat SD, rencana delapan pelajaran yang menjadi bagian USBN tingkat SD mendapat banyak respon negatif dari sejumlah pengamat dan asosiasi guru. Pada akhirnya BSNP hanya menetapkan tiga mata pelajaran tersebut yang menjadi bagian dari USBN tingkat SD tahun ajaran 2017 - 2018.

No comments:

Post a Comment