Sebagai muslim, tentu kita akan sangat berhati - hati dengan apa yang kita makan. Halal menjadi syarat utama makanan apapun yang masuk ke tubuh kita.
Tapi tidak jarang kita dihadapkan pada kasus di mana kita tidak mengetahui apakah makanan yang kita makan halal atau tidak karena tidak ada standar sebagai acuan.
Maka atas dasar itu, di buatlah label halal untuk berbagai makanan yang lolos uji dari pihak berwenang tentang kehalalan makanan tersebut.
Tapi bagaimana dengan makanan olahan rumahan yang tak bersertifikat halal? Apakah berarti makanan tersebut tidak layak konsumsi?
Nah, disini lah kita perlu jeli untuk mengetahui bagaimana proses makanan tersebut diproduksi, mulai dari bahan, proses, sampai hasil akhir kita harus dapat memastikan bahwa makanan tersebut halal.
Lalu bagaimana dengan bakso?
Bakso pada umumnya terbuat dari campuran daging sapi giling dengan tepung tapioka. Namun sekarang, banyak juga baso yang terbuat dari ikan, daging ayam, daging kerbau, babi atau bahkan tikus.
Bakso yang dijual oleh pedagang bakso biasanya diperoleh dari pihak kedua yang sudah jadi atau diproduksi oleh si penjualnya sendiri.
Nah, untuk yang pertama, tentu saja kita tidak dapat memastikan bahwa bakso tersebut benar terbuat dari daging hewan yang halal seperti sapi, karena kita tidak tahu proses pembuatannya.
Mungkin saja bakso tersebut terbuat dari daging babi yang jelas - jelas haram bagi muslim. Bukankah sudah sangat sering kita lihat di televisi para oknum pembuat bakso membuat bakso dari daging babi, tikus atau bahkan ayam tiren.
Untuk lebih amannya, maka kita pilih bakso yang dibuat secara langsung oleh penjualnya. Dan pastikan pula penjual tersebut dapat dipercaya. kalau perlu, tanyalah apakah bakso ia buat sendiri atau beli di pasar. Jika buat sendiri, terbuat dari daging apa. Yakinkan bahwa bakso yang kita makan benar - benar halal.
Namun, sekali pun kita yakin bahwa bakso yang kita makan buatan sendiri si penjualnya, dan terbuat dari daging sapi asli, bagi saya masih terdapat satu hal yang mengganjal.
Pasalnya, menurut seorang teman yang berjualan bakso, ternyata kebanyakan penjual bakso tidak akan menggiling daging sapi yang ia gunakan melalui tangannya sendiri di rumah, tetapi biasanya mereka akan membawa ke tempat yang menyediakan jasa di mana para penjual bakso menggiling daging.
Di sana, para penjual / tukang baso mengantri untuk menggiling daging yang mereka miliki. Disini lah yang membuat saya ragu, karena dalam benak saya terbersit sebuah pertanyaan, bagaimana jika di antara antrian penjual bakso tersebut ternyata ada yang menggiling daging dari babi atau tikus?
Maka sisa - sisa gilingan tersebut akan tercampur dengan daging sapi dari para penjual bakso jujur. Pada akhirnya bakso yang dibuat pun akan mengandung unsur daging babi atau tikus yang haram tersebut. Selanjutnya, berarti bakso yang kita makan menjadi tidak halal.
Inilah yang menjadi permasalahan mengapa kita harus berpikir ulang untuk memakan bakso dijajanan umum.
Tulisan ini bukan bermaksud menghakimi seluruh penjual bakso. Tulisan ini hanya ingin memberi gambaran untuk menentukan sikap yang kita ambil terkait dengan bakso. Karena saya yakin masih banyak penjual bakso jujur, dan ia membuatnya sendiri di rumah.
Tapi akan lebih aman jika kita membuatnya sendiri di rumah. Dan kalau pun masih ingin menikmati bakso dijajanan umum, yakinkan pada diri bahwa makanan yang kita makan halal.
Jikapun tidak halal, biarkan penjualnya yang menanggung dosa, karena kita percayakan pada penjual bahwa apa yang kita makan halal.
Wallahualam.