Laman

Kapan Islam Masuk Ke Indonesia?


Masjid Agung Banten - Peninggalan Masa Islam Di Indonesia

Jagoan Banten - Beberapa pertanyaan yang sering muncul tentang keberadaan Islam di Indonesia antara lain kapan Islam masuk ke Indonesia? Siapa yang membawa Islam ke Indonesia dan bagaimana Islam masuk serta menyebar di wilayah Indonesia?. Untuk menjawab beberapa pertanyaan di atas, berikut akan disajikan pendapat beberapa ahli.

Pendapat Buya Hamka Tentang Kapan Islam Masuk Indonesia


Pendapat pertama dikemukakan oleh Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) yang menyatakan bahwa Islam berasal dari tanah Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad – abad pertama Hijriah atau abad ke – 7 Masehi. 

Pendapat ini di dasarkan bukti bahwa Islam di Indonesia sejak awal banyak menganut mazhab Syafi’I atau mazhab yang sama di anut penduduk Mekkah. 

Pendapat lain yang mendukung pendapat ini dikemukakan oleh Anthony H. Johns. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia di bawa oleh para musafir atau pengembara yang datang ke kepulauan Indonesia. 

Bukti lain yang mendudukung pendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi adalah catatan Dinasti Tang yang berjudul Hsin-tangshu (Sejarah Dinasti Tang) yang menyebutkan bahwa terdapat pemukiman pedagang Arab di Polu-shih (Barus, Pantai Barat Sumatera)

Pendapat Hoesein Djajadiningrat Tentang Kapan Islam Masuk Indonesia


Pendapat kedua dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat yang menyatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Persia. 

Pendapat ini didasarkan pada banyaknya kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dengan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain perayaan 10 Muharam atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi Tabot di Pariaman, Sumatera Barat dan Bengkulu.

Pendapat Snouck Hurgronje Tentang Kapan Islam Masuk Indonesia


Pendapat ketiga dikemukakan oleh Snouck Hurgronje yang menyatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India) sekitar abad ke – 13 Masehi. 

 Pendapat ini didukung oleh Mouquette (Ilmuwan Belanda) yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 13 – 14 Masehi. 

Bukti yang mendukung pendapat tersebut antara lain adanya tulisan pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 689 H atau 1297 M. Mouquette melihat ada kesamaan batu nisan Malik al-Saleh dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat. 

Bukti lain yang mendukung pendapat ini adalah adanya catatan Marcopolo (pedagang Venesia) yang singgah di Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun 1292. Di sana disebutkan bahwa Perlak merupakan kota Islam.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia secara berangsur dari abad ke 7 sampai 13 Masehi. Pada abad ke 7 masehi, Islam berasal dari Arab. Sedangkan pada abad ke 13 dari Gujarat. Sementara Islam sebagai entitas politik atau munculnya beberapa kerajaan bercorak Islam di mulai pada abad ke 13.


Mengapa Banyak Kerajaan Islam Terletak Di Pesisir Pantai?


Alasan mengapa banyak Kerajaan Islam terletak di pesisir pantai - Islam menyebar di Indonesia melalui beberapa cara antara lain perdagangan, pernikahan, pendidikan dan juga kesenian. Terkait dengan perdagangan, Indonesia saat itu merupakan jalur perdagangan antar benua dan antar Negara. Perdagangan di Asia Tenggara telah berlangsung sejak awal abad masehi. Indonesia terlibat dalam perdagangan internasional karena letaknya yang strategis yaitu dipersimpangan jalan perdagangan antara timur dan barat. Berlakunya siklus angin muson menyebabkan para pedagang singgah disepanjang jalur perdagangan dari Laut Merah sampai Laut Cina Selatan.

Pada masa Hindu – Budha, Kerajaan Sriwijaya menjadi negara maritim terkuat saat itu. Sriwijaya mengandalkan perekonomiannya dari perdagangan dan hasil – hasil laut. Sriwijaya menjadi bandar atau pusat perdagangan saat itu. Namun setelah Sriwijaya mengalami kemunduran, pusat – pusat perdagangan pindah ke Samudera Pasai, Pide, Tuban, Gresik dan Malaka. Dalam perkembangan selanjutnya Malaka menjadi bandar internasional.

Malaka kemudian menjadi tempat bertemunya para pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Indonesia dan Cina. Mereka membawa barang dagangannya masing – masing untuk dijual di Malaka. Selama mereka tinggal di Malaka terjadi interaksi diantara mereka dengan masyarakat setempat dan pedagang dari Indonesia. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang dari Gujarat, Arab dan Persia untuk menyebarkan agama Islam.

Pedagang – pedagang di Malaka kemudian memeluk Islam. Termasuk para pedagang dari Indonesia juga masuk Islam yang kemudian mereka menyebarkan agama Islam dipelabuhan – pelabuhan Indonesia yang mereka singgahi. Pada awal abad ke 14, kerajaan – kerajaan yang semula memeluk agama Hindu kemudian memeluk agama Islam.

Pada tahun 1511 Bandar Malaka direbut Portugis. Oleh karena Portugis menjalankan monopoli perdagangan, maka pedagang Islam memindahkan kegiatannya ke Aceh, pantai barat Sumatra, Selat Sunda dan Banten. Kemudian berkembang pelabuhan – pelabuhan di pantai utara Jawa, Banjarmasin, Gowa dan Ternate. Perubahan jalur ini menyebabkan penyebaran agama Islam semakin luas.

Akibat dari perubahan jalur tersebut juga memicu tumbuhnya pusat – pusat ekonomi pasar baru disepanjang pantai jalur perdagangan. Pada perkembangannya, pusat pasar tersebut berubah menjadi pusat – pusat kekuasaan pemerintah. Kemajuan perdagangan di pusat – pusat kekuasaan pemerintah tersebut kemudian menjadi kerajaan – kerajaan bercorak Islam.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang yang melakukan aktivitasnya dipusat – pusat perdagangan yang terletak di pesisir pantai karena jalur perdagangan yang ditempuh adalah jalur laut. Akibat Malaka di kuasai Portugis menjadikan bermunculkan pusat perdagangan yang baru yang kemudian berubah menjadi pusat pemerintahan dan menjadi kerajaan bercorak Islam. Hal ini lah yang menyebabkan kerajaan Islam lebih banyak berada di pesisir pantai.

Metode Penyebaran Yang Paling Mempengaruhi Penyebaran Di Indonesia


Yang paling mempengaruhi penyebaran Islam di Nusantara yakni perdagangan dan pernikahan.
Islam mulai dikenalkan oleh para pedagang muslim. Para pedagang ini berlayar dengan bergantung pada angin muson yang berganti arah setiap enam bulan sekali. Saat angin muson barat, mereka menuju wilayah Nusantara untuk berdagang. Mereka akan kembali enam bulan kemudian saat angin muson timur.

Selama menunggu datangnya angin muson timur, mereka berinteraksi dengan penduduk lokal dan terjadi pernikahan dengan penduduk lokal.
Mereka menikah dengan prasyarat bahwa pasangannya harus beragama Islam pula. Akhirnya terbentuklah keluarga muslim dengan keturunan yang juga nanti beragama Islam.
Selain terjadi pernikahan, interaksi pedagang Islam dengan penduduk lokal juga memancing rasa penasaran terhadap agama Islam. Kemudian mereka mulai mempelajari Islam dan menganggap Islam lebih baik dari keyakinan sebelumnya. Akhirnya akibat interaksi perdagangan ini banyak penduduk lokal menganut agama Islam.

Kata Kunci :

Referensi :
Kemendikbud RI. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemendikbud
Sumber gambar : balajara.blogspot.com

No comments:

Post a Comment