Kegagalan merupakan sukses yang tertunda. Demikian kata-kata yang sering didengar untuk memotivasi agar bisa bangkit dari sebuah kegagalan.
Namun benarkah kegagalan merupakan sukses yang tertunda? Jawabannya bisa iya bisa juga tidak.
Iya jika kita banyak belajar dari kegagalan dan terus bergerak memperbaiki segala penyebab kegagalan tersebut.
Tidak jika kita tidak pernah belajar dari kegagalan dan selalu jatuh pada lubang yang sama.
Walau kesuksesan hakekatnya merupakan hadiah dari Tuhan, tapi kesuksesan biasanya berkorelasi dengan kerja keras atau usaha manusia itu sendiri.
Berikut ini kisah yang mungkin bisa menginspirasi bangkit dari kegagalan untuk mencapai sebuah kesuksesan.
Kisah ini merupakan kisah dari narasumber pada kelas menulis KSGN, Bapak Sigit Suryono, S.Pd, M.Pd yakni guru SMPN 1 Wanasari, Gunung Kidul, DIY.
Kegagalan Yang Bertubi
"Loser" mungkin predikat yang tepat diberikan kepada Sigit Suryono muda. Tidak ada prestasi membanggakan saat ia duduk di bangku sekolah setelah lulus SD.
Pada waktu SMP, ia seringkali mendapat peringkat tiga besar dari belakang. Raihan terbaik hanya peringkat 24 dari 44 siswa.
Demikian juga waktu duduk di bangku SMA. Paling sukses ia hanya mencapai rangking 8 dan sisanya selalu di atas rangking 20.
Lebih parah lagi ketika saat Sigit Suryono kuliah S1 Pendidikan Fisika di UNY. Ia pernah memperoleh IPK 1,28. Beruntung akhirnya ia lulus kuliah, walau dibayangi ancaman dropout karena ia menyelesaikan sarjananya lebih dari waktu normal yakni selama 7 tahun.
Pada saat jadi guru, lagi-lagi berbagai kegagalan ia dapatkan. Berbagai lomba yang ia ikuti tidak juga menorehkan prestasi.
Awal Kesuksesan
Hal pertama kali yang membanggakan Sigit yakni ketika ia sanggup menyelesaikan studi S2 dengan IPK 3,8 dalam waktu 33 bulan pada tahun 2006.
Dari sini semua berubah. Ia tidak mau kehidupannya selalu penuh dengan kegagalan. Ia merubah mindsetnya selama ini. Menurutnya, agar bisa sukses harus fokus dan menyenangi apa yang dilakukan.
Selanjutnya dalam menjalani profesinya sebagai guru, banyak pengalaman yang ia peroleh semisal bagaimana berkolaborasi dengan siswa melakukan riset tentang pembuatan media juga berkumpul dengan orang - orang "hebat" pada even-egen tertentu.
Pengalaman-pengalaman ini menjadi modal untuk meraih berbagai prestasi selanjutnya.
Sigit mulai aktif mengikuti berbagai perlombaan walau hasilnya belum memuaskan semisal ikut seleksi guru berprestasi pada 2013. Pada lomba ini ia hanya memperoleh Juara 2 se-Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
Walau bukan prestasi yang luar biasa, dari sini ia belajar banyak hal agar bisa mencapai pretasi maksimal dikemudian hari. Ia perbaiki berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada dan terus mengumpulkan berbagai instrumen yang dibutuhkan terutama dalam penyusunan portofolio.
Hasilnya, pada 2015 ia dinobatkan menjadi Guru Berprestasi Tingkat Nasional. Ini tentu sebuah pencapaian yang luar biasa.
Sejak 2015 inilah, berbagai prestasi lain mengikuti. Mulai dari menjadi Duta Rumah Belajar teraktif 2018, Duta Sains P4TK IPA, Sarjana Adi Manggala Bidang Pendidikan dari UNY, dan Guru Inovatif tahun 2020.
Selain berbagai prestasi tersebut, ia juga sangat aktif menulis pada website miliknya serta berhasil menulis beberapa buku yang diterbitkan. Ia juga aktif menjadi ketua MGMP IPA Kabupaten Gunung Kidul, DIY.
Kiat Bangkit Dari Kegagalan
Bagaimana bisa seorang yang identik dengan kegagalan akhirnya bisa meraih begitu banyak prestasi yang membanggakan?
Seperti yang sudah diungkap pada bagian awal, kesuksesan hakekatnya dari Tuhan, tapi usaha manusia jugalah perantaranya.
Kesuksesan yang diperoleh Bapak Sigit merupakan hasil kerja kerasnya selama ini. Kita bisa belajar dari-nya agar kita bisa mengikuti kesuksesan yang ia peroleh.
Berikut beberapa kiat bangkit dari kegagalan dari Bapak Sigit :
1. Rubah Mindset
Hal pertama yang harus dilakukan dengan merubah cara pikir dan cara pandang melihat sebuah kegagalan. Jangan memandang kegagalan sebagai akhir dari segalanya.
Bapak Sigit sendiri mulai merubah mindsetnya sejak ia lulus S2 dengan suatu keyakinan baru bahwa "Orang akan sukses jika dia fokus dan senang dengan apa yang dikerjakannya".
Jadi, lakukan sesuatu yang memang kita senangi dengan fokus. Apapun itu. Dan lihat hasilnya.
2. Inovasi Tanpa Henti
Langkah berikutnya dengan melakukan inovasi tanpa henti. Jika gagal, coba lagi. Gagal lagi, coba lagi. Begitu seterusnya.
Lakukan berbagai inovasi agar kegagalan pertama tidak terjadi lagi pada percobaan berikutnya. Jika inovasi terus berlanjut, kegagalan-kegagalan tersebut akan berbuah kesuksesan.
"Orang akan sukses jika bisa fokus pada bidang yang dia bisa ditekuni dan dilakukan inovasi terus menerus" demikian kata Bapak Sigit.
3. Berkumpul Dengan Orang Hebat
Siapa kita akan bisa dikenali dari siapa sahabat atau teman kita. Jika ingin sukses, maka bergaulah dengan orang sukses. Jika ingin menjadi penulis hebat, maka bergaulah dengan para penulis.
Hal ini mungkin sudah menjadi ajaran sejak dulu kala bahwa bergaul dengan pedagang minyak wangi setidaknya kita bisa menjadi wangi, begitu juga saat bergaul dengan pandai besi, bau keringat yang akan kita terima.
Bapak Sigit tampaknya menerapkan ini dalam kehidupannya. Kesuksesan yang ia peroleh bermula karena pergaulannya dengan orang - orang "hebat" saat mengikuti simposium tingkat Propinsi DIY yang diikuti pengurus MGMP semua pelajaran se-DIY.
Dari sini ia banyak belajar dengan membuat catatan kecil bagaimana orang berbicara, presentasi, dan menyampaikan ide pemikiran dan gagasan ilmiah.
4. Catat dan Pelajari Penyebab Kegagalan
Memori manusia terbatas, ia tidak sanggup mengingat banyak hal. Solusinya dengan mencatatnya. Demikian pula dengan sebab kegagalan.
Catatan tentang berbagai sebab kegagalan bisa digunakan untuk menghadapi even yang sama berikutnya. Dan tentu saja sebab yang ada harus sudah menemukan solusinya.
Hal ini dilakukan oleh Bapak Sigit ketika menghadapi berbagai kegagalan. Setiap even lomba yang ia ikuti selalu membuat catatan mengapa "gagal". Mulai dari sisi presentasi, fokus presentasi, cara presentasi, membuat presentasi yang efektif, dan seterusnya.
Butuh waktu lama ia belajar dari berbagai kesalahan tersebut yakni sejak 2006 sampai pada akhirnya meraih kesuksesan pada tahun 2015.
Catatan yang dibuat tidak harus selalu berupa catatan fisik. Bapak Sigit justru lebih senang membuat catatan tersebut pada blog. Dan ini pulalah salah satu faktor yang menghantarkan ia menjadi guru berprestasi.
5. Jangan Pernah Berputus Asa
Harapan selalu ada bagi setiap orang yang mau berusaha. Walau sering gagal, Bapak Sigit tidak pernah sekali pun merasa putus asa.
Nilai yang ditanamkan ibunya "Menang Cacak, Kalah Cacak" atau menang kalah merupakan hal biasa sudah kuat tertanam dalam dirinya.
6. Selalu Berpikir Positif
Semisal saat mendapat kekalahan dalam sebuah lomba menulis, jangan berpikir kita kalah. Tapi pikirkan bahwa tetap ada sebuah karya yang dihasilkan.
Dengan berpikir positif, apapun yang terjadi selalu ada hikmah dibalik hal tersebut. Dan kita bisa belajar banyak dari hikmah yang ada.
7. Mau Mendengar Kritik Dan Saran
Hal lain yang dibagikan Bapak Sigit agar menuai kesuksesan dengan mau mendengar kritik dan saran dari banyak orang.
Belajarlah dari siapapun baik dari teman sejawat, dengan siswa, terlebih dengan para ahli yang sudah teruji. Kosongkan pikiran dan turunkan ego sehingga kita bisa menerima ilmu dari siapapun
Menurut Bapak Sigit, untuk sukses kita jangan angkuh dan merasa paling hebat karena diluar sana banyak orang yang lebih hebat dari kita.
Bagaimana Agar Sukses Dalam Menulis?
Kiat sukses yang dibagikan Bapak Sigit di atas berlaku juga dalam dunia menulis. Belajar lah dari kekurangan yang ada untuk membuat tulisan yang lebih berkualitas.
Jangan menutup diri dari kritik dan saran orang lain saat ia menilai atau memberi masukan atas tulisan yang kita buat. Salah satu contoh yang diterapkan dalam kelas menulis KSGN yakni dengan adanya kegiatan blogwalking.
Dalam menulis, Bapak Sigit juga selalu menggunakan kata - kata sakti Om Jay, "Menulislah setiap hari lihatlah apa yang terjadi".
Agar ide menulis terus ada, seringlah membaca, berbagai pengalaman, berbagi masalah, dan juga sering mengamati karya-karya rekan lain baik lewat media online, blog, dan sebagainya.
Jika kesulitan menemukan ide, tahap awal bisa dengan menerapkan prinsip ATM (amati, tulis, modifikasi). Setelah terbiasa munculkan ide dan gagasan dari masalah yang ada di sekitar kita.
Kesimpulan
Jadi, siapkah kita untuk sukses? Mulai lah belajar dari berbagai kegagalan yang ada dan buktikan bahwa kegagalan memang kesuksesan yang tertunda.
Semoga menginspirasi.
Selalu memukau
ReplyDeleteTerimakasih..sangat menginspirasi 🙏
Resumenya lengkap sekali
ReplyDeleteResume yg bernas. Hanya masukan aja, kata rubah yg baku adalah ubah.
ReplyDeleteIyah bener Bu. Khilaf yang terulang hehe
DeleteWah... Keren ... Pak..
ReplyDeletesangat sistimatik, luwes enak di baca,
Makasih ibu
DeleteLengkap dan informatif
ReplyDeleteTerima kasih
DeleteTerimakasih bapak Sigit tulisannya memotivasi dan menginspirasi sekali, bagi ana sebagai orang baru yg belajar menulis, salam sehat dan sukses selalu bapak Sigit
ReplyDeleteSemangaat ibu
Delete