Laman

Begini Alur Naskah Jadi Buku Di Penerbit Mayor (Bagian 2)


Jagoan Banten
. Seorang penambang emas yang memutuskan berhenti melakukan penggalian, ia akan kehilangan kesempatan mendapatkan emas yang diinginkan. Padahal bisa jadi dua atau tiga galian lagi bongkahan emas itu ditemukan.

Demikian juga saat Andrea Hirata memutuskan untuk berhenti menulis atau menyerah berjuang menerbitkan naskah yang ia buat, maka buku Laskar Pelangi yang best seller itu tidak akan pernah ada.

Peluang akan selalu terbuka bagi siapapun yang terus berusaha dan tidak memutuskan untuk berhenti berjuang. Termasuk para penulis pemula yang ingin bukunya bisa diterbitkan oleh penerbit mayor.

Andrea Hirata bukanlah penulis terkenal sebelum Laskar Pelangi. Tidak ada jejak yang bisa diamati penerbit saat mengajukan naskahnya untuk diterbitkan. Tapi lihatlah, buku itu menjadi best seller. 

Apa yang terjadi dengan Andrea Hirata dapat dijadikan motivasi untuk terus menulis. Ingat, keajaiban itu selalu ada. Tidak semua yang terjadi serta merta hasil desain manusia. 

Link And Match

Mengapa naskah di tolak penerbit? Pada tulisan sebelumnya sudah diuraikan bahwa sebuah naskah akan diterbitkan atau tidak didasarkan pada beberapa kriteria mulai dari redaksional, peluang pasar, keilmuan dan populeritas penulis.

Bobot paling besar diberikan pada peluang  potensi pasar. Bagaimana pun penerbit merupakan bagian dari industri, profit tujuan utamanya. Sebuah naskah yang dianggap tidak akan memberi keuntungan secara finansial, tentu akan sulit untuk bisa diterbitkan.

Pertimbangan lain yaitu tema atau topik tulisan. Jika tema tidak populer dan di tulis oleh penulis tidak populer, kemungkinan naskah itu diterbitkan oleh penerbit mayor sangat kecil. Pasar pasti tidak terlalu menyukai buku seperti itu.

Untuk mengetahui sudut pandang penerbit tentang pertimbangan bagaimana suatu naskah buku bisa diterbitkan, berikut pemaparan dari Manajer Operasional Penerbit Andi, Edi S. Mulyanta.

Penerbit Andi merupakan salah satu penerbit mayor di Indonesia. Penerbit ini mentargetkan 500 judul buku setiap tahun. Untuk menentukan buku yang akan dicetak, penerbit melakukan hal sebagai berikut.

Pertama dengan mengamati trend konten buku yang tersebar di pasar. Sebagai manajer operasional, Pak Edi akan mengamati topik-topik populer dan kemudian membuat resume sebagai bahan pertimbangan. 

Setelah resume selesai, berikutnya dilakukan pemetaan pesaing untuk melihat peluang lebih jauh. 

Jika resume sudah jadi dan peluang persaingan kecil, langkah berikutnya akan mencari penulis-penulis yang berpotensi memiliki kemampuan menulis sesuai kriteria pada pemetaan resume di atas. 

Sudut pandang penerbit kadang tidak selalu sama dengan sudut pandang penulis. Penerbit hanya mempelajari suatu topik dari trend history yang ada. Sedangkan penulis biasanya lebih jeli dengan perubahan yang terjadi.

Semisal saat pemerintah menerbitkan kurikulum baru, penulis yang mengetahui perubahan tersebut segera menulis naskah buku sesuai kurikulum baru. Namun penerbit belum memiliki data histori apapun tentang kurikulum tersebut. 

Dalam hal ini perlu ada komunikasi antara penulis dengan penerbit agar terjadi link and match antara data histori dengan trend ke depan. 

Penulis akan memiliki idealisme tersendiri dalam membuat tulisannya, begitu juga dengan penerbit. Penulis memerlukan media untuk bisa menerbitkan bukunya, dan penerbit solusinya. Namun saat idealisme penulis dan penerbit berbeda, akan sulit buku itu bisa diterbitkan.

Pada kondisi tertentu sudah sangat wajar jika penulis mengambil sudut pandang penerbit agar naskahnya diterima. 

Dan setiap penerbit tentu memiliki sudut pandang masing-masing. Inilah yang secara alamiah menyebabkan segmentasi penerbit dalam kemampuan menilai materi tulisan dan target penjualannya.

Segmentasi yang ada menjadi keuntungan bagi penulis karena ia bisa memiliki banyak pilihan penerbit untuk naskah yang ia buat.

Untuk bisa menentukan penerbit yang cocok dengan naskah yang dibuat, penulis bisa mencari berbagai penerbit yang ada di Indonesia dengan melihat daftar keanggotaan penerbit semisal di Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). (Daftar penerbit anggota IKAPI bisa dilihat di https://www.ikapi.org/anggota-ikapi/)

Lakukan pengamatan tentang trend histori buku yang diterbitkan oleh calon penerbit yang dituju untuk bisa menilai apakah naskah kita masuk ke dalam kategori penerbit tersebut.

Organisasi Penerbit

Secara umum penerbit dibagi ke dalam dua kelompok besar. Pertama penerbit yang berorientasi profit dan kedua bersifat non profit.

Penerbit berorientasi murni untuk mencari keuntungan biasanya akan tergabung ke dalam Organisasi Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Sedangkan penerbit yang lebih memperhatikan kualitas konten bergabung ke dalam Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi (APTI).

Perbedaan antara IKAPI dan APTI dapat digambarkan pada tabel berikut :
IKAPI APTI
Secara hukum boleh mengeluarkan ISBN dibawah Perpustakaan Nasional Secara hukum boleh mengeluarkan ISBN dibawah Perpustakaan Nasional
Murni mencari keuntungan finansial Mementingkan kualitas terbitan berdasarkan kaidah keilmuan
Jenis buku yang diterbitkan beragam dan mudah diterima di masyarakat Target buku yaitu civitas akademika yang menekankan pada Tri Darma Perguruan Tinggi
Jumlah anggota mencapai 1000 yang dibagi kedalam penerbit mayor dan minor Jumlah anggota tidak terlalu banyak dan biasanya berbasis lembaga perguruan tinggi


Bagaimana Agar Penerbit Mengenali Tulisan Kita?

Untuk meyakinkan penerbit apakah materi naskah kita layak untuk dibaca dan dikonsumsi sejumlah besar calon pembaca, maka kita harus memberi petunjuk atau informasi yang lengkap kepada penerbit. 

Informasi mengenai naskah itu dibuat dalam bentuk proposal yang memuat :

1. Judul Utama
Bukan suatu masalah jika judul sama dengan penulis-penulis lain. Yang akan membedakan tulisan satu dengan yang lain biasanya tergambar pada sub judul.

2. Sub Judul
Sub judul ditulis jika dianggap perlu untuk memperjelas judul utama agar terlihat perbedaannya dengan tulisan lain.

3. Outline
Dibuat lengkap dalam bentuk bab per bab dan sub bab yang disusun secara hierarki.

4. Target Pasar
Menguraikan segmentasi pasar yang hendak dituju dari tulisan atau naskah yang dibuat semisal apakah tulisan untuk siswa, untuk guru, untuk remaja, atau untuk masyarakat umum dan lain sebagainya.

5. Curriculum Vitae
Ditulis dalam bentuk narasi yang menjelaskan latar belakang penulis termasuk kepakaran dalam bidang tertentu sehingga penerbit akan mudah menentukan segmen pasar yang dituju.

6. Contoh Bab
Ini akan berguna bagi editorial untuk melihat gaya penulisan serta pilihan diksi yang digunakan. Pemilihan kalimat aktif akan lebih disenangi penerbit dibanding kalimat pasif karena lebih memiliki kekuatan.

Dalam perjalanannya proposal yang sudah dikirim akan ditelaah oleh editor atau redaktur penerbit. Mereka akan memperlakukan proposal ini layaknya naskah atau buku yang akan terbit.

Setiap penerbit akan memberikan perlakuan yang sama terhadap proposal yang dibuat karena sudah terstandar dalam perundangan.

Salah satu tahapan dalam mereviu proposal atau naskah buku adalah menilai tingkat plagiasi oleh editor bahasa. 

Penilaian plagiasi meliputi teks dan gambar. Untuk naskah non fiksi, sumber teks dan gambar harus dicantumkan dengan jelas. Sedangkan untuk fiksi tidak ada kewajiban mencantumkan sumber.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan aplikasi atau secara manual. Hasilnya berupa derajat plagiasi.

Jika derajat plagiasi di atas ambang wajar, penerbit akan mengembalikan naskah tersebut untuk direvisi.

Untuk melengkapi proposal yang dikirim, tidak kalah penting membuat resume, abstrak dan sinopsis yang akan ditampilkan dibelakang buku. Bagian ini jangan diserahkan kepada penerbit karena mereka belum tentu menguasai secara detail konten materi.

Setelah naskah buku dinyatakan diterima, untuk meningkatkan daya jual buku maka diperlukan endorsement dari tokoh yang mumpuni atau dikenal masyarakat luas. Bisa pejabat publik, artis, ulama dan lain sebagainya yang memiliki pengikut atau follower banyak.


Membedakan Penerbit Mayor Dan Minor Dengan ISBN


Nomor ISBN (International Standar Book Number) pasti akan mudah kita temukan pada buku-buku yang diterbitkan baik oleh penerbit mayor atau pun minor seperti gambar di atas. 

Penomoran tersebut ternyata bukan tanpa maksud. Angka-angka yang terdapat pada ISBN menunjukan identitas buku terdiri dari judul, penerbit dan kelompok penerbit termasuk juga jumlah yang berhasil diterbitkan. 

Perhatikan gambar struktur ISBN di bawah ini!


Dari gambar di atas diketahui bahwa ISBN dibagi menjadi 5 bagian. 

Bagian pertama merupakan prefix element. Bagian ini merupakan angka yang mewakili kode negara asal yang dibuat oleh EAN International. Misal Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia kodenya 978.

Bagian kedua merupakan group identifier. Kode pada bagian ini menunjukan dimana buku diterbitkan dan menggunakan bahasa apa. Untuk negara Indonesia kode default 602.

Bagian ketiga registrant element atau kode penerbit. Sebagai contoh buku di atas memiliki kode penerbit 434 atau diterbitkan oleh Penerbit Erlangga. Semakin kecil registrant element, menunjukan bahwa buku diterbitkan oleh penerbit mayor dengan skala terbitan yang besar.

Bagian keempat memuat publication element atau jumlah produksi dalam kurun waktu tertentu. Semakin besar angka pada bagian ini berarti bahwa buku sudah diproduksi sebanyak itu dan akan memberi petunjuk pula bahwa buku diterbitkan  oleh penerbit mayor. Jika buku diterbitkan oleh penerbit indie, bisa jadi angka ini hanya terdiri dari satu atau dua digit saja.

Bagian kelima yaitu check digit. Bagian ini menunjukan angka pemeriksa atau validasi ISBN.

Dengan hanya melihat struktur ISBN yang dicantumkan dalam buku, maka identitas buku akan mudah dikenali termasuk membedakan apakah buku tersebut diterbitkan oleh penerbit mayor atau oleh penerbit minor. Jika jumlah terbitan menunjukan angka minimal tiga digit pada publication element maka sudah dipastikan itu penerbit mayor.

Demikian tulisan tentang bagaimana alur naskah menjadi buku pada penerbit mayor. 

Tulisan bagian dua ini merupakan resume dari pemaparan Bapak Edi S. Mulyanta selaku Manajer Operasional Penerbit Andi.

Profil lengkap Bapak Edi S. Mulyanta sebagai berikut :


Jika teman Jagoan Banten ingin ikut menerbitkan naskahnya pada Penerbit Andi bisa melalui email naskahandi@gmail.com

Semoga bermanfaat.

5 comments:

  1. Lengkap sekali resumenya semua termuat

    ReplyDelete
  2. Mantap, resume.lengkap, informatif dan tampilan juga bagus

    ReplyDelete
  3. keren tulisannya

    ReplyDelete
  4. Paragrafnya singkat, enak dibaca, pendahuluannya bagus dan memotivasi. Semangat!

    ReplyDelete
  5. Resumenya sangat jelas dan informatif bagi yg mau menerbitkan buku

    ReplyDelete