Menulis buku kisah sendiri? Wahhh siapa diri ini. Rasa-rasanya tak akan ada yang mau membaca buku yang saya buat jika menceritakan kehidupan sendiri.
Kebanyakan dari kita mungkin akan berpikir hal yang sama. Seolah tidak ada hal yang pantas untuk diceritakan dari hidup kita. Dan ini menjadikan kita tidak begitu percaya diri membuat buku yang memuat kisah perjalanan hidup kita atau yang biasa dikenal dengan buku autobiografi.
Tapi tunggu dulu, menurut Suparno, S.Pd. M.Pd, walau kita bukan orang terkenal atau publik figur, kita tetap bisa menulis buku autobiografi.
Jangan fokus pada siapa yang akan baca buku kita, tapi fokus apa yang bisa kita bagikan dari perjalanan hidup kita.
Bahkan pemulung sekalipun, bisa saja ia menulis kisah hidupnya. Kenapa? Karena tidak semua orang menjadi pemulung dan mungkin banyak orang yang ingin tahu rasanya bagaimana jadi seorang pemulung.
Jadi apapun profesi kita, siapapun kita, tidak ada salahnya membuat buku autobiografi agar orang lain bisa belajar dari kisah hidup kita.
Terdapat beberapa keuntungan menulis autobiografi menurut Suparno, S.Pd. M.Pd antara lain :
Pertama, buku autobiografi akan menjadi sebuah buku sejarah tentang kehidupan kita yang bisa melampaui umur penulis dan menjadi kisah anak cucu kita kelak dari generasi ke generasi.
Kedua, pengalaman baik yang pernah dilakukan bisa menjadi inspirasi pembacanya sehingga jika ia melakukan hal yang sama, maka akan menjadi amal jariah yang tidak pernah putus.
Ketiga, dalam menulis buku autobiografi tentu kita ingin dikenang sebagai seorang yang penuh prestasi, bukan hal buruk yang nanti dibagikan. Ini jadi motivasi untuk terus berprestasi.
Keempat, semua kenangan baik akan terlupakan seiring waktu berjalan. Maka akan lebih baik menulisnya agar semua tetap bisa di kenang.
Lalu, bagaimana mulai menulis buku autobiografi?
Ya dengan memulai menulis. Tulis saja apa yang mau kita tulis tentang hidup kita.
Nah, jika bingung, cara termudah menurut Suparno, dengan membaca buku biografi atau autobiografi orang lain. Dari situ akan ditemukan bagaimana suatu kisah dimulai.
Demikian juga dengan gaya penulisan. Walau sebenarnya dalam perjalanannya, gaya itu akan ditemukan dengan sendirinya.
Langkah selanjutnya membuat outline apa saja yang akan di ceritakan di dalam buku autobiografi tersebut.
Outline ini dilengkapi jadwal kapan harus diselesaikan agar disiplin menyelesaikan tiap poin dari outline sehingga buku akan selesai sesuai jadwal.
Jika tulisan sudah selesai dibuat, selanjutnya lakukan swasunting alias edit mandiri. Akan lebih baik jika hasil swasunting tersebut dibaca oleh teman atau orang lain untuk diberikan komentar lebih lanjut dalam melakukan perbaikan.
Jika sudah selesai menjadi naskah buku jadi, segera kirimkan buku tersebut ke penerbit.
Oia, buku autobiografi tidak perlu dilengkapi dengan daftar pustaka karena buku ini hanya berupa pengalaman pribadi penulis yang tidak mengambil dasar dari buku lain.
Selain itu, menulis buku autobiografi relatif lebih mudah dibanding menulis buku fiksi. Buku autobiografi hanya menuliskan yang pernah dialami, sedangkan buku fiksi butuh imajinasi lebih pada sesuatu yang belum pernah dialami penulis.
Jadi, siapkah kita menginspirasi orang lain melalui buku autobiografi yang kita buat? Kalau iya, mulai menulis dari sekarang.
Semoga bermanfaat..
Autobiografi...
ReplyDeleteSuka gak percaya diri untuk menulisnya, minus prestasi sih đđđ
Sukses terus Pak
Tulisan yg padat berisi
ReplyDeleteyuk buat buku biografi. Semangat
ReplyDelete