Jika Air Hujan Berasal Dari Laut, Mengapa Air Hujan Tidak Asin?

Mengapa air hujan tidak asin?

Jagoan Banten. Berdasarkan catatan yang ada, 71 % permukaan bumi ditutupi oleh air, sedangkan sisanya 29 % merupakan daratan. Dengan adanya siklus air, volume air tersebut tidak pernah berubah.

Perubahan terjadi hanya pada bentuk air yang mengalami penguapan, kondensasi, pembekuan dan sebagainya akibat adanya siklus air. 

Siklus air menggambarkan bagaimana proses perjalanan air dan berubah dalam beberapa bentuk. Air yang diturunkan dari hujan sebagian menyerap ke bumi, ada yang menguap akibat panas matahari dan sisanya mengalir ke laut. 

Air yang terkumpul dilaut mengalami penguapan akibat panas matahari. Uap air berkumpul di atmosfer yang kemudian menjadi titik - titik air dan terbawa angin ke daratan. 

Saat kumpulan titik air mencapai volume dan bobot tertentu, air itu akan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju, hujan es dan salju, dan hujan gerimis atau kabut.

Siklus akan mengulang ke awal dimana air akan kembali mengalir ke laut, menguap, terbawa angin, dan jatuh ke bumi dalam bentuk hujan. 

Begitu seterusnya tanpa henti dengan pemanasan air laut oleh matahari sebagai kunci dari siklus hidrologi (air) tersebut. Silahkan pelajari tentang siklus air pada sumber yang lain. 

Jika kunci siklus air merupakan pemanasan air laut oleh matahari yang menyebabkan air laut menguap ke atmosfer dan pada akhirnya berubah menjadi hujan, mengapa air hujan tidak asin seperti halnya air laut?

Walau benar air hujan berasal dari laut, namun saat pemanasan air laut oleh matahari, penguapan yang terjadi hanya pada air, tidak dengan garamnya. 

Hal ini terjadi karena massa jenis garam lebih berat dari air sehingga garam tersebut tertahan dilaut. Itulah mengapa air hujan rasanya tawar.

1 comment: