Perjalanan ke Gunung Karang dan Labuan Banten



Perjalanan ini kami lakukan pada bulan ramadhan kemarin. Tidak seperti perjalanan sebelumnya, kali ini kami melakukan perjalanan berenam karena masbro Ade dan bang Nurmin juga ikut.
Ba’da dzuhur, hari senin tanggal 21 Juli 2014, kami pun berangkat menuju tempat yang direncanakan, yaitu Puncak gunung Karang dan Labuan pandeglang. 

gunung karang
Gunung karang merupakan salah satu gunung berapi yang berada di popinsi Banten. Dengan ketinggian 1778 mdpl, gunung ini lebih terkenal dengan wisata ziarahnya yaitu wisata ziarah petilasan Ki Jaga Raksa, sesepuh kerajaan Banten yang terletak di Desa Kaduengang. Selain makam ki Jaga Raksa, di tempat ini juga terkenal karena terdapat sumur tujuh yang konon katanya kita bisa memanjatkan permohonan ditempat ini. Untuk mencapai puncak gunung ini, kita tidak perlu susah payah berjalan kaki karena sudah terdapat akses jalan ke puncak gunung. 
Dalam perjalanan menuju puncak gunung karang, kami mengambil rute yang melalui gerbang Yonif Badak Putih (dekat pasar Pandeglang). Terdapat dua jalur di tempat ini, satu jalur masuk ke Yonif BP, sedangkan jalur lain menuju ke arah pemakaman KH. Dimyati. Nah kami mengambil rute yang ke arah makam tersebut. Cukup mengikuti jalur tersebut, dan setelah melewati makam kh. Dimyati, lurus terus, sampai menemukan pertigaan jalan raya. Disini kami mengambil jalur sebelah kanan. 
tugu Yonif 320 Badak Putih - Pandeglang
Setelah hampir tiga puluh menit melakukan perjalanan, akhirnya kami tiba di Desa Kaduengang. Ini lah puncak dari gunung karang. Dari tempat ini, kita bisa melihat bagaimana kota Serang dan sekitarnya dari ketinggian. Subhanaallah, indah sekali. Kami pun beristrihat sejenak, sambil mengirup udara segar.  Oia, dalam perjalanan kami kali ini memutuskan untuk tidak mengunjungi sumur tujuh. Kami hanya beristirahat di Kaduengang.
Di ketinggian lebih dari 1500 mdpl - Desa Kaduengang
Sayang pake kamera jelek, coba bagus, indah banget melihat dari ketinggian, subhanallah

Setelah puas menikmati puncak gunung Karang, perjalanan kami lanjutkan. Kami menuruni gunung dengan menggunakan jalur yang berbeda. Jalur ini menuju Ciomas. Sungguh berat jalur yang harus kami lalui. Betapa tidak, dengan kemiringan rata-rata 45 derajat, dengan jalan yang belum diaspal (batuan kecil), memaksa kami untuk tidak melepas rem dari genggaman kami. Puluhan kilometer kami menahan pedal rem kami. Sampai – sampai tangan terasa sakit. 
jalan berbatu yang harus kami lewati
Setelah melewati medan yang sulit, akhirnya kami mnemukan jalan yang beraspal. Ternyata kami sudah sampai di Ciomas. Kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju ke arah Mandalawangi, Pandeglang. Sesampainya ke Pandeglang, kami berbelok ke arah sebelah kanan, menuju Labuan. Sekitar pukul 16.30, kami pun tiba di pasar Labuan. Sejenak kami beristirahat di sebuah masjid, untuk menunaikan kewajiban kami.
Setelah beristirahat, kami melanjutkan perjalanan kami. Jujur saja, ditempat ini kami tidak tahu akan menuju kemana. Dari awal memang kami berniat ingin mengeksplore tempat yang belum pernah kami kunjungi. Akhirnya kami mencari cari tempat yang bagi kami masih asing. Dan kami pun tiba di sebuah tempat pelelangan ikan. Ditempat ini, banyak orang yang memancing karena memang letaknya persis dibibir pantai. Hmmm, indah sekali melihat tempat eksotis seperti ini.

Setelah puas berada ditempat pelelangan, perjalanan kami lanjutkan kembali ke arah pasar Labuan. Dari arah pasar tersebut, kami masuk ke sebuah perkampungan, entah kampung apa namanya. Dari perkampungan tersebut kami berhasil mencapai pantai. Pantai yang dipenuhi batuan karang, dengan air yang sangat jernih. Kami pun beristirhat kembali dipantai tersebut sambil menunggu magrib untuk berbuka. 

magrib di Labuan Pendeglang
Setelah puas berada ditempat tersebut, kami memutuskan untuk segera mengisi perut kami yang sudah keroncongan. Dipasar labuan, kami menemukan warung kecil yang berjualan ikan bakar. Kami pun memesan ikan bakar. Hmmmm, aroma ikan bakar yang segar membuat makan kami begitu lahap. Ditambah stamina kami yang sudah mulai drop.
Setelah makan, kami memutuskan untuk pulang. Kali ini jalur yang kami lewati adalah jalur yang berbeda ketika kami berangkat. Kami pulang melalui pandeglang. Sesampainya dialun-alun pandeglang, kami kembali istirahat, minum kopi dan bercanda-canda. Tampak disekeliling kami muda mudi yang sedang bercengkrama.
Puas beristirahat di tempat tersebut, kami melanjutkan perjalanan pulang. Dan alhmadulillah akhirnya kami pun pulang dengan selamat. Ketika melirik jam, ternyata sudah menunjukan pukul 22.00. hmmm, perjalanan yang melalahkan, tapi bagi kami ini sangat mengasikan. Kebersamaan yang mungkin tidak bisa kami lupakan. Sampai ketemu lagi diperjalanan berikutnya sobat. Jangan kapok yah melakukan ekpedisi tidak jelas seperti ini. hehehe..