Lirik lagu di atas pasti terinspirasi dari sebuah perjalanan. Apa yang dilihat dan dialami direpresentasikan dalam sebuah lirik lagu.
Ya, namanya manusia pasti bergerak dan terus bergerak. Perpindahan dari satu posisi ke posisi lain inilah yang kemudian kita sebut sebagai perjalanan.
Perjalanan itu suatu keniscayaan. Dari kamar ke kamar mandi, dari kamar ke dapur, terus ke luar rumah, ke tempat kerja dan sebagainya. Itu semua merupakan bentuk perjalanan.
Namun arti kata perjalanan seolah mengalami penyempitan makna menjadi sebuah aktivitas berpergian jarak jauh untuk sebuah tujuan tertentu semisal bisnis atau travel.
Banyak aktivitas yang dilakukan dari sebuah perjalanan, mulai dari menyiapkan bekal, memilih cara (kendaraan) menuju tempat tujuan, aktivitas selama dalam perjalanan atau aktivitas saat sampai ditempat tujuan serta banyak lagi.
Selain aktivitas, perjalanan tersebut akan disuguhi berbagai situasi semisal kondisi cuaca, kenyamanan berkendara, pemandangan yang dilihat, situasi tempat menginap, peristiwa yang dialami dan lain sebagainya.
Seperti halnya Ebiet G. Ade yang menciptakan lirik lagu dari sebuah perjalanan, kita pun bisa membuat tulisan menarik dari berbagai aktivitas, peristiwa atau situasi yang kita temui selama perjalanan menjadi sebuah buku yang menarik.
Inilah yang dilakukan oleh salah satu narasumber pelatihan menulis Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), Bapak Taufik Hidayat, S.E, S.Si, M.Si. Ia merupakan seorang penulis sekaligus seorang traveler.
Tulisan - tulisan yang ia buat seputar kisah-kisah perjalanan yang ia lakukan. Begitu banyak cerita dibalik perjalanan tersebut ia tuangkan dalam tulisan dan hasilnya beberapa buah buku yang menarik.
Berikut beberapa buku yang berhasil ia tulis.
- Mengembara Ke Masjid - Masjid Pelosok Dunia (Peniti Media, 2015)
- 1001 Masjid Di 5 Benua (Mizan, 2016).
- Jejak Langkah Menuju Baitullah. Jilid 1 - 3 (2020)
- Tamasya Ke Masa Depan. Jilid 1- 2 (2020)
Selain buku, Pak Taufik juga aktif menulis kisah perjalanannya diberbagai media seperti majalah, media online, dan juga blog.
Merupakan hal wajar jika Pak Taufik mampu menerbitkan buku - buku perjalanan karena selama ini ia sudah melakukan perjalanan ke lebih dari 70 negara di lima benua.
Perjalanan tersebut lebih terkait erat dengan profesinya sebagai seorang dosen pada sekolah penerbangan.
Berbagai aktivitas, peristiwa dan situasi yang ia temukan dikemas dalam sebuah tulisan menarik. Pembaca diajak melihat, mendengar, dan merasakan apa yang dialami Pak Taufik selama perjalanannya.
Dibutuhkan kepiawaian dalam menulis kisah perjalanan menjadi sebuah tulisan menarik. Pak Taufik yang seorang lulusan pasca sarjana Universitas Indonesia tentu memiliki kemampuan ini.
Karena kepiawaiannya dalam menulis, pembaca seolah diajak melihat langsung apa yang dilihat, didengar dan dirasakan Pak Taufik selama perjalanan tersebut.
Dan memang inilah tujuan Pak Taufik membagikan karya berupa tulisan atau foto agar penikmatnya bisa ikut merasakan dan mengambil hikmah bahwa dunia begitu luas. Jangan seperti katak dalam tempurung.
Mulai Dari Mana?
Ingat beberapa resume sebelumnya? Iyah apapun bisa dijadikan bahan tulisan. Kalau kata Sang Wartawan Bangkotan, Nur Terbit, rumusnya 3D. Apa yang dialami, disukai dan dikuasai merupakan bahan tulisan yang menarik.
Perjalanan yang kita alami pun demikian. Entah itu perjalanan bisnis atau hanya sekedar travelling, semua bisa jadi bahan tulisan.
Untuk memulai menulis kisah perjalanan, menurut Bapak Taufik, yang pertama dilakukan dengan menentukan apa yang akan ditulis.
Jika mengenai sebuah tempat atau bangunan, amati dan ambil foto momen objek tersebut. Termasuk situasi lingkungan dan kondisi cuaca saat pengamatan berlangsung.
Berikutnya dengan mengumpulkan informasi tambahan baik dengan membaca penjelasan di papan informasi, bertanya pada guide atau warga lokal, atau mencari sejarah tempat atau bangunan tersebut di internet.
Jadi sebelum melakukan perjalanan usahakan mengenal budaya, kebiasaan, sejarah dan bahasa tempat yang dituju terlebih dahulu agar lebih mudah pada saat dilokasi tujuan.
Informasi yang terkumpul kemudian direpresentasikan menjadi tulisan. Akan lebih baik tulisan tersebut bersifat deskriptif sehingga pembaca diajak seolah berada ditempat dimana objek tulisan itu berada.
Tulisan disajikan dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti. Lebih menarik jika tulisan disisipi bahasa lokal tempat yang dikunjungi.
Membuat Buku Dari Perjalanan
Butuh banyak informasi sebagai bahan tulisan dari kisah perjalanan yang kita lakukan untuk bisa menjadi sebuah buku.
Jika hanya mengunjungi satu objek dan ingin membuat buku hanya dari satu objek tersebut, bisa saja dilakukan. Tapi kita harus sanggup mengumpulkan banyak informasi ke dalam tulisan sehingga layak disebut buku.
Konsekuensinya dengan melakukan penelitian mendalam serta waktu yang lebih lama berada di satu objek yang akan jadi bahan tulisan buku tersebut.
Berbeda halnya jika mengunjungi banyak tempat, membuat tulisan untuk masing-masing objek, dan tulisan-tulisan itu dikumpulkan menjadi satu untuk dijadikan buku. Tentu ini relatif lebih mudah.
Walau cara ini juga membutuhkan waktu yang relatif lama, tapi mudah dalam penyusunan sebuah buku karena hanya mengumpulkan tulisan tercecer dari beberapa objek yang dikunjungi.
Ini yang dilakukan Pak Taufik semisal dalam menulis buku 1001 Masjid Di Lima Benua. Perjalanannya ke masjid-masjid yang ia kunjungi dikemas menjadi sebuah tulisan berupa artikel.
Karena masjid yang dikunjungi banyak dan setiap masjid mempunyai cerita sendiri, maka artikel tentang masjid-masjid tersebut dikumpulkan menjadi satu dan jadilah sebuah buku.
Beberapa langkah di atas relatif mudah jika kita konsisten menulis. Semakin banyak perjalanan yang dilakukan, semakin banyak bahan untuk tulisan. Dan semakin mudah menerbitkan sebuah buku dari kisah-kisah perjalanan itu.
Jadi yang memiliki hobi traveling, ayo bagikan kisahnya agar orang tahu bahwa dunia ini luas dan penuh dengan keragaman.
Semoga menginspirasi.
Mantaaap pisan yeuh...
ReplyDeleteCuma Bu Tini aja yang selalu bersemangat dalam blogwalking hehe
Deletediantos atuh bapak ka blogna urang Bandung..
ReplyDeleteSiap ibu..abdi segera meluncur ke Bandung hehe
Delete