Apakah Perlengkapan Ibadah Muslim Di Indonesia Berasal Dari Kebudayaan Islam Di Arab?

Sholat

Jagoan Banten. Beberapa orang mempermasalahkan tasbih ketika digunakan untuk dzikir. Alasannya itu bukan bagian dari kebudayaan Islam dan tidak di contohkan oleh nabi. Selain itu penggunaan tasbih identik digunakan pada agama tertentu selain Islam.

Dari hal ini saya jadi penasaran, apakah perlengkapan lain yang biasa digunakan muslim Indonesia saat beribadah berasal dari kebudayaan Islam atau justru bagian dari kebudayaan lain yang berpadu (akulturasi) dengan kebudayaan Islam. 

Berikut akan kita uraikan sejarah singkat perlengkapan yang digunakan seorang muslim Indonesia saat beribadah.

1. Penutup Kepala Pria Muslim


Peci hitam

Penutup kepala yang biasa digunakan muslim di Indonesia saat beribadah untuk laki-laki umumnya menggunakan peci atau kopiah beludru berwarna hitam. 

Peci yang identik dengan Soekarno ini ternyata bukan bagian dari kebudayaan Islam pada masa nabi Muhammad SAW. Peci merupakan kebudayaan Melayu. 

Sejarah peci di Indonesia sendiri merupakan adaptasi dari mahkota yang digunakan raja Majapahit terakhir Brawijaya V yang disebut dengan kuluk. Dan pada perkembangannya, peci ini umum digunakan oleh orang Melayu sebagai penutup kepala. 


Selanjutnya, peci berkembang di Indonesia tidak hanya sebagai simbol agama, juga simbol nasionalisme. Artinya peci sebagai simbol agama merupakan hasil dari akulturasi antara budaya lokal dengan budaya Islam.

2. Baju Koko


Baju koko


Baju koko merupakan hasil adopsi warga Betawi dari baju sehari-hari pria Tionghoa yang disebut baju tui khim. Baju koko mulai dikenal Indonesia saat bangsa Tionghoa berniaga ke Indonesia. 

Dengan demikian, baju tanpa kerah ini bukan berasal dari kebudayaan Islam. Tapi pada perkembangannya baju warga Tionghoa ini diadopsi menjadi busana wajib pria muslim di Indonesia. 

Penggunaan koko sebagai busana pria muslim mulai marak sejak tahun 1980. Saat itu warna dominan baju koko yaitu putih. Namun sekarang baju koko lebih banyak pilihan warna dan variasai model. 

3. Mukena


Mukena


Baju wanita khas Jawa yakni kemben berupa kain panjang yang dililitkan ke tubuh sehingga tidak seluruh anggota tubuh tertutup. Bagian dada atas hingga kepala tidak tertutup. Hal ini tidak sejalan dengan prinsip Islam yang mewajibkan wanita menutup aurat. 

Wanita dengan kemben

Dalam hal ini terjadi benturan budaya lokal dengan syariat Islam. Walisongo sebagai penyebar agama Islam di Indonesia melakukan kompromi untuk mencari solusi akan hal itu. 

Budaya yang sudah lama melekat belum bisa di ubah. Kesepakatan yang dihasilkan yakni perempuan masih bisa menggunakan busana biasa dalam kehidupan sehari-hari, namun pada saat shalat harus menggunakan pakaian tambahan untuk menutup seluruh aurat. 

Maka dari sini munculah mukena. Mukena yang digunakan wanita muslim di Indonesia tidak sama dengan busana yang digunakan negara lain karena mukena merupakan produk akulturasi budaya lokal dengan Islam.

4. Sarung


Sarung

Sarung mulai ada sejak jaman ke 14 saat dibawa pedagang Arab dan India. Sarung sendiri berasal dari Yaman yang di sebut futah. 

Di dunia Arab, sarung bukanlah pakaian yang diidentikan untuk ibadah seperti sholat. Bahkan di Mesir sarung dianggap tidak pantas dipakai ke Masjid. Di Mesir, sarung berfungsi sebagai baju tidur dan hanya digunakan saat tidur. 

Berbeda halnya dengan di Indonesia, sarung menjadi ciri khas pria muslim saat akan melaksanakan ibadah semisal sholat ke Masjid. 

5. Sajadah


Sajadah

Kata sajjadah berasal dari bahasa Arab yang berarti masjid atau sujud. Sajadah berarti alas yang digunakan untuk sujud. 

Alas yang digunakan Nabi Muhammad SAW saat sholat yaitu 'khumrah', tikar yang terbuat dari daun palem. Dalam sejumlah riwayat juga disebutkan bahwa Rasulullah SAW terkadang sholat di atas sajadah dari tikar.

Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Maimunah RA, ia berkata, "Pada saat Rasulullah SAW sholat, saya sedang haid berada sejajar dengan beliau. Ketika bersujud, kadang-kadang kain beliau menyentuh badan saya dan beliau sholat di atas sajadah dari tikar." (HR Al Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud). 

Dalam hadits lain, yang diriwayatkan dari Al-Mughirah ibn Syu'bah RA, "Nabi SAW Sholat di atas tikar dan sajadah dari kulit yang telah disamak." (HR Abu Dawud) 

Sajadah awalnya merupakan jenis karpet yang diproduksi di daerah Asia Tengah dan Asia Barat. Musafir Muslim asal Maroko yang berkelana ke berbagai pelosok dunia pada abad pertengahan, Ibnu Batutah, dalam kitabnya, mengatakan bahwa orang-orang pinggiran di Kairo, Mesir, telah terbiasa keluar rumah untuk melaksanakan sholat Jumat. 

Para pembantu mereka biasanya membawakan sajadah yang terbuat dari pelepah-pelepah pisang dan menghamparkannya untuk keperluan sholat mereka.

Pada masa Ibnu Batutah ini, penduduk Makkah melaksanakan sholat di masjid jami menggunakan sajadah. 

Sajadah masuk ke Indonesia seiring dengan kedatangan Islam di Indonesia. Dalam perkembangannya, jenis sajadah yang digunakan pun beragam. Mulai dari jenis karpet, kain dan sebagainya. Termasuk mirhab atau motif di atas permukaan sajadah tersebut pun mengalami evolusi. 

6. Tasbih


Tasbih

Sumber pasti yang menyebutkan asal tasbih belum ada. Namun diyakini tasbih digunakan sebelum agama Islam ada. Tasbih biasa digunakan pada ajaran agama Hindu dan Budha. 

Umat Hindu biasa menggunakan biji tasbih untuk menghitung ritualnya, sehingga menghitung dzikir dengan tasbih diyakini sebagai inovasi dari orang Hindu (India) skete Brahmana sampai kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Tasbih digunakan penganut agama lain

Dalam Islam, tasbih juga digunakan untuk berzikir. Biasanya biji tasbih yang oleh orang Arab disebut beragam nama mulai subhah, misbahah, tasaabih, dan nizam dibuat sebanyak 99 buah yang melambangkan Asmaul Husna. Namun ada pula tasbih yang dibuat sebanyak 33 atau 11 buah.

Karena inilah terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai penggunaan tasbih dalam berzikir. Ada ulama yang mengharamkan, ada pula yang menyebutnya makruh dan juga mubah. 

Pendapat yang menentang penggunaan tasbih menyatakan bahwa penggunaan tasbih tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. 

Nabi Muhammad SAW hanya menggunakan jari tangan saat berdzikir. Selain itu, penggunaan tasbih dianggap meniru kebiasaan dari agama lain. 

Sedangkan yang membolehkan penggunaan tasbih karena mengambil kisah dari istri nabi Shafiyah Binti Huyay yang menggunakan biji kurma dan kisah Abu Hurairah yang menggunakan kerikil dalam berdzikir. Namun hadist ini bersifat dhaif. 


Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perlengkapan ibadah yang digunakan masyarakat Indonesia tidak semuanya hasil dari kebudayaan Islam di Arab, namun ada pula hasil akulturasi dengan kebudayaan lain atau lokal. 

Peci dan mukena merupakan akulturasi dengan budaya lokal, sedangkan baju Koko merupakan akulturasi dengan kebudayaan Tionghoa. Begitu pula dengan tasbih yang merupakan akulturasi dari ajaran agama lain. Dan sarung berasal dari Yaman yang oleh orang Mesir justru dijadikan perlengkapan tidur. Kecuali sajadah memang berasal dari daerah Arab. 

Setelah membaca ini, silahkan simpulkan sendiri tentang boleh tidaknya penggunaan beragam perlengkapan shalat yang biasa digunakan tersebut karena beberapa diantaranya bukan murni dari kebudayaan Islam. 

Referensi :

Dikumpulkan dari berbagai sumber. Foto diambil dari pencarian google yang mungkin memiliki hak cipta.

9 comments:

  1. siiip tulisannya sangat informatif.

    ReplyDelete
  2. Kalo saya sih jaang pake peci dan sarung hehe
    Biasanya pake celana kain

    ReplyDelete
  3. Kebudayaan menurut Koentjaraningrat ada 7 syarat

    ReplyDelete
  4. Saya memahami sih apa yang kita kenakan saat sholat memang bukan tradisi. Tapi yah, selagi masih baik, menutup aurat mah aman. Hehehe

    ReplyDelete
  5. wah bener banget sih... terutama soal mukenah biasanya saya kalau di luar kadang ga pake mukenah, selagi saya yakin baju dan rok saya panjang menutup aurat. Sementara org indonesia kan kebanyakan terbiasa memakai mukenah setiap sholat. Tapi kalau di rumah tetep pakai mukenah sih soalnya di rumah kan gak selalu pakai baju panjang seperti saat di luar.

    ReplyDelete
  6. Oh berarti saat dzikir/memuji Allah kn peran benda/yg dipakai dzikir jd baik, mgkin aku lebih milih tangan /benda yg bermanfaat. Kalau tasbih takut ilang🏋️🏃

    ReplyDelete
  7. Islam bukan arab...islam agama rahamatanlialamin

    ReplyDelete
  8. ada juga yang sholat tidak pakai mukenah. seharusnya jangan bingung jika ada yang tak pakai hehe asal sesuai aturan

    ReplyDelete