Jagoan Banten. Orde Baru atau disingkat Orba merupakan masa pemerintahan saat Soeharto mulai memimpin sampai ia menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden.
Orde Baru merupakan sebuah tatanan baru menggantikan orde sebelumnya saat kepemimpinan Soekarno yang dikenal sebagai Orde Lama.
Lahirnya Orde Baru dimulai dengan adanya Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dan berakhir saat Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden.
Berikut sejarah singkat lahirnya Orde Baru dan mengapa Orde Baru akhirnya harus berakhir.
Latar Belakang Lahirnya Orde Baru
Persitiwa terbunuhnya enam jenderal pada peristiwa G30S PKI membuat kondisi politik di Indonesia memanas.
Upaya pemerintah untuk menumpas G30S PKI belum sepenuhnya berhasil. Kepercayaan masyarakat terhadap Soekarno semakin menurun.
Situasi diperburuk dengan kondisi ekonomi yang semakin tidak stabil. Harga barang kebutuhan pokok melambung tinggi.
Kondisi ini medorong para pemuda dan mahasiswa turun ke jalan menuntut pemerintah segara mengatasi situasi yang terjadi.
Tuntutan mereka dikenal dengan Tritura atau tri (tiga) tuntutan rakyat antara lain :
- Bubarkan PKI
- Bersihkan kabinet Dwikora dari unsur-unsur G30S
- Turunkan harga
Tuntutan pembubaran PKI tidak dipenuhi. Pemerintah justru membentuk Kabinet 100 Menteri untuk menggantikan Kabinet Dwikora.
Perubahan tersebut tidak memuaskan masyarakat. Terlebih masih banyak unsur PKI dalam kabinet baru tersebut.
Aksi demonstrasi semakin besar bahkan jalan - jalan penuh oleh aksi para pemuda, mahasiswa dan juga pelajar.
Gelombang demonstrasi bergerak ke Istana Negara. Namun kemudian dihadang oleh Cakrabirawa.
Terjadi bentrokan fisik antara Cakrabirawa dengan para demonstran. Satu mahasiswa atas nama Arief Rachman Hakim, mahasiswa Universitas Indonesia gugur dalam peristiwa tersebut.
Situasi semakin buruk. Kepercayaan rakyat kepada pemerintah semakin berkurang. Terjadi krisis politik. Keamanan negara terancam.
Soekarno menyadari situasi ini. Pada 11 Maret 1966, Soekarno mambuat surat perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam memulihkan keamanan dan kewibawaan pemerintah.
Dengan berbekal surat perintah tersebut, Soeharto membubarkan dan melarang PKI beserta ormas yang bernaung dibawahnya terhitung sejak 12 Maret 1966.
Soeharto juga membersihkan kabinet dan pemerintahan dari unsur PKI. Tercatat 15 menteri yang dinilai terlibat PKI ditahan.
Soeharto memperbarui susunan kabinet dan juga membersihkan lembaga legislatif, termasuk MPRS dan DPR Gotong Royong dari unsur PKI.
Situasi politik dan keamanan mulai membaik. Terjadi dualisme kepemimpinan antara Soeharto dan Soekarno. Secara yuridis Presiden Indonesia adalah Soekarno. Namun yang melaksanakan tugas harian presiden dilakukan Soeharto.
Terlebih saat Soeharto diangkat jadi Pejabat Presiden di Sidang Istimewa MPRS pada 12 Maret 1967.
Pada 27 Maret 1968, MPRS kemudian mengukuhkan Soharto sebagai presiden penuh menggantikan Soekarno.
Dengan dikukuhkannya Soeharto, Indonesia memiliki pemimpin baru dan dimulainya Orde Baru.
Berakhirnya Orde Baru
Pada awal Juli 1997, Thailand mengalami krisis moneter. Krisis ini mengguncang mata uang negara - negara Asia termasuk Indonesia. Akibatnya, bursa saham Jakarta jatuh.
Kondisi ini membuat beberapa perusahaan di Indonesia gulung tikar (bangkrut). Mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Kondisi diperparah dengan naiknya harga berbagai kebutuhan pokok. Daya beli masyarakat semakin anjlok.
Ditambah praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) yang dilakukan pejabat pemerintah mulai terkuak.
Situasi ini memunculkan berbagai aksi demonstrasi. Tuntutan utamanya yakni agar pemerintah menurunkan berbagai harga kebutuhan pokok, penghapusan KKN serta menuntut agar Presiden Soeharto segara turun dari jabatannya.
Demonstrasi berskala besar terjadi di seluruh Indonesia. Bahkan di Jakarta, demonstrasi yang terjadi memakan empat korban mahasiswa. Mereka tewas terkena peluru aparat keamanan saat terjadi bentrokan fisik.
Situasi semakin tidak terkendali. Pada tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran dan penjarahan di Jakarta dan Solo.
Tanggal 14 Mei 1998, demonstrasi semakin meluas. Gedung pemerintahan baik di pusat maupun di daerah diduduki para demonstran.
Gedung MPR / DPR di Jakarta berhasil diduduki ribuan mahasiswa. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR / DPR segera mengambil tindakan tegas.
Tanggal 18 Mei 1998, Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Akhirnya pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyatakan mengundurkan diri sebagai presiden dan digantikan wakilnya B.J. Habibie.
Turunnya Presiden Soeharto menandai berakhirnya Orde Baru dan memasuki Orde Reformasi.
Demikian Sejarah singkat singkat lahir dan berakhirnya Orde Baru.
Tulisan ini sengaja dikemas secara ringkas karena ditujukan untuk siswa agar lebih mudah dalam memahaminya.
Untuk sejarah lengkap dengan berbagai peristiwa detail silahkan pelajari buku - buku Sejarah yang ada.
Semoga bermanfaat.