Tulisan tentang asma, bagaimana mengobati, mencegah dan lain sebagainya tentu sangat banyak tersedia di internet. Dan saya memberanikan diri membuat tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi sebagai penderita asma, bukan sebagai pakar atau ahli dalam bidang ini. Namun siapa tahu pengalaman saya ini bisa juga diterapkan bagi penderita lainnya.
Saya menderita asma sejak kecil. Asma sendiri katanya adalah penyakit turunan. Dan memang benar kakek buyut saya juga ada yang memiliki riwayat penyakit ini. Bolak-balik ke dokter adalah hal biasa pada waktu itu. Namun sejak saya di khitan, penyakit asma saya tidak pernah kambuh lagi.
Menjelang usia 30-an, ternyata penyakit asma saya muncul kembali. Setiap bulan atau paling lama dua tiga bulan pasti saja saya harus ke dokter karena serangan asma. Rasa sesak dengan suara khas (bengek) benar - benar sangat menyiksa. Bahkan pada situsai tertentu saat serangan asma ini disertai pilek, saya sangat sulit bernafas bahkan serasa akan mati.
Terapi yang saya terima dari dokter saat serangan asma menerpa biasanya di uap dengan obat tertentu. Kemudian saya diminta meminum obat yang terdiri dari obat sesak, obat pilek, obat alergi dan antibiotik. Setelah berobat, kesehatan saya berangsur pulih. Namun dalam jangka waktu tertentu, kembali serangan asma melanda. Konon katanya penyakit asma sulit disembuhkan. Hanya bisa dihindari.
Saya tentu ingin serangan asma ini tidak datang kembali. Maka saya mulai melakukan apa saja yang disarankan dokter untuk mencegah serangan asma. Selain mengikuti beberapa saran dokter, saya juga melakukan beberapa eksperimen kecil agar terhindar dari serangan.
Berikut beberapa hal yang saya lakukan untuk mencegah serangan asma :
1. Rutin berolahraga
Dokter sendiri menyarankan saya untuk rajin berenang. Bahkan beberapa kawan yang lain juga menganjurkan hal yang sama. Dan akan lebih baik jika berenang di laut dibanding dengan kolam renang. Namun sayang, tempat tinggal saya jauh dari pantai atau kolam renang. Maklum saya tinggal di kampung. Maka saya berganti pada jenis olahraga yang lain. Pilihan jatuh pada bersepeda.
Sengaja saya beli sepeda gunung yang tidak terlalu mahal (disesuaikan dengan kantong saya). Setiap hari minggu saya bersepeda berkeliling di seputaran tempat tinggal. Tidak jarang pula saya bersepeda dengan rute yang jauh. Walau dibayangi ketakutan kelelahan dan berakibat munculnya serangan asma, tapi ternyata ketakutan itu tidak terbukti. Pada malam hari tidur pun menjadi lebih lelap. Ketika saya rajin berolahraga, serangan asma jarang muncul. Berbeda halnya ketika saya mulai malas berolahraga.
Saran saya, bagi penderita asma agar lebih banyak melakukan aktivitas olahraga. Tapi jangan terlalu berat seperti sepak bola, futsal dan sejenisnya karena justru akan memicu serangan asma. Cukup olahraga ringan seperti jalan, lari-lari kecil, bersepeda atau berenang.
2. Hindari faktor pemicu
Berdasarkan pengalaman, serangan terjadi jika ada pemicu sebelumnya. Pemicu serangan bisa berasal dari dalam atau dari luar penderita. Berikut beberapa pemicu serangan asma yang saya alami :
a. Makanan berminyak dan minuman dingin
Siapa tidak suka gorengan? Walau jenis makanan ini diklaim tidak sehat, namun penggemarnya sangat banyak. Demikian juga dengan saya. Namun setelah makan gorengan, tidak jarang berakhir tragis dengan munculnya serangan asma. Begitu juga dengan minuman dingin yang terbuat dari es atau sejenisnya. Kedua hal ini menjadi pemicu serangan asma. Maka dari itu, sangat disarankan agar para penderita untuk menghindari makanan berminyak seperti gorengan atau minuman dingin.
Jika memaksa ingin mengkonsumsi gorengan atau minuman dingin, ada baiknya dilakukan pada siang hari dan kemudian harus segera disusul dengan mengkonsumsi jenis makanan lain yang lebih aman. Tidak disarankan mengkonsumsi gorengan atau minuman dingin setelah magrib atau malam hari, dipastikan malam atau dini harinya akan terkena serangan asma.
b. Debu
Faktor pemicu gejala asma yang lain adalah debu. Pada musim kemarau, debu akan sangat banyak apalagi di jalanan. Untuk itu, merupakan hal wajib bagi penderita untuk selalu mengenakan masker penutup saat melakukan perjalanan. Apalagi jika menggunakan kendaraan roda dua. Demikian pula helm dan jaket. Usahakan leher pun selalu tertutup. Jika hal ini tidak dlakukan, bersiaplah pada malam harinya akan menderita serangan asma sekalipun perjalanan tersebut tidak jauh.
c. Asap Rokok
Saya sangat yakin jika penderita tidak mungkin seorang perokok. Demikian pula dengan saya. Namun tidak menjamin bahwa di sekeliling kita tidak ada yang merokok. Nah, jika ada rekan atau siapa pun yang sedang merokok, usahakan agar kita tidak menghisap asap yang dikeluarkan. Biasanya, paparan asap rokok tersebut akan membuat nafas kita menjadi sesak dan berujung pada serangan.
d. Kelelahan
Sebagai tenaga pengajar, kadang saya disibukan dengan aktivitas di sekolah baik menyiapkan berbagai keperluan administrasi atau kegiatan kesiswaan. Pada saat mengikuti kegiatan kesiswaan seperti perkemahan diluar lingkungan sekolah yang dilakukan beberapa hari, tidak jarang berakhir dengan serangan asma akibat kelelahan. Maka, sebagai penderita, sebaiknya kita mulai mengatur kesibukan kita jangan sampai kelelahan yang berujung pada serangan asma.
d. Pikiran Stress
Pemicu berikutnya adalah beban pikiran yang membuat kita stress. Entah karena beban kerja atau beban hidup lainnya. Usahakan pikiran kita tidak lalu berat digunakan sehingga tidak dapat memicu serangan asma.
e. Begadang
Tidur terlalu larut malam juga dapat memicu serangan asma. Apalagi pada saat begadang kita berada diluar rumah dan terkena angin malam. Hasilnya adalah serangan asma. Akan lebih baik para penderita untuk menghindari aktivitas begadang.
f. Kedinginan
Pemicu lainnya adalah kedinginan. Maka untuk menghindari pemicu ini, ada baiknya menggunakan pakaian hangat pada cuaca dingin. Usahakan leher selalu tertutup. Gunakan pula alat bantu untuk menghangatkan tubuh semisal minuman hangat, kayu putih, balsem dan lain sebagainya. Jaga agar tubuh tetap dalam keadaan hangat.
g. Kehujanan
Para penderita akan mudah terkena serangan pada saat terkena air hujan terutama hujan gerimis. Saya sendiri pun demikian. Sedikit saja saya terkena hujan gerimis, langsung bereaksi dengan gejala serangan. Anehnya, saat kehujanan pada hujan deras/lebat, asma saya tidak bereaksi. Bereaksi hanya jika terkena air hujan gerimis. Mungkin air hujan gerimis lebih banyak mengandung polutan dibanding hujan deras/lebat.
Maka saya sarankan agar menghindari hujan gerimis bagi para penderita. Jika terpaksa harus menembus hujan, gunakan topi, payung atau jas hujan untuk melindungi kepala kita dari air hujan. Jika terlanjur kehujanan, segera guyur (basahi) kepala kita dengan air sebanyak - banyaknya (atau sekalian mandi).
3. Sadari dari awal gejala serangan asma
Sebelum terjadi serangan, biasanya gejala serangan asma mulai terasa seperti mata berat, hidung mampet, tenggorokan sakit dan badan terasa sangat lemas. Jika hal ini terjadi, lakukan hal - hal pencegahan agar serangan tidak terjadi. Saya sendiri biasanya mencegah serangan dengan meminum air hangat / panas sebanyak-banyaknya. Belakangan ini, saya lakukan pencegahan dengan mengkonsumsi madu cukup satu sampai dua sendok makan. Konsumsi madu dengan kualitas baik atau madu asli. Insyaallah, serangan tidak akan terjadi.
4. Konsumsi obat alternatif
Saya sendiri jujur belum mencobanya. Namun berikut beberapa saran yang saya terima agar penyakit asma kita sembuh atau berkurang. Saran yang pertama yaitu dengan mengkonsumsi daging tupai. Saran kedua yaitu dengan mengkonsumsi daging kelelawar. Ada pula yang menyarankan untuk mengkonsumsi daging unta. Kabarnya dengan mengkonsumsi hal - hal tersebut akan membantu mengobati asma yang kita derita. Tidak ada salahnya untuk dicoba.
5. Jaga kebersihan diri
Sebagai muslim saya diajarkan untuk menjaga kebersihan diri. Bahkan ada salah satu hadits (terlepas sahih atau tidak) yang mengatakan bahwa kebersihan sebagian dari iman. Dan ternyata, kebersihan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan badan kita. Seorang teman yang semula selalu mengeluh dengan hidungnya akibat polip, kemudian ia berusaha mengobatinya dengan terapi wudhu, alhamdulillah hidungnya kini tidak lagi bermasalah. Saya kira ini juga akan berlaku bagi para penderita asma. Kebersihan badan melalui terapi wudhu lima kali sehari akan menjaga kita dari serangan asma.
Demikian beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan asma. Tentu akan lebih baik mencegah dari pada mengobati.
Lalu apa yang harus dilakukan pada saat serangan asma datang walau kita sudah berusaha mencegahnya?
Jika obat pereda atau alat bantu pengobatan asma dari dokter tidak ada, maka yang saya lakukan biasanya mulai dari menenangkan diri. Kemudian saya akan duduk setengah tidur. Untuk mengurangi reaksi serangan, saya minum air hangat / panas. Kemudian saya memakai pakaian lebih tebal agar tubuh menjadi lebih hangat termasuk menggunakan kayu putih, balsem atau sejenisnya. Akan cukup membantu juga jika badan kita di kerok seperti halnya pada saat masuk angin. Jika serangan tidak juga berhenti, segera berobat ke dokter langganan.
Pada saat serangan terjadi, usahakan ada orang di sekitar kita untuk membantu karena dapat dipastikan si penderita tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Yang harus dilakukan si penolong adalah membantu mengatur posisi duduk (setengah tidur), mengambilkan air hangat / panas untuk di minum, memijat pada ujung jempol kaki, membantu membuat hangat tubuh si penderita atau melakukan tindakan lain yang dapat membantu.
Si penolong jangan terlihat panik karena itu akan membuat penderita menjadi lebih tertekan. Jika penderita sebelumnya pernah berobat atau memiliki alat bantu pernafasan, segera ambil dan gunakan pada si penderita.
Demikian tips sederhana mencegah serangan asma ini saya buat hanya berdasarkan pengalaman saya. Bisa saja apa yang saya rasakan berbeda dengan penderita lainnya. Namun tidak ada salahnya untuk mencoba beberapa tips di atas.
Semoga bermanfaat ...
No comments:
Post a Comment