Melarikan Diri Dari Kematian



Jum'at kali ini dibawah guyuran hujan, sebagai muslim saya melaksanakan ibadah sholat Jum'at seperti biasanya. 

Tema khotbah kali ini tentang ciri umat akhir zaman.

Dengan mengutip sebuah hadist, khotib mengatakan bahwa Rasulallah SAW sudah memprediksi bahwa umat akhir zaman akan lebih mengutamakan urusan dunia dibanding akhirat. 

Dan kita bisa melihat ciri-ciri tersebut di saat sekarang dimana hedonisme lebih mendominasi dibanding mendahulukan kepentingan akhirat.

Kematian seolah-seolah dilupakan dan urusan keduniaan menjadi fokus utama di atas segala-galanya. 

Ini mengingatkan saya pada suatu kisah dimana ada orang yang kaya raya menghindari kematian. 

Dikisahkan, seorang pedagang kaya raya yang sangat cinta dengan kekayaannya  menawarkan apa saja kepada siapapun yang bisa membantu ia menghindari kematian. 

Satu ketika datanglah setan menawarkan kepadanya sesuatu yang mungkin menarik pedagang tersebut. Setan mengatakan bahwa ia telah mencuri rahasia langit tentang waktu kematian pedagang tersebut mengenai hari, tanggal, tahun dan jam kapan pedagang tersebut dicabut nyawanya oleh malaikat. 

Setan akan memberikan kabar tersebut jika pedagang mau jadi pemujanya. Dan pedagang itu pun menyanggupinya. 

Pada hari dimana akan dicabut nyawanya oleh malaikat, pedagang itu pun pergi sejauh-jauhnya ke sebuah tempat yang mungkin tidak bisa diketahui malaikat.

Ditempat pedagang tersebut bersembunyi, ia bertemu dengan seseorang yang rupanya mengenal dirinya. 

"Bukankah kamu Fulan, si saudagar kaya dari daerah sana?" tanya orang tersebut. 

"Ia benar, saya saudagar kaya itu, bagaimana engkau tahu?" tanya pedagang itu. 

"Mengapa engkau berada disini, bukankah engkau dijadwalkan mati hari ini, pukul ini, di siang ini, di tempat itu?" tanyanya lagi.

"Bagaimana engkau tahu?" tanya pedagang itu keheranan.

"Saya malaikat maut yang bertugas mencabut nyawamu, saya kebetulan ada urusan disini, jadi saya tidak menemuimu disana, tapi sekarang kamu disini, maka tugasku akan terlaksana tetap sesuai jadwal" jawab orang itu yang ternyata malaikat maut. 

Dan akhirnya pedagang kaya itu pun dicabut nyawanya oleh malaikat sesuai jadwal yang ditentukan.

Cerita di atas mungkin sedikit berbeda dengan versi aslinya. Tapi intinya sama. 

Dari cerita tersebut kita dapat belajar bahwa bagaimana pun kita menghindari kematian, jika saatnya tiba, kematian itu pasti datang.

Tidak peduli kaya miskin, cantik ganteng, tua muda, pejabat atau rakyat biasa, siapa pun pasti akan mengalami kematian diwaktu yang sudah ditentukan. 

Lalu mengapa banyak manusia lebih cinta dunia dibanding akhirat? Apakah dia merasa bahwa akan hidup selamanya? Atau memang tidak percaya akan kehidupan setelah kematian? 

Bukan Rasulallah SAW pernah bersabda ketika ia ditanya siapakah orang yang paling cerdas didunia, beliau menjawab orang paling cerdas yaitu yang selalu ingat akan datangnya kematian. 

Jadi apakah kita termasuk umat akhir zaman yang diramalkan Rasulallah SAW yang lebih cinta dunia dibanding akhirat, atau kita bagian orang cerdas yang selalu ingat akan kematian? 

Semoga Allah SWT selalu menunjukan jalan lurus dan memberikan hidayah-Nya bagi kita semua.

Aamiin...


9 comments:

  1. Betul sekali saat maut datang, tidak ada yang mampu menghadang. Saran, penulisan ku harus disambung. Contoh tugasku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bahagia bisa mendapat koreksian dari ibu. Hatur nuhun

      Delete
  2. Lahir sejatinya mengembara. Hidup sejatinya menunggu Kematian. Haqqulyakin. Semoga kita bukan bagian dari sifulan pada cerita ini. Takbir. Allhuakabar.

    ReplyDelete
  3. Aamiiin ya robbal aalamiin...

    ReplyDelete
  4. Terima kasih buat semua yang sudah berkunjung

    ReplyDelete
  5. semoga kita menjadi bagian orang yang cerdas. Aamiin

    ReplyDelete