Bagaimana Menumbuhkan Rasa Empati dan Simpati Pada Anak?

Ilustrasi empati pada anak

Jagoan Banten. Walau terdapat perbedaan antara empati dan simpati, namun perbedaan itu sangatlah tipis. Hanya berkisar pada tingkat kedalaman rasa yang dilakukan. Keduanya secara umum sama, yakni bagaimana bisa memposisikan diri pada keadaan orang lain. 
Baca Tulisan Terkait :


Sebagai orang tua, tentu kita ingin jika anak kita tumbuh menjadi anak yang memiliki rasa empati atau simpati terhadap orang lain. Keduanya merupakan nilai baik yang bisa membawa kepada kehidupan yang lebih baik, baik untuk pelaku maupun efek bagi lingkungan sekitar. 

Lalu bagaimana agar bisa menumbuhkan rasa empati atau simpati pada anak? 

Berdasarkan analisa Jagoan Banten, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan rasa empati dan simpati pada anak :

1. Jadilah contoh terbaik untuk anak

Pada anak, proses imitasi atau meniru sangatlah besar. Ia meniru siapa saja dan apa saja dalam belajar untuk bisa ke tahap perkembangan selanjutnya. 

Orang tua merupakan contoh paling dekat dengan anak. Perilaku anak biasanya akan sangat mencerminkan perilaku dari orang tuanya. Makanya ada pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. 

Bukti lain bahwa anak mudah meniru yakni bahasa. Anak orang Indonesia yang tinggal di Inggris akan lebih mudah bisa berbahasa Inggris dibanding anak yang tinggal di Indonesia. Anak ini meniru apa yang dilihat dan didengar disekitarnya. 

Jika berbicara tahap perkembangan anak, bisa jadi nanti akan banyak muncul pendapat ahli, terlebih perkembangan kognitif anak. Tapi tulisan ini tidak akan membahas secara teoritis, lebih pada tinjauan praktis. 

Dengan sifat alami anak melakukan imitasi, maka sudah selayaknya orang tua menjadi contoh yang baik. Termasuk dalam menumbuhkan rasa empati dan simpati. 

Contoh dimulai dari lingkungan rumah semisal ayah menunjukan cara membantu pekerjaan ibu yang sibuk untuk meringankan pekerjaan rumahnya, ayah membantu yang sedang membutuhkan pertolongan, anak diajak membantu ibu memasak dan lain sebagainya. 


2. Masukan nilai baik melalui dongeng

Bisa jadi anak generasi sekarang jarang menerima dongeng dari orang tuanya. Beda halnya generasi tahun 80 atau 90-an yang terbiasa mendengar dongeng setiap menjelang tidur. Dan saya mengalami itu. 

Dongeng memberi pengaruh besar pada hidup saya. Analogi-analogi kehidupan yang dikemas dalam sebuah dongeng menjadi cara efektif menanamkan nilai baik pada anak. Begitu juga untuk menumbuhkan rasa empati dan simpati. 

Jika tidak memiliki kemampuan mendongeng, beruntung sekarang banyak buku dongeng yang bisa dibeli dipasaran. Pilihlah buku dongeng yang memuat nilai sesuai tujuan yang dikehendaki. Untuk menumbuhkan rasa empati dan simpati, dongeng yang bertema saling tolong menolong merupakan pilihan tepat. 

Jika anak tumbuh dengan cerita atau dongeng dengan nilai baik, maka selama umur hidupnya nilai itu akan tertanam pada diri anak. 


3. Biasakan memberi dibanding menerima

Langkah berikutnya untuk menumbuhkan empati dan simpati pada anak yakni dengan membiasakan untuk memberi dibanding menerima. Semisal jika ada pengemis datang ke rumah, maka sumbangan yang akan diberikan biarkan anak yang melakukannya. Beritahu anak betapa menderitanya hidup jadi pengemis, ajak anak membayangkan jika dirinya pada posisi itu. 

Begitu juga saat membantu tetangga semisal mengirim makanan, libatkan anak. Ajarkan pada anak bahwa membantu atau memberi akan mendatangkan kebahagiaan dibanding meminta-minta. 


4. Dekatkan anak pada Tuhannya

Konsep ketuhanan perlu dikenalkan sejak dini. Terutama tentang ajaran-ajaran agama yang mengajak pada nilai kebaikan semisal pentingnya rasa bersyukur pada Tuhan atas semua yang diberikan. 

Ajak anak untuk bisa mensyukuri keadaan dirinya dengan membandingkan pada keadaan yang lebih buruk atau lebih susah darinya. Ketika anak sudah terbiasa bersyukur, maka ia akan mudah memiliki rasa empati dan simpati. 

Ajaran agama memang menghendaki agar anak memiliki budi pekerti luhur atau akhlak yang baik. Dan salah bagian ahlak yang baik yakni memiliki rasa empati dan simpati agar bisa saling tolong menolong. 


5. Perbanyak diskusi dengan anak

Penanaman nilai baik selain dengan contoh tindakan, juga dilakukan melalui komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anak. Ketika melihat suatu hal, anak diajak berdiskusi tentang kelebihan atau kekurangan hal tersebut. Diskusi yang terjadi dengan terus memasukan nilai-nilai baik pada anak. 

Sebagai contoh, di televisi melihat berita kebanjiran. Orang tua mengatakan pada anak betapa kasihan orang yang terkena banjir. Lalu kemudian bertanya, jika kamu pada posisi seperti itu, apa yang akan kamu lakukan, bagaimana perasaan kamu, dan sebagainya. Diskusi ini harus sampai pada kesimpulan betapa beruntungnya sang anak bukan bagian dari korban banjir, dan apa yang bisa dilakukan anak untuk korban banjir. Apa sebatas doa atau tindakan nyata lain. 

Diskusi-diskusi yang terjadi antara orang tua dan anak akan memberikan efek luar biasa dalam tumbuh kembang anak terutama dalam menanamkan nilai - nilai baik termasuk rasa empati dan simpati. 

Demikian beberapa cara untuk menumbuhkan rasa empati dan simpati pada anak. Peran orang tua tentu sangat besar dalam hal ini. Maka jadilah orang tua yang baik untuk anak dengan selalu memberi waktu untuk berinteraksi dengannya walau disela-sela kesibukan sekalipun. 

Semoga tulisan tentang bagaimana menumbuhkan empati dan simpati pada anak ini bermanfaat buat yang telah membacanya. 

9 comments:

  1. Didikan kepada anak memang sangat penting bagi orang tua, tapi jangan terlalu mengekang anak

    ReplyDelete
  2. Nomor 4 dan 5 jleb..
    Berasa dihati saya...
    Terimakasih sudah berbagi dan saya merasa diingatkan

    ReplyDelete
  3. Nomor satu dan empat bener banget tuh.. 👍👍👌

    ReplyDelete