"Tidak ada salahnya guru berwirausaha selagi masih bisa mengatur waktu" |
Saya ingat betul sebuah nasehat bahwa jika ingin kaya, jangan jadi guru. Saya dilahirkan dari keluarga guru. Saya tahu persis kehidupan guru kala itu dan perbedaannya dengan sekarang. Almarhum bapak saya sering mengatakan bahwa jadi guru bukan untuk mengejar harta, tapi pekerjaan guru merupakan investasi akhirat dari tiga amalan yang tak akan terputus walau sudah meninggal, yaitu ilmu yang bermanfaat. Semoga almarhum dilapangkan kuburnya. Aamiin.
Guru adalah tugas mulia dengan penghasilan pas-pasan jika tidak mau disebut kurang. Hitungan secara matematis semisal guru PNS golongan III D dengan masa kerja 10 tahun memiliki gaji pokok sekitar 3,5 jutaan ditambah tunjangan lain semisal dapatlah 4 jutaan dan plus sertifikasi sehingga total menjadi 7 jutaan. Maka gaji guru tersebut selama 1 tahun adalah 84 jutaan (7 ×12 bln). Bagaimana jika belum punya rumah, kendaraan dan kebutuhan biaya anak melanjutkan sekolah misalnya? Mungkin dana sebesar itu relatif kurang. Bandingkan dengan penghasilan guru Malaysia misalnya, lulusan S1 dan S2 rentang gaji minimal 6 jutaan sampai dengan 39 juta. Tentu penghasilan guru di Indonesia jauh dari angka tersebut. Apalagi jika kita bandingkan dengan negara maju seperti Singapura atau Jepang. Begitu juga dengan penghasilan guru di negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia, Finlandia. Gaji guru Indonesia tidak ada apa-apanya.
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang mendesak, solusinya adalah kredit. Bukan sedikit yang SK pengangkatannya dijadikan jaminan di bank. Mohon koreksi jika saya salah. Ini suatu kasus didaerah pinggiran, mungkin akan berbeda jika di daerah perkotaan dengan APBD yang besar karena ada tambahan penghasilan dari daerah.
Jika penghasilan guru PNS saja seperti perhitungan di atas termasuk kategori kurang (cukup jika disyukuri), lalu bagaimana jika guru tersebut berstatus honorer? Dibanyak tempat, gaji guru honorer yang dibayar dari dana BOS jauh dari kata cukup. Padahal beban kerja mereka kadang tidak terlalu jauh dari guru berstatus PNS. Kualitas pun demikian. Hanya nasib saja yang membedakan.
Jadi dengan melihat fenomena di atas, sangat wajar jika guru disisa waktunya memiliki usaha sampingan sebagai tambahan penghasilan. Dan ini dilakukan pula oleh pemateri pelatihan Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), Ibu Betti Risnalenni.
Selain pengusaha sukses, Ibu Betti juga seorang guru profesional. Foto bersama muridnya yang sudah jadi menteri |
Kisah Kesuksesan Ibu Betti Risnalenni
Rintisan usahanya dimulai saat ia memberanikan diri membuka kursus Aritmatika pada tahun 1996. Dengan modal kesungguhan, lembaga kursus yang ia dirikan berkembang pesat menjadi 24 cabang di tahun 1998.
Tidak cukup sampai disitu, karena jiwanya sebagai guru yang ingin terus memajukan kualitas anak bangsa, pada tahun 2003 ia berhasil mendirikan TK dan TPQ. Dilanjutkan pada 2004 berhasil pula mendirikan SD. Walau pendirian sekolah ini tidak semata-mata mengejar profit atau ladang bisnis, faktanya sekolah juga mampu memberikan tambahan penghasilan dan membuka peluang kerja untuk yang lain.
Selain sekolah, untuk pengembangan literasi, ia juga mendirikan dua taman bacaan masyarakat yaitu TBM Insan Kamil dan TBM Kartini Kreatif.
Karena sadar saat ini usianya sudah tidak muda, Ibu Betti mengurangi kesibukannya di sekolah walau masih menyempatkan diri untuk mengajar dan menyerahkan urusan sekolah miliknya pada yang dipercaya. Ia kemudian merintis usaha kuliner di sekitar rumahnya. Berkat dukungan dari lembaga pemerintah kepada UMKM, usaha beliau dibidang kuliner pun mulai berkembang. Ijin produk industri rumah tangga (PIRT) pun sudah dikantongi. Sekarang ia memiliki kafe yang dikelola bersama anaknya.
Tips Sukses
Setiap usaha baru pasti banyak cobaannya. Salah satunya adalah rugi. Tapi disitulah tantangannya. Selanjutnya sebagai guru, mungkin akan sedikit direpotkan membagi waktu antara mengajar dengan mengurus usaha. Tapi ini hanya diawal saja. Setelah usaha berjalan, akan terbiasa membagi waktu antara mengajar dan menjalankan usaha.
Untuk memulai usaha, modal terpenting adalah mental, bukan uang. Seorang calon pengusaha sukses harus memiliki tekad yang kuat dan berusaha secara sungguh-sungguh. Saat bersungguh - sungguh menulis, jadilah buku. Demikian juga saat bersungguh-sungguh menekuni hobi memasak akhirnya berdirilah kafe. Apapun yang dilakukan secara sungguh-sungguh - (segenap daya) pasti akan menghasilkan sesuatu. Begitu kata Ibu Betti.
Selanjutnya, jika guru ingin memulai usaha dengan berdagang misalnya, jangan ada kata malu. Mulai dari kantin sekolah, atau setiap kali ada even tertentu (semisal acara pelatihan), bawa produk yang akan kita jual untuk ditawarkan kepada teman sejawat. Intinya harus percaya diri. Tawarkan terus produk yang kita jual. Urusan beli atau tidak itu urusan Allah. Selalu mohon kepada Allah agar dimudahkan.
Suatu usaha dirintis tidak mulu harus sesuai dengan hobby. Bu Betti tidak terlalu pandai memasak, ia hanya fokus memasak untuk keluarga. Tapi karena ia terjun dibidang kuliner, berbagai pelatihan memasak ia ikuti. Hasilnya ia sekarang mampu menciptakan masakan dengan cita rasa tinggi yang disajikan di kafe miliknya. Jadi, jika ingin memulai suatu usaha, jangan takut jika kita tidak memiliki bakat dibidang tersebut. Mulai saja. Nanti lambat laun akan menemukan jalannya sendiri.
Hal lain yang diingatkan Bu Betti kepada peserta pelatihan adalah jangan jualan karena faktor senang saja, tapi harus profesional untuk menghasilkan benefit.
Bu Betti juga menjelaskan bahwa sangat mungkin seorang guru jadi pengusaha. Apalagi memiliki pangsa pasar yang jelas seperti siswa, orang tua siswa, teman seprofesi dan lain sebagainya. Namun demikian jangan sampai mencampuradukan kegiatan mengajar dengan usaha. Semisal siswa dipaksa membeli buku latihan buatan guru dengan ancaman nilai.
Penutup
Burung tidak akan terbang tinggi jika belum mulai mengepakan sayapnya. Begitu juga kita tidak akan bisa sukses jadi pengusaha jika enggan memulainya. Gunakan rumus Aa Gym, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang. Ayo bergerak dari sekarang agar sukses jadi guru profesional dan juga pengusaha.
Semoga bermanfaat.
BACA TULISAN TERKAIT :
Resumenya lengkap sekali.. mantaap
ReplyDeleteTerima kasih selalu hadir mwmberikan komentar
DeleteSalut, resumenya lengkap banget
ReplyDeleteTerima kasih
DeleteMantap, Pak Didi. Salut. Sekadar masukan sepertinya ada inkonsistensi penulisan nama narasumber. Ada tertulis Betty dan Betti. Tabik. 🙏
ReplyDeleteSudah sy perbaiki. Terima kasih sarannya
Deletebagus resumenya pak..
ReplyDeleteGood job. Resume yang bagus dan ketikannya rapi. Isinya juga lengkap
ReplyDeleteTerima kasih. Di tunggu masukannya
DeleteSaya suka banget dengan pengantar dan itu fakta yang terjadi di negeri tercinta ini. Hampir semua guru PNS, SK nya tdk di tangan, tp dijadikan borek di sejumlah bank utk memenuhi kebutuhannya
ReplyDeleteFenomena nya seperti itu
DeleteUntuk ukuran gambar bisakah sedikit saja disesuaikan pak?
ReplyDeletesama dengan komentar ditas saya, peletakan gambar sedikit mengganggu. Saya pikir karena saya buka di laptop. Selalu semangat
ReplyDeleteSaya fokus versi mobile pak, terima kasih sarannya, nanti sy coba cek versi web
DeleteOwesome.... Alur resumenya sy suka... Semangat ya...
ReplyDeleteTerima kasih udah berkunjung bu Yuli. Semangat juga untuk ibu
Delete