Mengapa Banten Mengalami Puncak Kejayaan / Keemasan Pada Masa Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa?

Ilustrasi Kanal Kesultanan Banten. Sumber : keris.id


Jagoan Banten. Jika anda penasaran mengapa puncak kejayaan Kesultanan Banten terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa dan bukan pada masa sultan yang lain, itu berarti sama dengan yang saya rasa. 

Sebagai orang Banten, tentu saya harus mencari tahu jawaban atas pertanyaan ini. 

Sayangnya tidak ada literatur pasti yang menjelaskan tentang alasan mengapa kejayaan kesultanan Banten diperoleh pada masa Sultan Ageng Tirtayasa.

Begitu juga saat melakukan penelusuran pada mesin pencari Google tentang alasan mengapa puncak kejayaan Banten terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa. Tidak ada satupun jawaban yang saya dapatkan.

Beruntung kemudian saya menemukan sebuah buku karya Mufti Ali dan Badrudin  yang mungkin bisa menjawab rasa penasaran saya. Buku tersebut berjudul Banten dan Manila. Hubungan Perdagangan 1663-1682.

Berdasarkan buku tersebut diketahui bahwa para ahli sejarah sepakat puncak kejayaan kesultanan Banten terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).

Beberapa wujud kejayaan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa antara lain:

1. Perdagangan Internasional 


Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten menjadi kekuatan dagang yang diperhitungkan bahkan sejajar dengan VOC (Kompeni Belanda), EIC (Kompeni Inggris) Kompeni Denmark, dan lain-lain.

Pada masa ini juga Banten menjalin aliansi perdagangan dengan banyak negara mulai dari Perancis, Inggris, Denmark, Belanda, Spanyol, Taiwan, Macau, Cina, Jepang, Siam, Filipina, Vietnam, Burma, Patani, Ternate, Goa, Bone, Brunei, Johor, Pasai, Minangkabau, Palembang, Banjar, Mughal India, Yaman, Mekkah, Mataram, Madura dan kesultanan kecil serta saudagar-saudagar lainnya di Asia Tenggara.

Perdagangan internasional yang terjadi pada masa ini mampu meningkatkan pundi-pundi kekayaan Banten hingga menarik para pedagang Eropa membuka kantor perdagangan di wilayah kesultanan Banten.

2. Penetrasi Pasar Eropa Secara Langsung


Sultan Ageng Tirtayasa mengirim pangeran Ahmad dan pangeran Abdul bersama 40 orang lainnya untuk membuka kantor perwakilan dagang di London Inggris.

Banten menjadi satu-satunya kerajaan Islam di Asia yang memiliki kantor perwakilan di Inggris.

Kedatangan rombongan pangeran Ahmad dan pangeran Abdul mendapat sambutan luar biasa oleh raja Inggris bahkan membuat duta besar kerajaan lain iri.

3. Ekspansi (perluasan) Wilayah


Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa wilayah kekuasaan Banten semakin luas dengan berhasil menguasai beberapa daerah penghasil lada unggul seperti Lampung, Bengkulu, Silebar, Sukadana, Jambi hingga wilayah perbatasan Palembang, Bangka,Belitung, Bintan dan Batam.

Tidak hanya itu, kesultanan Banten juga mampu memperluas wilayah kekuasaannya ke wilayah Kalimantan bagian barat yakni Landak dan Sukadana.

Demikian pula ke wilayah timur Banten mampu menguasai Cirebon,Karawang, Subang Purwakarta, Tegal, Indramayu dan semua wilayah Priangan meski hanya dalam waktu singkat.

4. Kebijakan Tata Ruang Yang Unggul


Salah satu proyek tata ruang fenomenal kesultanan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa yaitu pembangunan terusan atau kanal sepanjang 44,5 km.

Terusan atau kanal ini dibangun melalui dua tahap. Tahap pertama pembangunan kanal yakni dari daerah Tanara ke Cisadane. Sedangkan tahap kedua dari pontang ke Tanara.

Tujuan pembangunan kanal tersebut yakni untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta memudahkan kontrol ke daerah pedalaman Tangerang.

Pembangunan terusan ini melibatkan ribuan pekerja berasal dari budak yang dibeli oleh Sultan dari Bugis dan Makassar serta para tahanan pecandu narkoba.

5. Pengembangan Teknologi Inovatif


Teknologi inovatif semasa Sultan Ageng Tirtayasa yaitu kincir air model terbaru yang dipesan dari VOC di Batavia.

Kincir yang berdiameter 4,5 meter tersebut dipasang pada kanal untuk mengalirkan air ke areal persawahan atau pemukiman yang jauh.
 
Keberadaan kincir air tersebut mampu meningkatkan produktivitas pertanian sehingga Sultan Ageng Tirtayasa memesan kembali 10 kincir air dengan jenis yang sama.

Untuk 10 kincir air tambahan, VOC meminta ditukarkan dengan 10 orang tahanan. Namun VOC harus merasa puas karena 10 kincir air tersebut hanya ditukar dengan 10 ekor ternak dan 50 pikul lada.

6. Pencetakan Ribuan Hektar Sawah Baru


Sebagai lanjutan dari proyek kanal, Sultan Ageng Tirtayasa membuka ribuan hektar sawah baru dengan melakukan pembabatan hutan di sekitar area kanal.

Pencetakan ribuan hektar sawah ini mampu menjadikan Banten swasembada beras. 

Tidak hanya itu, sejak tahun 1677 Banten menjadi kesultanan dengan ketahanan pangan terkuat di wilayah Asia.

7. Pembuatan Kebun Raya dan Kebun Binatang


Kejayaan Banten berikutnya tercermin dari tiga kebun raya dan satu kebun binatang yang dibangun oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Kebun raya yang terletak di Kasunyatan, Kramatwatu dan Tirtayasa dijadikan tempat budidaya berbagai jenis tanaman buah-buahan terbaik di wilayah tropis. Kebun raya ini juga menjadi tempat rekreasi keluarga Sultan.
 
Seiring pembangunan kebun raya tersebut ilmu pertanian di Banten berkembang pesat tidak hanya untuk padi, lada, gula dan tanaman industri lainnya, tapi juga untuk pembudidayaan tanaman buah-buahan tropis lainnya.

Kebun binatang atau yang dikenal dengan Krapyak dibangun di areal sekitar Kramatwatu merupakan kebun binatang yang menampung berbagai jenis hewan langka di dunia. 

Hewan tersebut merupakan hadiah para raja yang berkunjung ke Banten.

8. Pembangunan Pemukiman Baru Di Sepanjang DAS Cisadane


Untuk kepentingan pertanian dan pertahanan Sultan Ageng Tirtayasa memindahkan 10.000 orang ke lokasi baru.

Sultan membabat habis hutan dan mempersiapkan pembangunan rumah-rumah petak di sepanjang kanal yang ia bangun.

Pada tahun 1659 Sultan memindahkan sekitar 20.000 orang ke pemukiman pertanian sepanjang DAS Cisadane.
 
Pemindahan ini dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengelola 5000 hektar lahan baru yang sudah dibangun. Selain itu pemindahan ini juga berfungsi sebagai pertahanan sisi luar wilayah Banten.

9. Aliansi Strategis dengan Kesultanan dan Emporium Lain


Dalam menjaga keamanan rute perdagangan kapal-kapal Banten, Sultan Ageng Tirtayasa menjalin kerjasama dengan berbagai kesultanan dan emporium. 

Sultan Ageng Tirtayasa melakukan penandatanganan perjanjian dengan Jambi Palembang pasai serta Malaka.

Dengan melihat kejayaan Banten pada masa Sultan Ageng Tirtayasa di atas timbul pertanyaan bagaimana hal tersebut bisa diperoleh?


Berdasarkan buku Banten dan Manila. Hubungan Perdagangan 1663-1682 karya Mufti Ali dan Badrudin, pada bagian kesimpulan dinyatakan bahwa kejayaan Banten terkait erat dengan hubungan perdagangan yang terjadi dengan Manila.

Hubungan dagang antara Banten dan Manila sangat menguntungkan bagi perekonomian kesultanan Banten.
 
Mufti Ali mengutip pendapat sejarawan, C. Guillot (2008) bahwa "mungkin bukan sebuah kebetulan apabila periode termakmur dalam sejarah Banten tepat bersamaan waktunya dengan periode terjalinnya hubungan dengan Manila sebagaimana pernah terjadi sebelumnya dengan Makassar".

Lalu bagaimana bisa kerjasama perdagangan antara Banten dengan Manila mampu meningkatkan perekonomian Banten secara signifikan?


Pelayaran perdana kapal dagang Banten ke Manila terjadi pada 18 Maret 1663. Kapal Banten pada perdagangan perdana ini mengangkut pakaian dan 12,5 ton lada.

Perdagangan antara Banten dan Manila semakin kokoh setelah kedatangan Jose Emmanuel De Lavega sebagai utusan resmi gubernur Manila.
 
Setelah kedatangan Lavega kapal-kapal Banten diijinkan gubernur Manila untuk mengangkut real Spanyol yang kemudian oleh Sultan Ageng Tirtayasa dijadikan alat tukar resmi di pelabuhan internasional Banten.

Perdagangan yang terjadi sangat menguntungkan Banten sehingga mampu meningkatkan kepemilikan real Spanyol yang kemudian dijadikan sebagai cadangan devisa kesultanan Banten.
 
Dengan cadangan devisa tersebut Sultan Ageng Tirtayasa menyediakan jasa pinjaman kepada pedagang asing untuk memudahkan mereka melakukan transaksi di wilayah kesultanan Banten.

Pada perkembangannya Banten bertindak sebagai bank atau lembaga keuangan yang berfungsi sebagai pemberi pinjaman/kredit sekaligus pengendali moneter.

Kerja sama perdagangan Banten dan Manila mendorong terbentuknya poros perdagangan Banten dengan Macau, Tonqueen, Taiwan, Siam, Kamboja, India, China, Persia, Arab dan lain-lain.

Keuntungan besar akibat perdagangan internasional antara Banten dengan Manila dan berbagai negara lain, dimanfaatkan Banten untuk membangun terusan.

Terusan atau kanal tersebut mampu meningkatkan produktivitas pertanian sehingga menjadikan Banten sebagai eksportir beras terbesar di Asia.

Seiring perdagangan internasional yang intensif dengan Manila dan berbagai negara lain, serta pembangunan kanal, membuat ekonomi Kesultanan Banten semakin kokoh.

Modal kekayaan yang melimpah yang dimiliki Banten kemudian dimanfaatkan Sultan dalam membiayai perluasan kekuasaan melalui okupasi wilayah lain terutama daerah penghasil lada terbaik.

Perluasan wilayah kekuasaan ini kembali menambah pundi-pundi kekayaan Kesultanan Banten.

Kembali pada pertanyaan awal mengapa masa kejayaan Banten terjadi pada masa Sultan Ageng Tirtayasa? 


Kesimpulan sementara saya bahwa hal ini terkait erat dengan kerjasama yang dilakukan kesultanan Banten dengan Manila serta kebijakan strategis yang diambil oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Kerjasama Banten dengan Manila memberi efek domino bagi peningkatan perekonomian Banten terlebih setelah De Lavega mengunjungi Banten.
 
Real Spanyol yang dimiliki Banten menjadi sumber devisa utama dalam perdagangan internasional yang Banten lakukan dengan negara lain.
 
Keuntungan besar dari perdagangan tersebut dimanfaatkan untuk membangun kanal yang kemudian dampak pembangunan kanal menambah pundi-pundi kekayaan Banten.
 
Untuk mengetahui secara detail gambaran perdagangan Banten dengan Manila, silahkan baca buku karangan Mufti Ali dan Dr. Badrudin yang berjudul Banten Dan Manila. Hubungan Perdagangan 1663-1682.

No comments:

Post a Comment