Sejarah Indonesia : Peristiwa Cikini

Seperti halnya Fidel Castro, yang mengalami percobaan pembunuhan hampir 638 kali oleh CIA, ternyata presiden pertama kita, Ir. Soekarno juga pernah mengalami beberapa kali percobaan pembunuhan mulai dari Peristiwa Makasar, Peristiwa Idhul Adha, dan penembakan roket terhadap Istana Merdeka. Peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Soekarno yang paling terkenal adalah Peristiwa Cikini. 

Perisitwa Cikini terjadi pada tanggal 30 November 1957. Peristiwa ini terjadi di Sekolah Rakyat Cikini, Jalan Cikini Raya Nomor 76, Jakarta. Pada saat itu sekolah mengadakan bazar dalam rangka lustrum III sekolah. Presiden Soekarno berada di sana sebagai orang tua murid putra - putrinya, Megawati dan Guntur.

Kehadiran Soekarno tentu saja menarik perhatian ornag tua murid yang lain. Setelah berkeliling dan bercengkrama dengan para guru dan murid, Soekarno harus meninggalkan sekolah. Saat bersiap pulang, massa berkerumun untuk melihat presiden dari dekat. Beberapa orang tua dan siswa berjejal  di sekeliling Soekarno. Pada saat Soekarno bersiap memasuki mobilnya, tiba - tiba terdengar bunyi ledakan sangat keras. Asap menutupi lokasi tempat Presiden Soekarno dan massa di sekitanya berdiri.

Ternyata ledakan berasal dari enam granat yang dilemparkan ke arah Soekarno. Lima granat meledak dan menewaskan sepuluh anak sekolah serta menyedederai 48 orang, sebagian besar luka parah. Meskipun demikian, Soekarno selamat. Segera setelah ledakan pertama, ajudan presiden, Letkol Sugandhi mendrong presiden hingga menelungkup kemudian menindihnya untuk melindungi presiden. Setelah ledakan kelima, Soekarno segera ditarik menyebrangi  jalan di depan gedung, memasuki rumah di depannya. Dirumah tersebut Soekarno disembunyikan di ruangan belakang dan dialingi sebuah lemari, sampai keadaan aman.

Beberapa hari kemudian dua pelaku peledakan itu di tangkap. Keduanya mengakui bahwa rencana pembunuhan itu di atur oleh kelompok Darul Islam  yang mendapat bantuan senjata dan amunisi oleh Belanda.  Hal ini menyebabkan perasaan anti-Belanda dikalangan masyarakat semakin berkobar.

Beberapa minggu kemudian hampir semua perusahaan Belanda, baik yang bergerak di bidang industri maupun perkebunan disita oleh pemerintah Indonesia. Selain itu, warga negara Belanda diusir dari Indonesia. Maskapai penerbangan Belanda, KLM, dilarang terbang di wilayah udara Indonesia. 

Sumber : Buku Sejarah Indonesia. 8. Zaman Orde Lama karangan Eko Praptanto, diterbitkan oleh Bina Sumber Daya MIPA - Jakarta

No comments:

Post a Comment