Mancing Bagan Karangantu, Banten

Disela - sela kesibukan pekerjaan, saya memiliki hobi selain bersepeda adalah mancing. Hobi ini mulai sekitar beberapa tahun yang lalu ketika saya diajak mancing bersama saudara daerah Kronjo atau Tengkurak. Pada momen itu, pertama kali saya mendapatkan ikan cukup besar bagi ukuran saya, berupa seekor sembilang. Sensasi mancing yang saya rasakan saat itu luar biasa memberikan kesan sehingga akhirnya mancing menjadi bagian dari hobi yang saya miliki.


Saya biasanya mancing di tempat yang terdapat banyak tambak atau sungai - sungai sekitar tempat tinggal. Saya paling tidak suka mancing di tempat pemancingan, apa lagi dengan sistem beli ikan kemudian diceburin untuk dipancing. Menurut saya itu konyol, tidak ada tantangannya. Berbeda dengan memancing di alam. 

Mancing di empang /tambak ya paling dapat ikan kayak begini ...hehe..
Tidak jarang ketika mancing mendapatkan hasil nihil, walau mancing sudah seharian. Maklum saya tipe pemancing amatiran. Mancing sekedar menyalurkan hobi tanpa modal yang besar. Namun saya tidak pernah merasa kapok untuk memancing. Jika ada waktu senggang, dan ada orang yang bersedia menjadi teman memancing, saya pasti ikut mancing. Walau pada akhirnya bernasib sama, hasilnya nol besar haha...

Tempat favorit saya mancing biasanya di Tengkurak atau Domas, Pontang - cari yang gratisan pastinya. Namun akhir - akhir ini karena mungkin banyak pemancing di sana, ikan mulai berkurang, sehingga jarak jauh yang saya tempuh menjadi sia - sia. Saya coba mengalihkan peruntungan ke wilayah Linduk, Pontang. Empang di wilayah Linduk ternyata banyak terdapat ikan jenis kakap. Namun sayang, kalau tidak mengenal pemilik empang, kita dilarang memancing ditempat tersebut. Saya sendiri biasa memancing disungai besar yang melalui wilayah Linduk tersebut. Hasilnya ya kurang begitu memuaskan.

Memancing di daerah Linduk namun hasil nihil, saat itu saya bersama dua saudara saya memutuskan untuk mencari lokasi memancing yang baru. Sekitar pukul 10.00 WIB kami berangkat menuju ke wilayah Karangantu, Banten. Kami belum tahu lokasi yang pas untuk mancing di sana. Setelah menelusuri ke dalam pelabuhan Karangantu, melewati pasar pelelangan ikan, terdapat sebuah jembatan yang lebih mirip dermaga dengan panjang hampir 1 - 2 km. Diujung jembatan/dermaga itu, banyak orang yang mancing. Tanpa pikir panjang kami pun ikut serta. Menit demi menit kami lalui, hingga jam menunjukan pukul 12.00 lebih, belum satu ekor pun ikan yang berhasil kami tangkap. Ditambah sinar matahari yang begitu garang terhadap kulit. Nasib - nasib. Apes bener mancing kali ini. Akhirnya kami memutuskan merapikan perlengkapan pancing untuk pulang.

Sebelum pulang, kami mencoba mengelilingi pelabuhan Karangantu. Termasuk arah yang menuju Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Karangantu. Didekat Markas TNI AL, kami beristirahat sejenak. Tampak seorang laki - laki setengah baya menghampiri kami. Dia bertanya apakah kami berminat mancing di tengah laut. Tentu saja kami tertarik karena selama ini kami belum pernah mancing di tengah laut. Namun saya sedikit khawatir jika uang yang saya bawa tidak cukup untuk biaya mancing disana. Setelah berbincang, memang terdapat beberapa tipe pemancing yang biasa mereka layani. Yang pertama adalah mereka yang berduit tebal, dengan peralatan profesional. Biasanya para pemancing ini menyewa kapal dengan tujuan memancing di daerah Pulau Tunda dan sekitarnya. Biayanya tentu fantastis, gaji saya sebulan bisa habis haha... Tipe berikutnya yaitu mancing masih diwilayah Karangantu namun dengan sistem sewa kapal / perahu. Biayanya relatif murah, sekitar Rp 400 rb sampai Rp 1jt untuk sewa seharian. Dan tipe terakhir adalah pemancing amatiran seperti saya. Untuk tipe ini biasanya akan diajak mancing di bagan - bagan yang ada di Karangantu. Biayanya cukup murah, karena si pemilik kapal / perahu hanya mengantar ke bagan kemudian ditinggalkan, dan jika akan pulang mereka akan jemput kembali. Biayanya perorang sekitar Rp 30.000,-
Kami bertiga siap berangkat ke bagan

Akhirnya kami memutuskan mencoba mancing di bagan. Sekitar pukul 14.00 WIB kami mulai memancing. Tidak berapa lama, strike....saudara saya berhasil mengangkat seekor kakap putih ukuran 8 ons. Ukuran ikan sebesar ini adalah rekor mancing bagi kami - jangan bandingkan dengan yang pro yah hehe. Dengan ukuran sebesar itu pun, sudah sangat bahagia. Apalagi yang lebih besar yah...ck...ck...
Dapat kakap segede ini aja udah seneng banget...
Selang beberapa lama, giliran joran saya yang melengkung. Buru - buru saya hajar. Namun belum beberapa lama fight, prooolll..... senar putus. Ahhhh... kecewa rasanya. Tampaknya ikan besar yang menyambar umpan saya tersebut sehingga senar yang di set untuk mancing di empang tentu tidak sanggup menahan tarikan ikan besar. Tapi saya tidak berputus asa, saya rakit kembali kail yang ada, saya pasang kembali udang hidup dikail dan kembali menunggu hasil.

Setelah agak lama menunggu, saudara saya yang satunya dikejutkan dengan joran miliknya yang melengkung akibat sambaran ikan. Pertarungan pun dimenangkan dengan mudah oleh saudara saya. Seekor ikan sembilang ukuran 1 kg pun behasil landing. Tampak raut senang tergambar dari wajah saudara saya tersebut. 
Pas mau pulang pamerin ikan sembilang yang di dapat

Selang tidak berapa lama, giliran umpan saya yang disambar. Lagi - lagi nasibnya masih kurang berpihak. Senar kembali putus karena tidak kuat menahan fight ikan. Namun tidak berapa lama kemudian, kembali umpan saya dimakan.  Kali ini tidak kembali putus karena yang dimakan adalah umpan dengan ukuran senar dan joran yang besar. Saya tarik sekuat tenaga ikan yang terkait di kail. Terasa sangat berat seolah mengangkat satu karung berisi pasir. Untungnya, ikan mendekat ke arah bagan, sehingga saya tak menyia - nyiakan kesempatan tersebut dengan mengulung senar secepatnya. Beberapa menit kemudian saya pun berhasil mengangkat seekor ikan pari. Tidak terlalu besar memang, tapi saya tidak tahu mengapa begitu berat saat saya tarik di air. Senang rasanya mampu mengangkat ikan tersebut. Amazinglah...untuk ukuran pemancing amatiran seperti saya hahaha...
Ikan pari yang saya dapat
Saat saya sibuk membereskan ikan yang saya dapat, saudara saya yang pertama kembali bertarung dengan ikan yang menyambar umpannya. Namun sayang, kembali senar putus! ahhh....

Akhirnya sore pun menjelang. Hasil tangkapan tidak banyak karena seringnya senar putus. Namun kami harus segera pulang. Saat magrib menjelang, jemputan kami datang. Kami pun menuju dermaga untuk pulang. Hari ini adalah pengalaman luar biasa walau hasil tidak maksimal hahaha....

Beberapa hal yang saya dapat pelajari antara lain,  mancing di laut sangat berbeda dengan mancing di empang atau sejenisnya. Peralatan yang harus disiapkan harus benar - benar memadai. Mulai dari reel dengan ukuran yang besar, senar minimal 0.40, joran yang kuat, dan lain sebagainya. Yang pasti ini pengalaman saya mancing di laut (walau cuma di bagan sih haha..). Saya pasti akan datang lagi ke tempat tersebut. Sensansinya membuat saya sakaw. Hareuhhh...

Demikian pengalaman saya mancing di bagan Karangantu. Kelihatan norak banget yah... Maklum pemancing amatiran, dengan modal minim. Tapi setidaknya kami berhak juga untuk merasakan sensansi strike yang luar biasa. Iya nggak? hahaha....

Maaf kalau tulisan ini agak kacau....:) Yang pasti saya siap untuk merasakan pengalaman mancing bagan lagi. 

2 comments:

  1. Anonymous30 June, 2017

    Kapan mancing ke bagan lg..boleh tuh ikutan

    ReplyDelete
  2. ada kontak tukang perahunya, gak, om?

    ReplyDelete