Dari tema yang dibagikan, jelas materi ini lebih ke teknis bagaimana seorang direktur pemasaran membuat keputusan strategis mengatasi berbagai dampak akibat covid-19.
Tapi setelah mengikuti penjelasan narasumber, banyak hal yang saya peroleh. Terlebih pengetahuan bagaimana seorang marketer mencari solusi agar tetap bertahan di situasi sulit.
Ya siapa tahu saja ilmu ini bisa saya gunakan juga saat saya jadi direktur pemasaran hehe...
Selain itu, saya cukup kagum dengan Penerbit Andi yang begitu concern terhadap dunia perbukuan. Buku selain menjadi sumber income juga dianggap sesuatu yang penting bagi kemajuan bangsa.
Penerbit Andi mendukung program pemerintah membangun generasi cerdas dengan minat baca yang tinggi melalui buku-buku berkualitas.
Dampak Covid-19 Bagi Industri Perbukuan Indonesia
Gambar pertama di atas merupakan foto sebuah toko buku yang sepi pengunjung pada waktu pandemi. Sedangkan gambar dua merupakan grafik penjualan buku selama masa pandemi yang mengalami penurunan.
Sepinya toko buku yang berdampak pada penurunan pendapatan merupakan dampak yang dirasakan hampir semua penerbit buku selama pandemi.
Selain dua hal di atas, dampak covid-19 terhadap industri perbukuan dapat diuraikan sebagai berikut :
- Jaringan toko buku sebagian tutup selama Maret sampai dengan Mei 2020
- Pengunjung toko buku sepi akibat kekhawatiran tertular covid-19
- Penurunan omset buku 60 - 90 %
- Penerbit mengurangi jumlah produksi dan juga distribusi ke toko buku
- Beberapa penerbit yang mengalami penurunan pendapatan signifikan gulung tikar/bangkrut.
- Direct selling semisal ke sekolah atau kampus untuk sementara tidak dapat dilakukan karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
- Berkurangnya income masyakarat akibat Covid-19 menyebabkan berkurangnya alokasi dana untuk pembelian buku karena dialihkan pada kebutuhan lain yang lebih mendesak.
Situasi ini sangat merisaukan industri penerbitan buku. Terlebih mereka yang bertanggungjawab terhadap penjualan produk buku dalam hal ini bagian pemasaran.
Perlu diambil langkah strategis oleh bagian pemasaran agar industri penerbitan buku tetap hidup dan terus memaksimalkan penjualan.
Setiap korporasi pasti memiliki strategi sendiri agar bisa bertahan dimasa sulit ini. Demikian juga dengan Penerbit Andi Yogyakarta.
Penjelasan berikut ini merupakan strategi Bapak Agustinus Subardana selaku Direktur Pemasaran Penerbit Andi dalam menghadapi berbagai tantangan selama pandemi Covid-19.
Strategi Pemasaran
Agustinus Subardana menjelaskan bahwa dalam menghadapi situasi sulit akibat Covid-19, langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis produk yang beredar.
Penerbit Andi menerbitkan banyak jenis buku yang dikelompokan dalam kategori produk. Sejauh ini terdapat 32 kategori produk seperti produk buku anak, buku bisnis, buku pertanian, buku fiksi, buku pengembangan diri dan lain sebagainya.
Analisis pada kategori buku dengan melakukan pemetaan segmentasi. Pemetaan didasarkan pada dua faktor utama dalam pemasaran yaitu :
1. Faktor mikro meliputi perantara, pesaing, pemasok dan masyarakat (konsumen)
2. Faktor makro meliputi demografi-ekonomi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.
Hasil analisis dari dua faktor tersebut, Penerbit Andi merumuskan dua startegi pemasaran yaitu melalui online dan offline.
A. Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara (Online)
1. Pentingnya Transformasi Digital
Terjadi pergeseran aktivitas masyarakat akibat Covid-19 dari interaksi sosial secara fisik menjadi interaksi yang minim sentuhan (low touch). Perubahan ini tentu berdampak pada sektor industri menuju era Low Touch Economy termasuk pada industri perbukuan.
Digital marketing menjadi pilihan yang paling rasional dalam era Low Touch Economy. Penjualan yang semula fokus pada bentuk fisik bertransformasi menjadi bentuk digital dalam dunia maya.
Promosi produk dialihkan dari wujud fisik menjadi promosi digital yang memiliki jangkauan luas serta minim interaksi sosial yang beresiko menularkan penyakit.
Beberapa manfaat yang akan didapat dari promosi online antara lain :
- Informasi produk dapat disebarkan secara masif kepada target pasar potensial
- Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
- Menjaga kestabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
- Menaikan penjualan dan profit
- Menggambarkan keunggulan produk dibanding pesaing
- Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan
- Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli, menjadikan tertarik beli), persepsi dan pendapat konsumen.
Promosi online yang dilakukan Penerbit Andi yaitu dengan memanfaatkan jaringan telepon, email, sms dan juga media sosial seperti Whatsapp, Telegram, Facebook, Instragram, Youtube dan lain-lain.
Pilihan lain yang diambil Penerbit Andi memasarkan buku lewat marketplace yang telah di tunjuk oleh Kemendikbut RI melalui blanja.com dan blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler.
Pengadaan barang dan jasa secara online ini sebuah keniscayaan berdasarkan Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018.
2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Komunitas menjadi target potensial pemasaran produk dengan melihat kuatnya jaringan yang ada pada anggota komunitas tersebut.
Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien dengan terus menjalin komunikasi dan interaksi serta menjaga integritas penerbit.
Komunikasi yang dilakukan bersama komunitas bisa ditempuh semisal dengan mengadakan webinar lewat link Zoom atau dengan live Youtube dengan tema – tema yang menarik. Dan Penerbit Andi sudah melakukan ini.
B. Strategi Pemasaran Buku Serangan Darat (Offline)
Walaupun pemasaran online menjadi pilihan yang paling logis di masa pandemi ini, bukan berarti pemasaran secara offline ditiadakan.
Penerbit Andi terus melakukan penetrasi pasar dengan melakukan pemetaan wilayah untuk melihat potensi pasar diikuti dengan pembukaan cabang pada wilayah potensial.
Sejauh ini Penerbit Andi sudah memiliki 42 cabang di Indonesia dengan menempatkan tenaga pemasaran ditiap cabangnya.
Strategi pemasaran serangan darat (offline) dikelompokan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
1. Toko Buku
Terdapat tiga jenis toko buku yaitu toko buku modern, toko buku semi modern, dan toko buku Tradisional.
Pengelolaan tiap jenis toko tersebut akan berbeda satu sama lain. Pada toko buku modern, pengelolaan biasanya bersifat terpusat dan dikelola secara profesional. Toko semi modern sistem administrasi biasanya dikendalikan per toko. Sedangkan toko tradisional masih bersifat manual.
Untuk setiap jenis toko buku mendapat perlakuan berbeda dalam hal pemasaran. Bagi toko modern dan semi modern, sistem konsinyasi masih mungkin dilakukan. Tetapi untuk toko tradisional harus sistem kredit atau jual putus.
Pemasaran yang dilakukan pada toko buku modern dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Membuat display menarik yang bisa mengundang orang untuk membeli
- Mengadakan promosi di internal toko
- Mengadakan bedah buku
- Mengadakan event tematik dengan potongan harga
- Proaktif melakukan komunikasi dengan pengelola toko buku untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat.
2. Direct Selling / Penjualan Langsung
Langkah yang diambil dalam pemasaran buku melalui direct selling dimulai dengan melakukan pemetaan jenis buku sesuai target pasar.
Tiga jenis buku dalam pemasaran langsung yaitu :
- Buku teks atau mata pelajaran utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK
- Buku teks perguruan tinggi untuk semua mata kualiah
- Buku referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , perguruan tinggi dan umum
Pemasaran langsung dilakukan dengan mendatangi instansi-instansi sesuai dengan jenis buku yang dipasarkan.
3. Melaksanakan Event – Event
Startegi pemasaran serangan darat yang terakhir yaitu dengan sering melaksanakan event – event seperti pameran buku, seminar, workshop, tryout, dan sebagainya.
Demikian strategi pemasaran yang dilakukan Penerbit Andi selama Covid-19. Srategi ini secara umum bisa juga digunakan penerbit lain.
Mengakhiri pemaparannya, Agustinus Subardana membuat kesimpulan sebagai berikut :
"Menulis adalah berjuang. Penulis adalah Pahlawan yang akan di kenang selama – lamanya. Lembaran karya adalah medan pertempuran. Pena adalah senjatanya.
Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia”
Sebagai tambahan, silahkan kunjungi tulisan Bapak Agustinus Subardana tentang Prosedur Penulisan Buku di Penerbit Andi pada link https://literasikangagus.blogspot.com/2020/05/prosedur-penulisan-buku.html?showComment=1604675007075&m=1#c7731488194136018197
Semoga bermanfaat.
Siip baqget resumenya...
ReplyDeleteNuhun ibu
DeleteKonten bagus,, cuma ada pewarnaan yg tdk sama du sub A dan B
ReplyDeleteIyah bener pak, akan saya perbaiki
DeleteMateng
ReplyDeleteResumenya lengkap dan cukup informatif. Semangat menulis...
ReplyDeleteResumenya bagus tapi iklannya ...hehe cukup mengganggu pandangan...
ReplyDeleteBiar gk ganggu diklik aja bu.hehe
DeleteMantap resumenya iklannya juga padat. Sukses terus mas
ReplyDelete