Karomah Syekh Muhammad Nawawi Al Bantani, Ulama Besar Dari Banten


Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa pendiri Nahdhatul Ulama (NU) K.H. Hasyim Ashari dan pendiri Muhammadiyah K.H. Ahmad Dahlan dahulunya adalah murid dari tokoh Banten yang sangat terkenal yaitu Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani. Mungkin banyak juga orang Banten yang tidak mengenal tokoh besar ini karena sumber informasi yang kurang. 

Maka saya coba membuat tulisan ini untuk berbagi informasi yang saya temukan di internet tentang Syekh Muhmmad Nawawi Al Bantani. Sebagai orang Banten, saya bangga memiliki tokoh kharismatik seperti beliau, dan saya berharap semua orang Banten juga bisa mengenal beliau lebih dalam.

Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani atau di sebut juga dengan Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi lahir di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten (sekarang Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten) pada tahun 1230 H atau 1815 M. Lahir dengan nama Abu Abdul Muti Muhmmad Nawawi bin Umar bin Arabi. Ia keturunan ke 12 dari Sultan Banten, Maulana Hasanudin putera Sunan Gunung Djati. Jika ditelisik lebih jauh, nasabnya sampai kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Karena kecerdasannya, dalam usia 8 tahun ayahnya mengirimkannya kebeberapa pesantren di Jawa. Beliau pertama mendapatkan bimbingan dari ayahnya, kemudian berguru pada Kyai Sahal, Banten, dan setelah itu ia mengaji kepada Kyai Yusuf, Purwakarta.

Pada usia belum mencapai 15 tahun, beliau sudah mengajar banyak orang. Karomah yang beliau miliki terlihat dari usia sebelia itu. Murid - muridnya setiap hari terus bertambah banyak. Pada usia 15 tahun, beliau menunaikan ibadah haji dan berguru kapada sejumlah ulama terkenal di Mekkah. Dari sekian banyak gurunya, yang paling berpengaruh membentuk karakternya saat di Mekkah adalah Syaikh Ahmad Nahrawi, Syeikh Junaid Al-Betawi, dan Syaikh Ahmad Dimyati. Tersebut juga dua ulama besar dari Madinah yang mampu merubah cara berpikirnya yaitu Syaikh Muhammad Khatib dan Syaikh Ahmad Zaini.

Karena kecerdasannya, beliau begitu banyak menghasilkan karya tulisan berupa syarah atau komentar terhadap kitab - kitab klasik. Pada perkembangannya, kitab - kitab Syekh Nawawi Al-Bantani dijadikan bacaan wajib pada semua pesantren di Jawa. Kitab fiqih karya beliau yang paling terkenal dikalangan santri di Jawa adalah Syarah Uqud al-Lujain fi Bayan Huquq al-Zaujain. Bahkan pada perkembangan selanjutnya oleh Ulama Indonesia, beliau di anugrahi gelar Bapak Kitab Kuning.

Selain terkenal dengan kecerdasannya, ulama besar dari Banten ini juga pernah menjadi imam Masjidil Haram pada tahun 1819 - 1897 M. Ia juga terkenal dengan karomah - karomah yang ia miliki sejak masih remaja. Dikisahkan pada saat ia berkunjung ke salah satu masjid di Jakarta, yakni Masjid Pekojan, yaitu masjid yang didirikan oleh seorang keturunan cucu Rasulallah, Sayyid Utsman bin Agil bin Yahya al-Alawi, ia menyalahkan penentuan kiblat yang dibuat oleh Sayyid Utsman. Tentu saja Sayyid Utsman kaget karena ada seorang anak yang ia tidak kenal menyalahkan penentuan kiblat yang ia lakukan. Terjadilah diskusi diantara mereka dan satu sama lain salih bersikukuh dengan pendiriannya. Saat kesepakatan tidak bisa diraih, Syekh Nawawi remaja menarik lengan baju Sayyid Utsman. Dirapatkan tubuhnya agar saling mendekat.

"Lihatlah Sayyid! itulah Ka'bah tempat kiblat kita. Lihat dan perhatikanlah! Tidakkah Ka'bah itu terlihat amat jelas? Sementara kiblat masjid ini agak ke kiri. Maka perlulah kiblatnya di geser ke kanan agar tepat menghadap Ka'bah" ujar Syekh Nawawi remaja.

Sayyid Utsman termangu. Kab'bah terlihat jelas saat ia melihat ke arah yang ditunjukan oleh Syekh Nawawi. Sayyid Utsman merasa takjub dan menyadari bahwa remaja dihadapannya dikarunia kemuliaan yakni terbukanya nur basyariyyah. Dengan karunia itu, dimana pun ia berada, ia dapat melihat Ka'bah. Dengan penuh hormat, Sayyid Utsman langsung memeluk tubuh kecil Syekh Nawawi.

Diceritakan pula bahwa suatu ketika saat ia menulis kitab dalam sebuah perjalanan karena tidak ada lampu yang menerangi, ia menggunakan telunjuknya sebagai lampu. Saat itu ia berada di rumah - rumahan diatas punggung unta. Pada saat itu, ide - ide nya untuk menulis begitu deras mengalir. Maka ia memohon kepada Allah untuk menjadikan telunjuk kirinya sebagai lampu ketika ia menuliskan ide - ide tersebut. Kitab yang ia hasilkan dari perjalanan itu adalah Kitab Maraqi al-Ubuddiyah syarah Matan Bidayah al Hidayah, harus ia bayar dengan cacat pada telunjuk kirinya karena menimbulkan bekas yang tidak pernah hilang.

Syekh Nawawi Al Bantani wafat di Mekah pada usia 69 tahun tepatnya pada 25 Syawal 1314 H / 1897 M. Beliau dikuburkan di pekuburan Ma'la di Mekah bersebelahan dengan makan anak perempuan Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq, Asma binti Abu Bakar Ash Shiddiq. 

Karena ada kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi untuk menggali kuburan siapa saja  setelah melewati satu tahun untuk diambil tulang - belulang untuk dikuburkan kembali  disatukan dengan tulang - belulang mayat lain diluar kota. Dilakukan penggalian pada makam Syekh Nawawi Al-Bantani setelah kuburan beliau mencapai satu tahun. Para petugas penggali dibuat terkejut, bukan tulang belulang yang mereka temukan. Namun satu jasad yang masih utuh. Tidak kurang satu apapun, tidak lecet atau tanda - tanda pembusukan seperti pada jasad yang lain.  Bahkan kain kafan penutup jasad tidak robek atau tidak lapuk sama sekali. Para petugas itu pun berlarian berhamburan untuk melaporkan kejadian ini kepada atasannya. Sang atasan akhirnya menyadari bahwa makam yang digali bukan orang sembarangan. Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengambil langkah strategis dengan melarang pembongkaran makam tersebut. Jasad kemudian dikuburkan seperti sedia kala sampai saat ini tetap berada di Ma'la, Mekah.

Demikian beberapa karomah yang dimiliki ulama besar Banten, Syekh Nawawi Al Bantani. Sebagai orang Banten kita tentu harus berbangga hati dan mampu meneladani beliau. Mari sempatkan sejenak untuk membaca fatihah  Semoga beliau ditempatkan pada tempat yang sebaik - baikanya disisi Allah SWT. Alfatihah.... Amin ya Robbal Alamin.

Semoga bermanfaat ....

Sumber : dirangkum dari id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment