Ikuti Langkah Berikut! Garansi Bisa Menerbitkan Buku Sendiri


Bagi guru PNS, salah satu syarat kenaikan pangkat pada golongan tertentu  diwajibkan melaksanakan publikasi ilmiah atau karya inovatif. 

Yang paling umum ditempuh guru dalam publikasi ilmiah yaitu dengan membuat PTK atau buku pedoman guru. 

Untuk jenis publikasi ilmiah lain semisal opini di media masa, artikel ilmiah dan buku jarang sekali ditempuh. 

Membuat opini atau artikel pada media masa dihadapkan pada sulitnya menembus redaktur agar dimuat karena mungkin kualitas tulisan yang belum memadai. 

Begitu juga saat harus membuat buku. Menulis buku merupakan hal ditakuti dan dihindari sebagian besar guru PNS saat akan mengajukan kenaikan pangkat.

Ketakutan ini muncul seiring dengan persepsi bahwa menulis buku itu sulit. Jangankan menulis buku, kadang hanya membuat beberapa paragraf saja guru merasa kesulitan.

Sebagian lagi malah memiliki stigma bahwa  tidak akan pernah sanggup menyusun dan menerbitkan buku, membayangkannya saja sudah bikin mual. Banyak dari mereka kalah sebelum bertempur. 

Anggapan atau ketakutan-ketakutan yang muncul terkait menulis dan menerbitkan buku saat ini sepertinya sudah tidak relevan. 

Fakta di lapangan menunjukan bahwa menulis dan menerbitkan buku tidak seribet apa yang dibayangkan.

Bagaimana bisa? Secara akal sehat tentu butuh waktu dan pikiran ekstra untuk sanggup menyusun sebuah buku apalagi buku solo dan ber-ISBN. Tentu membutuhkan proses panjang agar sampai tulisan diterbitkan oleh penerbit buku.

Awalnya saya tidak percaya. Tapi saya membuktikan sendiri. Dengan langkah sederhana berikut ini, kita pasti bisa menyusun buku dan menerbitkannya.

Baiklah, saya akan coba berbagi kisah bagaimana bisa menerbitkan sebuah buku. Kisah ini tentu dialami oleh saya sendiri. Bukti pendukung juga banyak. Lihat contoh-contoh berikut ini :


Gambar di atas salah satu contoh hasil dari langkah yang nanti saya bagikan. 

Bermula dari sebuah group di Facebook, nama groupnya Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), yang diprakarsai Wijaya Kusumah (Omjay). 

Disana dibagikan sebuah link group WhatsApp pelatihan menulis buku. Saya coba masuk ke group tersebut melalui link undangan yang ada. 

Mulanya saya membayangkan perkuliahan semisal dengan zoom dan sejenisnya. 

Namun prediksi saya salah. Perkuliahan hanya sebatas menggunakan kata atau chat di WhatsApp. Atau terkadang menggunakan voice note.

Saya underestimate bisa membuat buku dengan jenis konsep pelatihan seperti ini. Tapi kemudian dalam perjalanannya, banyak bekal pengetahuan serta berbagai inspirasi menarik dari para narasumber hebat.

Saya terinspirasi dan termotivasi untuk bisa menghasilkan sebuah buku karya sendiri. Motivasi ini muncul seiring dengan semangat peserta pelatihan yang menggebu dan juga pengetahuan yang diperoleh. 

Dalam seminggu, group ini mengadakan tiga kali perkuliahan, hari Senin, Rabu, dan Jumat. 

Setiap kali pertemuan akan didatangkan seorang narasumber yang berkompeten dalam dunia tulis menulis.

Peserta pelatihan akan diberikan berbagai teknik atau tips bagaimana membuat sebuah tulisan yang baik, bagaimana menulis di koran, bagaimana menerbitkan buku dan lain sebagainya. 

Saya kira dibanyak pelatihan menulis, hal tersebut pasti menjadi menu utama. Berbagai teknik dan tips dalam dunia tulis menulis. 

Satu hal yang mungkin membedakan pelatihan menulis KSGN dengan pelatihan menulis yang lain yaitu adanya kewajiban untuk membuat resume setiap pertemuan.

Resume ini harus disusun berdasarkan teknik atau tips yang dibagikan dan berisi ringkasan materi pelatihan itu sendiri.

Resume yang sudah jadi harus diposting ke blog pribadi kemudian setiap peserta saling berkunjung ke blog satu sama lain atau dikenal dengan istilah blogwalking. 

Blogwalking berguna untuk saling berkomentar, memberi apresiasi serta memberi berbagai kritik membangun.

Dengan adanya blogwalking, setiap peserta tahu kelemahan tulisan yang ia buat sekaligus bisa belajar gaya tulisan dari peserta lain. 

Terdapat 30 pertemuan yang direncanakan akan diterima peserta pelatihan. Setiap peserta wajib membuat resume minimal sebanyak 20. 

Lalu apa hubungannya dengan menulis buku dan menerbitkannya? Mudahnya dimana? Apa karena banyak teknik yang dibagikan kemudian kita mencari ide sendiri dan mulai menyusun buku yang kita inginkan??

Memang benar teknik dan tips itu sangat membantu peserta pelatihan dalam menulis. Tapi jangan capek-capek mencari ide lagi untuk menyusun buku dan menulis dari awal. Buku yang akan dibuat ya apa yang sudah ditulis selama kegiatan berlangsung. 

Maksudnya bagaimana? Ibarat menyelam sambil minum air, selama pelatihan peserta dibekali berbagai pengetahuan yang kemudian dituangkan dalam bentuk resume. Nah, resume - resume ini lah yang nanti akan jadi buku.

Jadi resume yang sudah dibuat pada setiap pertemuan disatukan dengan resume pertemuan-pertemuan berikutnya, kemudian lakukan editing seperlunya. 

Lengkapi kumpulan resume tersebut dengan kelengkapan semisal cover, kata pengantar, daftar isi dan lain sebagainya. Jadi deh sebuah naskah buku.

Nah naskah buku ini nanti kita terbitkan diberbagai pilihan penerbit yang dikehendaki. Paling mudah cari yang gratisan. Banyak penerbit gratisan yang siap menerbitkan buku kita. Salah satunya YPTD milik Thamrin Dahlan.

Nah setelah naskah lengkap, kirim ke YPTD, dicetak, ber-ISBN pula. Jadi deh buku. Mudah bukan?

Buku-buku di atas merupakan bukti hasil dari pelatihan menulis buku ini.

Jadi, jika anda seorang guru PNS yang ingin memiliki buku sendiri, segera bergabung dengan berbagai komunitas menulis. 

Banyak kok komunitas menulis, baik khusus untuk guru atau umum. 

Buat resume setiap perkuliahan, kumpulkan resume-resume tersebut menjadi sebuah file naskah buku.

Kirimkan file naskah buku dengan kelengkapannya ke penerbit. Jadi buku deh. Super mudah. Garansi pasti bakal memiliki buku karya sendiri jika langkah-langkah ini diikuti. 

Jika bingung mencari komunitas menulis yang pas, gabung saja dengan KSGN. Saat ini baru gelombang ke 16. Rencananya KSGN akan terus membuka gelombang menulis selanjutnya.

Atau jika sudah tergabung pada komunitas semisal group MGMP, silahkan buat pelatihan menulis atau pelatihan lain didalamnya. Minimal 20 kali pertemuan dengan kewajiban membuat resume setiap pertemuannya.

Jika sudah mencukupi 20 resume, segera kumpulkan dan terbitkan menjadi sebuah buku.

Jadi mimpi memiliki buku karya sendiri bukan omong kosong dan tidak sulit diwujudkan. Itu sangat mudah. Buktikan sendiri. 

Sukses buat semua.  

Sebagai tambahan untuk bisa menerbitkan buku di YPTD baca tulisan berikut :

Ingin Menerbitkan Buku Karya Sendiri, Silahkan Ikuti Cara Mudah Berikut Ini!

Semoga bermanfaat.



No comments:

Post a Comment