Kisah Penulis Buku Jebolan Pelatihan Menulis KSGN


Lagi, temanya menulis dan menulis. Ya namanya juga pelatihan belajar menulis. Sebagai peserta pelatihan menulis gelombang 16 Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN), banyak materi tentang teknik menulis yang saya terima. 

Dan kali ini giliran pemateri yang merupakan jebolan pelatihan menulis KSGN gelombang 7 membagikan pengalamannya. 

Namanya Eva Hariyati Israel, S.Kom. Membaca namanya saya teringat negara zionis di Timur Tengah sana. Dan saya salah satu orang yang tidak suka dengan negara ini. 

Tapi bukan berarti saya tidak suka dengan pemateri kali ini. Israel satu ini tentu berbeda. Selain cantik, cerdas juga penuh prestasi. Buktinya ia mampu menerbitkan buku pada penerbit mayor. It's awesome right? 

Berikut pemaparan Bu Eva pada peserta pelatihan belajar menulis KSGN gelombang 16 tentang pengalamannya sebagai peserta pelatihan sebelumnya dan sampai berhasil menerbitkan buku.

Diawali dengan mendoakan Omjay, Bu Eva selanjutnya menceritakan bahwa ia merupakan bagian dari sahabat Rumah Belajar. 

Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran yang dikelola oleh Pustekkom sekarang dikenal dengan Pusdatin Kemdikbud yang memberikan ruang seluas-luasnya untuk siapa saja berbagi, belajar, dan melakukan proses pembelajaran secara gratis. 

Konten Rumah Belajar selalu update secara berkesinambungan dan Bu Eva menjadi salah satu bagian didalamnya. 

Melanjutkan ceritanya, sebagai peserta pelatihan menulis KSGN, ia merasa group pelatihan ini memberikan ruang dan wadah untuk bisa menggali potensi  dan mengembangkan bakat menulisnya.

Selain itu, banyaknya narasumber yang dihadirkan mampu menginspirasi Bu Eva sehingga bisa menerbitkan buku pada penerbit mayor.

Lebih berkesan saat narasumbernya Prof. Richardus Eko Indrajit, melemparkan tantangan menulis berkolaborasi dengan beliau hanya dalam waktu 7 hari. Itu tentu waktu yang singkat. Harus membuat buku. Bisakah? 

Dan ternyata Bu Eva sanggup memenuhi tantangan tersebut. Sungguh pencapaian yang luar biasa. 

Ini semua ia kisahkan dalam tulisan di blognya. Silahkan bagi yang berminat membaca kunjungi https://evaman219.blogspot.com/2020/09/menulis-buku-7-hari-mungkinkah.html.

Bu Eva kemudian melanjutkan ceritanya bagaimana buku  diterima tanpa revisi oleh penerbit mayor (Penerbit Andi). Ia menceritakan proses editing pertama oleh pihak penerbit.

Proses editing berlangsung dengan beberapa tahapan sebagai berikut :

  1. Editing Sampul. Penerbit akan membuatkan beberapa pilihan sampul yang sesuai dengan tema tulisan
  2. Editing naskah oleh penerbit, tata kelola urutan dan tulisan disesuaikan dengan konsep dan gaya bahasa kita
  3. Setelah editing penerbit naskah proof dikirim kembali ke penulis beserta surat perjanjian penerimaan naskah dan royalty bagi penulis. Sebagai penulis kita diberi kesempatan melihat kembali susunan dan tata bahasa buku kita sebelum dinaikkan ke proses cetak
  4. Setelah editing oleh penulis naskah kembali dikirim ke penerbit untuk selanjutnya ke proses cetak.

Saat buku dicetak dan dilaunching, berikutnya mulai proses pemasaran. Saat itu dilaksanakan webinar Digital Mindset yang diadakan Prof. Eko Indrajit bekerjasama dengan TV Andi melalui aplikasi zoom. 

Webinar ini bagian dari marketing yang dilakukan penerbit untuk membantu proses pemasaran buku yang Bu Eva buat.

Dalam hal ini Bu Eva tidak direpotkan dengan promosi atau kegiatan marketing lain karena semua sudah diurus penerbit. Itulah untungnya buku diterbitkan pada penerbit mayor. 

Keuntungan Menjadi Bagian Group Pelatihan Menulis KSGN

Bu Eva melanjutkan pemaparannya mengenai apa saja yang ia peroleh dari ikut kelas pelatihan menulis KSGN.

Menurutnya, hal pertama yang ia dapatkan yaitu meningkatnya motivasi dalam menulis. Ia terinspirasi para narasumber yang luar biasa yang dihadirkan.

Motivasi muncul semisal saat para narasumber menjelaskan beberapa keuntungan yang diperoleh jika bisa menerbitkan buku pada penerbit mayor. 

Hal lain yang Bu Eva dapatkan kelas menulis KSGN ini bertambah wawasan dan keilmuan tentang publikasi dan teknik menentukan tema penulisan yang sesuai tren zaman

Bu Eva akhirnya bisa memahami bagaimana kriteria suatu naskah buku bisa diterima penerbit mayor antara lain :

Pertama. Tema buku jika di cari pada google trends menunjukkan grafik yang bagus

Kedua. Profil penulis, semakin terkenal dan kredibel akan sangat baik

Ketiga. Target pasar yang menguntungkan

Keempat. Ragam tulisan kita sesuai dengan visi misi penerbit.


Keuntungan Menulis Buku

Pada bagian selanjutnya Bu Eva menjelaskan beberapa keuntungan menjadi penulis buku yang berhasil diterbitkan.

Keuntungan pertama yang diperoleh yaitu kepuasan batin. Menurut Bu Eva rasa puas tidak bisa diukur dengan apapun. 

Perasaan bahagia saat buku pertama terbit susah untuk digambarkan. Terlebih buku tersebut berhasil terjual 100 eksemplar merupakan pencapaian luar biasa bagi Bu Eva.

Keuntungan kedua yaitu semakin meningkatnya integritas, kredibilitas dan tingkat percaya diri. Termasuk meningkatnya motivasi untuk terus menulis dan menulis.

Bu Eva juga menyebutkan bahwa keuntungan lain yaitu terbuka peluang-peluang baru untuk menjadi narasumber, motivator menulis dan hal hal positif lainnya.

Dan yang terakhir tentunya keuntungan terkait pendapatan finansial dari royalty penjualan buku. 


Untuk Apa Menulis Buku?

Motivasi Bu Eva menulis buku yaitu untuk berbagi dan berkarya. Menurutnya dengan menulis ia bisa membagikan ilmu yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat  untuk orang lain.

Selain itu, buku merupakan sebuah karya yang akan tidak akan hilang. Buku akan tetap hidup sekalipun penulisnya sudah tiada. 


Tips Lain

Bu Eva melanjutkan bahwa ia belum bisa konsisten menulis setiap hari. Namun demikian  setiap ia menemukan ide kebetulan semangat juga baik, ia tidak menunda untuk menulis. Ide akan mengalir dengan sendirinya. 

Untuk bisa membuat buku, hal penting lain menurut Bu Eva harus fokus dan yakin. Lakukan dengan sepenuh hati dengan tidak ada keterpaksaan (nyaman). 

Untuk semakin memotivasi ingat selalu kata-kata bijak  bahwa memulai sesuatu yang baik maka kebaikan-kebaikan lainnya juga akan mengikut. Dan menulis buku merupakan sesuatu yang baik.

Dan yang paling penting dari semua itu, menurut Bu Eva yaitu tidak boleh lupa untuk terus berdoa. Kita yang berusaha, tuhan yang menentukan.

Seperti halnya narasumber lain, Bu Eva mungkin terinspirasi juga dari narasumber sebelumnya, ia mengingatkan bahwa untuk bisa menulis, tulis saja apa yang terlintas dipikiran. 

Semisal setelah mengikuti sesi pelatihan tuliskan apa yang dirasakan, apapun. Refleksikan apa saja yang diperoleh dan ungkapkan kedalam bahasa tulisan.

Bu Eva juga mebagikan bagaimana cara menghadapi  komentar negatif atau kritikan. Walau selama ini ia tidak pernah mendapat komentar negatif dari tulisannya, ia berharap jika peserta pelatihan nanti mendapat komentar negatif, jangan patah semangat. Jadikan itu sebagai refleksi diri untuk bisa memperbaiki kelemahan yang ada.

Semoga menginspirasi. 


4 comments: