Cara Mudah Mengajarkan Anak Agar Kuat Berpuasa

Cara mudah mengajarkan anak berpuasa

Jagoan Banten. Tulisan tentang cara mengajarkan anak berpuasa tentu sudah banyak bertebaran di internet. Dan kali ini saya menulis tema bagaimana cara mengajarkan anak berpuasa bukan untuk menentang atau mendukung berbagai tulisan yang ada. 

Tulisan ini hanya mengisahkan pengalaman pribadi bagaimana ketika orang tua saya mengajarkan saya berpuasa sejak kecil. 

Berlatih Berpuasa Sejak Kecil


Saya lupa persisnya sejak kapan saya belajar berpuasa. Tapi seingat saya, sejak saya masuk SD pun sudah terbiasa berpuasa. 

Waktu itu, saya sangat takut jika berpuasa. Pikiran polos anak kecil takut jika tidak makan nanti mati. Oleh karenanya saya tidak mau berpuasa. Tapi ibu berkata bahwa saya boleh berpuasa sekuatnya. Dan kalau sudah tidak sanggup boleh berbuka. 

Saya pun mencoba saran ibu. Saya diajak ikut sahur dan besoknya saya pun berpuasa. Dihari pertama itu, saya hanya sanggup berpuasa sampai pukul 10 pagi. 

Tapi ibu tidak marah. Dia malah memuji karena saya sudah mau belajar berpuasa. Sampai ketika magrib, banyak makanan enak disediakan ibu dan sekeluarga berbuka. Saya kembali ikut berbuka. Jadi buka dua kali deh...

Besoknya saya berniat kembali ikut puasa. Malam harinya saya dibangunkan sahur. Mata kantuk membuat saya susah bangun. Tapi dengan kasih sayang dan kesabaran orang tua, saya pun bangun dan ikut sahur. 

Hari kedua, saya berjuang. Setidaknya harus sampai jam 12 siang. Ibu bilang nanti dapat hadiah kalau bisa sampai siang. Otomatis saya bersemangat. 

Walau badan serasa lemas, akhirnya saya sanggup sampai jam 12 siang. Dan ibu memenuhi janjinya. Ia memberi saya hadiah. 

Besoknya saya kembali berjuang. Saya harus bisa sampai magrib. Alasannya pertama karena kalau tidak berpuasa tidak ada makanan enak yang bisa saya makan karena belum masak. Kedua, waktu berbuka sangat "seru" karena bisa makan banyak bareng-bareng, apalagi siang harinya sudah kumpul-kumpul makanan. Ketiga, tentunya hadiah yang bakal saya terima. 

Berjuang ingin sampai magrib, namun tetap saja gagal. Beberapa hari begitu, tantangan diberikan dengan sedikit imbalan hadiah. Apalagi paman, bibi, nenek juga menjanjikan hadiah jika saya berhasil berpuasa. 

Karena imbalan ini lah saya bersemangat. Saya berjuang dan akhirnya saya sanggup berpuasa hingga magrib. 

Keberhasilan saya melalui proses yang berulang sampai berhasil. Ada perasaan bahagia saat saya bisa menyelesaikan puasa hingga magrib.

Paling membahagiakan lagi sewaktu lebaran, karena keberhasilan saya berpuasa (walau cuma beberapa hari alias tidak sebulan penuh hehe...), saya dibelikan baju baru, juga mendapat hadiah dari saudara-saudara yang lain. 

Oia, waktu itu saya berpuasa hanya termotivasi hadiah, belum mengerti hakekat puasa sebagai sarana ibadah dan makna lain sebagainya. Tapi pada akhirnya saya terbiasa dan mulai mengerti hakekat berpuasa seiring berjalannya waktu. 

Nah, dari cerita singkat di atas, bisa jadi teman Jagoan Banten juga pernah mengalami hal yang sama seperti apa yang saya alami. 

Dan saya kira cara orang tua saya mengajari anaknya berpuasa bisa pula kita terapkan pada anak-anak kita agar mereka terbiasa berpuasa saat Ramadhan tiba. 

Cara Mudah Mengajarkan Anak Puasa


Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari pengalaman saya tersebut, langkah untuk mengajarkan anak berpuasa adalah sebagai berikut :

1. Orang tua harus jadi contoh


Ini yang paling penting. Bagaimana kita bisa mengajarkan anak berpuasa jika kita sebagai orang tua tidak mencontohkannya. Bukankah anak itu peniru yang baik? 

Dan saya dulu termotivasi berpuasa karena orang disekeliling saya berpuasa. Saya malu jika cuma saya yang tidak berpuasa. Jadi, saya berjuang "ikutan" berpuasa. Ya cuma ikut-ikutan awalnya hehe..

2. Jangan memaksakan anak berpuasa


Orang tua harus sadar betul kondisi fisik anak yang lemah. Jangan pernah sekali-kali memaksakan anak berpuasa jika memang kondisi tidak memungkinkan. 

Biarkan anak mencoba berpuasa semampunya. Lakukan secara bertahap dan berjenjang, yang penting anak mulai terbiasa mencoba pola konsumsi yang baru. Jika sudah terbiasa, anak pasti akan sanggup berpuasa sehari penuh. 

Ya, seandainya dulu orang tua saya memaksakan saya untuk berpuasa sejak kecil, bisa jadi saya trauma dan tidak lagi mau berpuasa. Tapi saya diajarkan berpuasa secara bertahap, walau hanya sampai pukul 10.00 wib, kemudian pukul 12.00 dst, tetap orang tua mengapresiasi perjuangan saya tersebut. 

Dan akhirnya saya terbiasa sampai bisa menyelesaikan puasa saya hingga magrib.

Oia, tanpa disuruh atau dipaksa pun, anak pasti akan termotivasi berpuasa jika semua orang serumah juga puasa. Itu pasti. 

3. Beri motivasi dengan hadiah


Ini penting, anak akan mudah termotivasi dengan hadiah. Ya walau hanya hadiah sederhana semisal makanan. Atau hadiah baju baru saat lebaran misalnya. Sesuaikan hadiah yang diberikan dengan pencapaian yang anak peroleh.

Semakin baik dia berpuasa, semakin besar seharusnya hadiah yang ia dapatkan. 

Namun pemberian hadiah ini haruslah sangat berhati-hati. Jangan sampai anak berpuasa hanya fokus untuk mendapatkan hadiah dan melupakan hakekat puasa sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.

4. Bangun situasi agar anak bisa ikut berpuasa


Situasi yang dimaksud semisal membangunkan seluruh anggota keluarga saat sahur, termasuk anak yang belum paham arti berpuasa. Ajak semua anggota keluarga berpuasa agar anak merasa bahwa semua memang harus berpuasa. 

Usahakan ketika memasak dilakukan sore hari dan tidak menyediakan makanan enak pada siang hari. Jadi anak akan berpikir "Rugi tidak puasa toh tidak ada makanan enak yang bisa saya makan".

Bangun situasi agar saat berbuka merupakansesuatu yang ditunggu dan sangat menyenangkan. Berbukalah bersama seluruh anggota keluarga. 

Dan jika salah satu anggota keluarga berhalangan menyebabkan tidak berpuasa, jangan pernah tunjukan hal tersebut pada anak.

5. Ajarkan arti penting puasa


Sekalipun anak belum paham secara penuh arti beribadah pada Allah SWT, namun hakekat puasa bisa disampaikan sejak dini. 

Semisal ajarkan bahwa berpuasa bertujuan agar bisa ikut merasakan penderitaan orang yang kesusahan, belajar menahan hawa nafsu karena nafsu bisa merusak kehidupan manusia, dan lain sebagainya. 

Ajarkan pula bahwa puasa sudah dilakukan sejak dulu dan bernilai ibadah selain tentu akan baik untuk kesehatan anak. 

Sampaikan ajaran tersebut secara natural tanpa paksaan atau situasi formal sehingga anak bisa menginternalisasi nilai-nilai baik dari puasa. 


6. Latihan puasa secara bertahap


Ini penting. Anak akan berhasil berpuasa sehari penuh dimulai dari tahapan paling sederhana semisal hanya sampai waktu duhur, kemudian meningkat sampai waktu ashar dan sampai magrib. Itu dilakukan perlahan dan bertahap. 

Jika ini konsisten dilakukan, maka anak akan kuat berpuasa hingga waktu berbuka. 


Saya kira masih banyak cara-cara orang tua dulu mengajarkan anaknya berpuasa. Dan cerita di atas merupakan cara orang tua saya mengajarkan saya berpuasa. Saya pun meniru cara tersebut pada anak-abak saya dan alhamdulillah mission completed! 

Jika punya cerita lain tentang bagaimana cara mengajarkan anak berpuasa, silahkan tambah dikolom komentar yah.

Semoga tulisan sederhana ini bisa menginspirasi teman yang lain juga. Aamiin.

No comments:

Post a Comment