Mengapa Achmad Soebardjo Tidak Menghadiri Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan RI?



Jagoan Banten. Siapa yang tidak tahu dengan Achmad Soebardjo? Siapapun yang pernah belajar sejarah proklamasi kemerdekaan RI pasti mengenal Achmad Soebardjo. 

Bernama lengkap Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo lahir di Karawang pada 23 Maret 1897 merupakan tokoh yang sangat berperan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. 

Selain aktif sebagai anggota dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), ia juga terlibat langsung dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan RI. 

Pada peristiwa Rengasdengklok, para pemuda dibawah pimpinan Sukarni, Chairul Saleh, Wikana mengamankan Soekarno - Hatta bersama Ibu Fatmawati dan Guntur ke Rengasdengklok, dengan harapan agar mereka menuruti keinginan para pemuda. 

Namun, sepanjang hari 16 Agustus 1945 itu, tidak tercapai kesepakatan apapun hingga sorenya, Ahmad Soebardjo datang dan berusaha membujuk para pemuda untuk melepaskan dwitunggal. Akhirnya mereka bersedia dengan jaminan nyawa oleh Soebardjo bahwa proklamasi akan terjadi. 

Soebardjo mengusulkan agar proklamasi dilaksanakan di Jakarta. Atas usul itu malam itu juga Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo kembali ke Jakarta. 

Rombongan berangkat menuju rumah Laksamana Maeda di Meiji Dori No 1 untuk membahas masalah tersebut. Laksamana Maeda mempersilahkan ketiga tokoh menemui Gunseikan (Kepala Pemerintah Militer) Jenderal Moichiro Yamamoto untuk membahas apa yang akan dilakukan. 

Saat di Markas Gunseiken mereka mendapat jawaban yang mengecewakan dari Jenderal Nishimura yang mewakili Gunseikan. Nishimura melarang semua aktivitas sampai Sekutu datang. 

Malam itu juga, anggota PPKI yang menginap di hotel Des Indra dikawal Sukarni dan kawan - kawan ke rumah Laksamana Maeda. Dan di rumah tersebut, ketiga tokoh yakni Soekarno, Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo merumuskan teks proklamasi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari pada 17 Agustus 1945.

Lebih dari 2 jam penyusunan teks proklamasi dibuat, sekira pukul 06.00 WIB satu persatu peserta pertemuan membubarkan diri. Dan Achmad Soebardjo pun berpamitan kepada Soekarno untuk pulang dan beristirahat. 

“Matahari sedang mulai timbul pada waktu hadirin berturut-turut meninggalkan tempat pertemuan dalam keadaan sangat lelah. Saat ruangan pertemuan hampir kosong, saya berpamitan kepada Sukarno dan Hatta yang kelihatannya masih cukup segar setelah mengalami begitu banyak kejadian,” kata Ahmad Subardjo dalam bukunya Kesadaran Nasional : Sebuah Otobiografi (Gunung Agung, 1978). 

Menjelang detik-detik proklamasi, tanpanya Achmad Soebardjo tidak kunjung hadir. Soekarno yang menginginkan kehadiran Achmad Soebardjo kemudian mengutus dua orang ke kediamannya. Di rumahnya, Achmad Soebardjo sedang beristirahat karena kelelahan dan tidak tampak akan berpergian. 

Kedua utusan itu melaporkan bahwa sudah banyak yang menunggu di Jalan Pegangsaan Timur. Upacara tidak akan dimulai tanpa kehadiran Achmad Soebardjo. 

Achmad Soebardjo meminta kedua utusan untuk menunggu. Tapi saat keluar dari dalam, tidak tampak Sobardjo berpakaian rapi. Ia hanya menitipkan sepucuk surat kepada utusan untuk disampaikan kepada Soekarno dan Hatta. Surat itu berisi permintaan maaf Achmad Soebarjo kepada Soekarno dan Hatta karena tidak dapat hadir mendampingi mereka. 

“Saya sungguh merasa lelah atas kejadian yang menegangkan syaraf, yang baru saja saya alami sepanjang hari dan malam sebelumnya,” ungkap Achmad Soebardjo dalam bukunya tersebut. 

Dan pada hari itu 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan Soekarno didampingi Hatta tanpa kehadiran Achmad Soebardjo.

#MateriIPS
#SejarahIndonesia

5 comments:

  1. Kasian yah bung soebardjo, udah capek2 berjuang malah gak bisa hadir saat pemacaan proklamasi,, tp gak apa2 juga sih proklamasi tetap sah tanpa kehadirannya hihi ,#bcanda

    ReplyDelete
  2. Para pejuang jaman dulu, kala berkata dirinya lelah maka seperti itulah adanya. Bahkan sepucuk suratnya pun seharusnya bisa mewakili kehadiran beliau.

    ReplyDelete
  3. Jadi teringat dahulu masa sma, belajar sejarah

    ReplyDelete
  4. Ohh..jadi intinya beliau shock begitu kah? Nice info kang..👍👍

    ReplyDelete