Mewaspadai Keluguan Anak (Remaja) Di Rumah

Ilustrasi remaja. Gambar pixabay.com


Jagoan Banten - Hati-hati dengan keluguan anak (remaja) di rumah. Bisa jadi itu hanya kamuflase semata. Banyak orang tua sekarang terpedaya dengan kamuflase yang dibuat anak.

Untuk apa mereka berkamuflase? Mereka bersembunyi dari apa?

Anak berkamuflase agar dianggap sebagai anak baik dan lugu di rumah. Orang tua akan senang memiliki anak yang baik, penurut apalagi dekat dengan agama. Mereka melakukan pencitraan dengan sikap-sikap seperti itu.

Nah, menjadi celaka jika sikap yang tampak hanya sebuah topeng yang ditunjukan anak.

Mereka berkamuflase dari kenakalan yang mereka lakukan. Kenakalan yang memiliki beragam bentuk. Namun yang mengkhawatirkan dan menjadi ancaman serius yakni narkoba dan seks bebas. Kebanyakan remaja (usia SMP - SMA) sudah mengenal dua hal ini dalam pergaulan yang diterimanya.

Dan ini berbahaya jika para orang tua tidak mengetahuinya. Salah-salah ini menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

Semisal anak kita tertangkap polisi akibat peredaran narkoba, atau anak perempuan yang hamil di luar nikah.

Sebagai orang tua, apakah anda mau menemui hal seperti ini? Semoga anak - anak kita dijauhkan dari kedua hal di atas. Aamiin.

Baca tulisan lain :


Deteksi Dini


Untuk mengantisipasi agar anak tidak menjadi bagian dari dua kenakalan tersebut, ada baiknya sebagai orang tua mulai melakukan deteksi dini perilaku anak kita di rumah. Jangan sampai orang tua tertipu oleh keluguan mereka.

Berikut beberapa cara dalam deteksi dini kenakalan anak yang tidak tampak di rumah :

1. Kenali Teman-temannya


Perhatikan teman yang sering bersama dengannya. Jika penampilan temannya cukup meresahkan semisal untuk anak perempuan sering terjadi memakai make up berlebihan dan penampilan seksi, patut diwaspadai.

Begitu juga jika anak laki-laki yang temannya hobby nongkrong atau kumpul-kumpul tanpa jelas kegiatannya, bisa jadi anak anda juga akan terpengaruh oleh mereka. Termasuk berbagai tindakan yang mungkin diluar perkiraan orang tua.

Teman akan memberikan pengaruh lebih besar kepada anak dibanding keluarga. Maka awasi anak kita berteman dengan siapa.

2. Periksa Ponselnya


Orang tua tidak boleh gagap teknologi. Kenakalan anak termasuk seks bebas bermula dari teknologi yang bernama handphone (ponsel). Percakapan rayuan dan kesepakatan yang ia buat bersama pasangan atau temannya akan terekam pada ponsel. Namun anak sekarang cerdas. Karena takut ponselnya dibuka dan dibaca sehingga terbongkar apa yang disembunyikan, biasanya ia akan menghapus semua histori yang ada.

Walau demikian, anak bisa saja lengah dan lupa untuk menghapus. Maka coba mintalah ponsel anak pada saat-saat yang tidak terduga.

Periksa isi ponselnya hingga file terdalam. Ini pentingnya orang tua tidak gagap teknologi.

3. Perhatikan jadwal mainnya


Jadwal rutin yang biasa dilakukan anak sepatutnya orang tua sudah hapal betul. Jika sewaktu-waktu rutinitas itu berubah, orang tua perlu waspada.

Sebagai contoh tiba-tiba anak sering meminta ijin untuk belajar bersama temannya, atau menjadi lebih sering beralasan ada kegiatan ekskul.

Contoh lain anak jadi sering main dengan teman-temannya bahkan sampai lupa waktu, atau justru dengan pacarnya.

Jika hal ini terjadi, orang tua patut waspada karena ia tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan anak diluar rumah.

4. Perhatikan perubahan sikap


Jika anak anda mengenal sesuatu yang baru, utamanya yang bersifat destruktif semisal narkoba atau seks bebas, maka akan terjadi perubahan yang kentara pada sikap anak.

Perubahan tersebut semisal anak menjadi lebih murung dan pendiam, atau bahkan sebaliknya anak jadi lebih over akting. Perubahan lain semisal anak menjadi lebih agresif dan emosional atau berbagai perubahan lain yang tidak biasa.

Perubahan - perubahan yang terjadi harus bisa dideteksi sedini mungkin penyebabnya. Jika hanya perubahan akibat kondisi emosional semata anda patut bersyukur. Namun jika disebabkan oleh dua hal yang disebutkan di atas, tentu sebagai orang tua harus segera mengambil tindakan yang dianggap perlu sesegera mungkin.

Dalam hal ini, kepekaan orang tua dalam melihat perubahan sikap anak sangat diperlukan.

5. Uji sewaktu-waktu dengan pertanyaan jebakan


Sewaktu - waktu ajukan pertanyaan kejutan yang menyudutkan / menghakimi untuk anak dan lihat reaksinya.

Jika anak tidak merasa bersalah, maka respon yang diberikan akan biasa saja. Tapi jika ada yang disembunyikan, maka reaksi yang muncul akan terlihat kaget dan gugup.

Orang tua harus peka terhadap respon yang diberikan anak. Jika orang tua yakin anak masih pada koridor yang benar, jangan teruskan pertanyaan tersebut.

Teknik ini juga jangan sering kali digunakan karena akan sangat merugikan kondisi emosional anak akibat merasa tertekan dan tidak diberi kepercayaan oleh orang tua.

Gunakan pertanyaan tak terduga pada momen yang tepat dan situasi yang tidak merugikan anak.

6. Lakukan kerjasama dengan pihak lain


Bagaimana pun, pengawasan yang dilakukan orang tua akan sangat terbatas. Ia tidak bisa mengetahui secara penuh apa yang dilakukan anak di luar rumah.

Oleh karena itu, layaknya penyidik yang sedang mencari bukti - bukti, orang tua juga bisa mengumpulkan banyak informasi dari orang lain untuk mengetahui sikap anak diluar.

Semisal guru di sekolah, penjaga sekolah, teman sepermainan, atau orang lain yang biasa melihat aktivitas anaknya.

Biasanya anak akan bercerita apapun kepada teman dekatnya. Oleh karenanya, informasi tentang anak bisa diperoleh dari teman-temannya.

Dalam hal ini, anak tidak boleh mengetahui bahwa orang tua mencari informasi tentang dirinya. Jika ia tahu dan merasa dicurigai, itu akan membuatnya tidak nyaman dan justru memperburuk suasana di rumah.



Pencegahan


Selain beberapa langkah dalam deteksi dini di atas, tindakan preventif tentu menjadi solusi terbaik. Pepatah lama menyebutkan bahwa lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Beberapa tindakan pencegahan yang bisa diambil orang tua agar anak tidak terjerumus seks bebas dan narkoba antara lain :

1. Berikan rasa nyaman di rumah


Bayangkan jika orang tua terlalu otoriter, galak dan selalu memaksa anak melakukan sesuatu. Atau jika setiap harinya anak melihat kedua orang tua bertengkar di rumah.

Apakah hal tersebut akan membuat nyaman anak?

Tentu tidak. Anak merasa stress. Mereka menjadi tidak senang berada di rumah. Akibatnya mereka mencari pelarian diluar rumah.

Mereka akan lebih merasa nyaman bersama temannya. Jika temannya mengajak hal negatif semisal minuman keras atau narkoba, mereka akan dengan senang hati menerimanya karena dianggap sebagai solusi mengatasi masalah hidup yang ia hadapi.

Begitu juga saat anak terlalu dekat dan nyaman dengan pasangannya, bisa jadi ia akan curahkan segala keresahan tersebut pada pasangannya.

Jika terlalu nyaman, maka ia bisa melakukan apa saja dengan pasangannya hanya untuk melupakan penatnya hidup.

Jika tidak ingin hal tersebut terjadi, jadilah orang tua yang baik. Orang tua yang selalu belajar mengerti keinginan anak namun tidak memanjakannya.

Beri kedekatan hubungan antara anak dengan orang tua. Buat mereka merasa nyaman dan aman berada di rumah.

2. Jadilah contoh yang baik


Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Perilaku anak akan seperti orang tua. Jika orang tua baik, umumnya anak juga akan baik. Begitu juga sebaliknya.

Walau demikian ada pula kisah semisal ayahnya nabi sementara anak durhaka, atau sebaliknya anak nabi namun ayahnya tidak mau bertobat. Namun kisah seperti ini biasanya bersifat khusus dan tidak berlaku umum.

Oleh karenanya, jika ingin anak anda baik, maka anda harus menjadi uswatun hasanah bagi anak-anak anda di rumah.

Hal sederhana yang bisa dicontohkan orang tua semisal penggunaan kata maaf, tolong, dan terima kasih.

Dalam hal ini tentu masih banyak contoh lain yang bisa diberikan orang tua pada anak. Setiap contoh baik yang diberikan orang tua, akan membekas dalam pada diri anak yang hidup dan tinggal bersamanya. Begitu juga sebaliknya jika orang tua memberikan contoh buruk pada anak.

3. Dekatkan anak pada tuhan


Kenalkan anak pada Tuhan sejak dini. Kenalkan anak tentang nilai-nilai dan ajaran agama yang bisa melindungi anak dari kerugian hidup di dunia maupun di akhirat.

Jika anak sudah memegang teguh ajaran agama, di mana pun berada, orang tua tidak perlu khawatir. Agama akan menjaga ia dari perbuatan yang melanggar norma.

Pehamanan agama yang dimiliki anak tidak boleh hanya bersifat ritual semata namun harus teridentifikasi pada perilaku.

Jika hanya bersifat ritual tanpa pemahaman yang benar, dalam beberapa kasus ada anak yang sholat rajin ngaji rajin, namun ternyata terjebak seks bebas dengan pasangannya.

4. Atur waktu main anak tanpa ia merasa tertekan


Atur waktu main anak bukan berarti harus membuat aturan ketat yang berlaku untuk anak.

Mengatur waktu anak yakni dengan beberapa kesepakatan yang dibuat anak bersama orang tua. Bukan hanya dibuat oleh orang tua. Ingat, hasil kesepakatan.

Jika anak melanggar, maka ia paham akan konsekuensi yang ia terima. Ia tidak akan merasa tertekan karena konsekuensi yang diterima merupakan pilihannya.

Atur waktu anak semisal kapan ia harus belajar, kapan ia boleh bermain ponsel, kapan ia boleh maon bersama temannya dan seterusnya. Namun semuanya merupakan hasil kesepakatan dengan anak agar ia tidak merasa dikekang.

5. Larang anak untuk memberi kode akses pada ponselnya


Pons l akan memberikan banyak informasi tentang apa yang dilakukan anak. Jangan biarkan ia memiliki privasi terlalu dalam sampai orang tua tidak mengetahuinya.

Oleh karenanya, jangan biarkan anak memberikan kode akses pada ponselnya. Tujuannya adalah agar orang tua bisa setiap saat mengakses apa yang terdapat pada isi ponsel anak. Siapa tahu dia mengakses video porno, atau justru dia membuatnya sendiri untuk mencari populeritas pada TikTok atau Youtube misalnya.

Beri penjelasan pada anak mengapa orang tua harus memiliki akses pada handphone anak. Utamanya adalah untuk melindungi ia dari tindak kejahatan.

6. Lakukan pengawasan dengan pihak lain


Selain melakukan kerjasama dalam melakukan deteksi dini, pengawasan dari pihak lain juga diperlukan sebagai pencegahan.

Minta lah tolong pada guru, teman atau masyarakat sekitar untuk menyampaikan pada orang tua jika ada informasi negatif tentang anaknya.

Jika informasi diperoleh dengan cepat, maka orang tua bisa melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk melakukan pencegahan atau tindakan solutif lain.

7. Pastikan anak anda berada di lingkungan baik


Bergaul dengan pandai besi akan membuat bau besi, sebaliknya bergaul dengan pedagang minyak wangi akan terbawa wangi. Demikian analogi tentang sebuah pertemanan.

Jika anak berteman dengan mereka yang berperilaku baik, maka semoga ia akan terbawa baik, sebaliknya jika bergaul dengan anak nakal, kemungkinan besar ia akan terbawa pula.

Lingkungan sekitar anak akan memberikan efek luar biasa pada perilaku anak. Oleh karenanya, sebisa mungkin tinggallah pada lingkungan yang baik.

Demikian pula saat memberikan pendidikan anak, jika pesantren atau satuan pendidikan tertentu dianggap baik, maka pilihlah itu sebagai tempat belajar anak.

8. Beri kepercayaan pada anak


Orang tua perlu khawatir terhadap apa yang dilakukan anak diluar rumah. Tapi jika terus menerus khawatir dan mencurigai anak, ini akan menjadi bumerang.

Anak merasa tidak mendapat kepercayaan dari orang tuanya dan hal ini akan berdampak negatif semisal anak jadi pembangkang.

Anak juga akan merasa tertekan dan tidak nyaman dalam menjalani hidupnya.

Berilah anak kepercayaan dan sebuah tanggungjawab untuk menjaga kepercayaan tersebut.


Demikian beberapa cara yang bisa ditempuh orang tua dalan mewaspadai keluguan anak di rumah.

Saya kira masih banyak cara lain yang bisa dilakukan orang tua untuk menjaga anaknya utamanya dari seks bebas dan narkoba yang sudah sangat mengkhawatirkan.

Sebagai orang tua, jangan pernah merasa bahwa semua baik-baik saja melihat anaknya di rumah. Sewaktu-waktu perlu sikap skeptis dan penuh keraguan atas sikap lugu anak di rumah.

Jangan tertipu. Tidak sedikit orang tua yang terkejut karena ternyata keluguan anak di rumah hanya sebuah kamuflase. Semoga tidak demikian dengan anak anda.

Silahkan tambahkan pendapat lain pada kolom komentar yah.

Semoga bermanfaat.

6 comments:

  1. Ini info yg bagus banget. Masa remaja memang akan jadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Yg paling pertama bisa dilihat itu adalah dari temen2 deketnya sih... Trus itulah kenapa pentingnya membangun kedekatan dengan anak, supaya mereka terbuka dan terbiasa utk bercerita apapun kepada org tuanya. Anak yg tertutup biasanya akan cenderung memilih teman sebagai tempat bercerita. Masalahnya kalau temennya kurang baik, bisa bahaya utk anak.

    ReplyDelete
  2. Kadang aku dulu aku juga pura2 baik kalo di rumah heheh

    ReplyDelete
  3. Memberikan rasa aman dan nyaman salah satu panduan pengasuhan.

    ReplyDelete
  4. panduan bagus, apalagi saya memiliki anak yang berangkat remaja, terimakasih

    ReplyDelete
  5. Info yang sangat bermanfaat,bisa buat acuan buat kita-kita yg masih mempunyai putri seusia remaja

    ReplyDelete
  6. Semoga anak2 kita dilindungi dari kenakalan2 yang destruktif

    ReplyDelete