Daftar Kesenian dan Makanan Khas Banten Yang Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Indonesia

Siapa yang tidak kenal kesenian Debus? Yaps, kesenian ini berasal dari Serang Propinsi Banten. Kebanyakan masyarakat Indonesia mengetahui keberadaan kesenian yang satu ini. Tapi tahukah bahwa ternyata Banten masih memiliki begitu banyak kesenian yang lain. Pada tahun 2016 yang lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menetapkan dua budaya baru khas Banten  yakni tradisi Seren Taun Cisungsang dan makanan Angeun Lada (Sayur Lada) sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Warisan budaya tak benda merupakan tradisi, seni pertunjukan, ekspresi lisan seperti bahasa, praktek, ekspresi, pengetahuan keterampilan, serta alat - alat, benda alamiah dan artefak. 

Sejauh ini sudah terdapat sebelas warisan budaya tak benda yang sudah ditetapkan Kemendikbud menjadi milik Propinsi Banten. Berikut daftar kesenian dan makanan khas Banten yang menjadi warisan budaya tak benda Indonesia:

1. Debus - Kota Serang
Debus merupakan kesenian bela diri yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa seperti kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain sebagainya. Kata debus sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti tongkat besi dengan ujung runcing berhulu bundar. 
Berdasarkan catatan sejarah, kesenian yang dianggap ekstrim ini bermula pada abad 16 masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin (1532 - 1570). Kesenian ini dijadikan salah satu cara dalam penyebaran agama Islam. Namun ada pula yang menyebutkan bahwa kesenian ini berasal dari Timur Tengah. 
Adegan yang sering dipertontonkan dalam kesenian debus antara lain:

  • menusuk perut dengan tombak atau senjata lainnya tanpa terluka
  • mengiris bagian tubuh dengan pisau atau golok
  • memakan apimenusukan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tembus tanpa mengeluarkan darah
  • menyiram tubuh dengan air keras sampai pakaian hancur tapi kulit tetap utuh
  • menggoreng telur di atas kepala
  • membakar tubuh dengan api
  • menaiki atau menduduki susunan golok tajam
  • bergulingan di atas pecahan kaca atau beling

2. Ubrug - Lebak
Istilah ubrug berasal dari bahasa sunda yaitu saubrug - ubrug yang artinya bercampur baur. Dalam prakteknya, kesenian ubrug memang terjadi campur baur antara pemain dan penonton. Ubrug merupakan kesenian teater rakyat yang menampilkan lawakan. Untuk lebih jelas tentang kesenian ubrug, silahkan baca tulisan di situs ini

3. Silat Bandrong - Cilegon
Nama Silat Bandrong diambil dari nama jenis ikan terbang yang sangat gesit dan melompat tinggi, jauh atau dapat menyerang keras dengan moncongnya yang sangat panjang dan bergerigi tajam sekali, sehingga ia merupakan ikan yang sangat berbahaya dan mampu membinasakan musuhnya. Ki Patih Jaga Laut sering memperhatikan ikan tersebut, sehingga ia memberi nama ilmu bela diri yang ia miliki dengan nama "Pencak Silat Bandrong". Untuk sejarah tentang Silat Bandrong, baca disini.

4. Pawukon (Alat Hitung Tradisional) - Banten Lama dan Baduy
Pawukon atau wuku adalah hitung - hitungan tradisional yang biasa digunakan untuk menentukan hari baik dan buruk. Hitungan ini berkembang di Bali dan Jawa termasuk juga Banten yang mempunyai pawukon tersendiri berbeda dengan pawukon dari daerah lain.

5. Rampak Bedug - Pandeglang
Rampak bedug adalah kesenian yang memanfaatkan bedug atau alat yang biasa di masjid untuk menginformasikan waktu shalat. Rmpak sendiri berarti serempak. Rampak bedug berarti bahwa seni menabuh bedug secara bersama - sama atau serempak sehingga menghasilkan irama yang khas dan enak di dengar. Pada mulanya, kesenian ini hanya dimainkan oleh laki - laki, namun sekarang perempuan ikut memainkannya. Jumlah pemain terdirti dari 10 orang. Informasi lebih lanjut tentang Rampak Bedug baca di sini.

6. Angklung Buhun - Lebak
Angklung Buhun berasal dari bahasa Sunda yang berarti angklung tua atau angklung kuno. Angklung buhun adalah alat musik angklung tradisional dari masyarakat Baduy. Bagi masyarakat Baduy, Angklung Buhun dianggap sakral  dan memiliki nilai khusus di dalamnya. Angklung Buhun ditampilkan hanya pada acara tertentu seperti pada waktu menanam padi atau bahkan ditampilkan hanya satu tahun sekali. Baca disini untuk mengetahui lebih lanjut tentang angklung buhun.

7. Cokek - Tangerang

Cokek adalah jenis tarian dari Budaya Betawi tempo dulu. Tari cokek biasanya diiringi orkes atau gambang kromong dalam mengiringi tarian kreasi baru seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya. Tarian ini biasanya dilakukan secara berpasangan laki - laki dan perempuan dengan mengenakan pakaian cokek. Tari cokek mirip sintren sinetron di Cirebon atau ronggeng di Jawa Tengah yang menonjolkan erotisme si penarinya sehingga dianggap tabu oleh sebagian masyrakat.

8. Sate Bandeng - Kota Serang
Sate bandeng adalah makanan khas dari Kota Serang - Banten yang terbuat dari ikan bandeng yang diolah sehingga ikan tersebut menjadi tidak memiliki tulang. Untuk resep membuat sate bandeng sendiri sudah begitu banyak artikel di google.com.

9. Seba Baduy - Lebak
Seba Baduy adalah tradisi suku Baduy yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Seba sendiri berarti berkunjung. Setiap tahun suku baduy akan berkunjung atau silaturahmi dari daerah asalnya untuk bertemu Bapak Gede. Bapak Gede sendiri untuk di Lebak adalah Bupati Lebak, sedangkan di Serang adalah Gubernur Banten. Mereka biasanya melakukan seba dengan berjalan kaki puluhan kilometer untuk mencapai tempat yang dituju.

10. Angeun Lada - Pandeglang

Angeun lada adalah makan khas Banten yang terbuat dari olahan jeroan daging sapi atau kerbau. Ciri khas dari makanan ini adalah adanya campuran daun walang yang membuat masakan menjadi beraroma kuat dan khas. Aroma daun walang sendiri menyengat seperti bau dari serangga walang sangit. 

11. Seren Taun - Lebak

Seren taun yang menjadi warisan budaya Indonesia dari Banten adalah seren taun yang dilakukan masyarakat Cisungsang, Lebak. Seren tahun adalah ritual tahunan yang berarti menyimpan padi di lumbung. Seren tahun dilakukan oleh Kasepuhan Cisungsang yang terdiri dari empat desa yaitu Cicarucub, Bayah, Citorek, dan Cipta Gelar. Cisungsang sendiri berada dibawah kaki Gunung Halimun dengan luas hampir 2.800 kilometer persegi. Ritual seren taun sendiri biasanya dipusatkan di Desa Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.

Ref : diolah dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment