Bagaimana Menjadi Guru Sugestif Di Era New Normal?


Pernah memiliki murid yang sulit sekali untuk diberi nasehat? Atau jarang mau mengerjakan tugas? Atau sering tidak masuk kelas? 

Saya yakin, banyak sekali beragam permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran di kelas maupun kehidupan sosial di sekolah. Dan tentu saja semua permasalahan tersebut harus dicarikan solusinya. 

Nah terkait beragam persoalan yang dihadapi guru, pemateri kelas menulis KSGN kali ini akan memaparkan bagaimana menjadi seorang guru sugestif di era new normal. 

Bernama lengkap Afif Hidayatullah, S.E, S.Pd, M.Ak merupakan seorang dosen sekaligus motivator handal dalam bidang pendidikan. Pengalamannya sebagai motivator dan trainer pendidikan di seluruh Indonesia sudah sangat banyak.




Berikut pemaparan Afif kepada peserta pelatihan menulis yang merupakan isi dari buku karyanya "Guru Sugestif".

Tiga tipe guru di new normal 

Menurut Afif, terdapat tiga tipe guru yang berlaku secara umum yakni :

1. Guru santai

Tipe guru ini tidak terlalu mencintai profesinya sebagai guru. Ia bekerja sebatas pada gugur kewajiban. Minim inovasi dan tidak totalitas dalam mengajar. 

Guru santai tidak suka menantang dirinya pada situasi baru. Ia sangat senang dalam zona nyaman. 

Guru santai juga tidak terlalu memikirkan apakah siswanya akan sukses atau gagal dalam belajar. Ia tidak terlalu fokus pada siswa, tapi ia hanya fokus pada apa yang bisa ia peroleh dari pekerjaannya. 

2. Guru tugas 

Tipe kedua yakni guru tugas. Sesuai namanya, guru ini akan sangat senang memberi tugas pada siswanya. 

Tidak jauh berbeda dengan guru santai, guru tugas juga tidak mencintai anak didiknya. Ia membebani anak didiknya dengan tugas secara terus menerus. 

Lebih parah lagi, kadang tugas yang diberikan tidak jelas bagaimana harus diselesaikan sehingga peserta didik akan kebingungan. 

Masalah nilai, guru tugas tidak terlalu pelit. Selama tugas diselesaikan, ia akan memberi nilai dengan mudah. 

3. Guru motivator

Tipe guru terakhir yakni guru motivator. Tipe ini mungkin tipe guru ideal. Ciri paling umum dari seorang guru motivator yakni mampu menginspirasi dan memotivasi siswanya untuk terus maju. 

Untuk menjadi inspirator, ia bekerja dengan sepenuh hati dan tulus. Tujuan utamanya berbagi ilmu yang miliki sebagai ladang amal untuk bekal nanti.

Totalitas guru motivator akan terlihat dari bagaimana ia mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan. 

Guru motivator bukan sekedar guru biasa, selain mengajar, ia juga fokus mendidik. Di setiap kesempatan ia berinteraksi dengan anak didiknya, ia selalu memberi motivasi dan inspirasi yang terkadang tanpa disadari oleh anak didiknya 

Selain ketiga tipe guru di atas, Afif juga menyampaikan tipe guru lain yakni sebagai berikut :

1. Guru nyasar, guru ini dari awal tidak pernah bercita-cita jadi guru. Latar belakang pendidikannya pun bukan dari jurusan kependidikan. Tapi nasib membawa mereka menjadi guru. 

2. Guru bayar, tipe ini sangat berorientasi pada pendapatan finansial. Ia bekerja secara serius jika ada kompensasi. Ia tidak akan mau berinovasi jika tidak sebanding dengan kompensasi yang ia terima.

3. Guru sadar, ini merupakan tipe ideal seorang guru seperti halnya guru motivator. Guru tipe ini sadar bahwa dirinya seorang guru dan ia melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru dengan penuh tanggungjawab. Totalitas dalam bekerja sebagai guru ditunjukan dalam kesehariannya.

Bagiamana menjadi guru sugestif di era new normal? 

Setelah menjelaskan beberapa tipe guru, dengan gaya khasnya sebagai motivator, Afif kemudian menayangkan slide bagaimana menjadi guru sugestif.

Oia, kelas kali ini sedikit berbeda dari biasanya karena menggunakan aplikasi zoom. Ini pertama kalinya kelas menulis KSGN menggunakan zoom sehingga bisa dijadikan ajang untuk saling mengenal lebih jauh (kopi darat). 

Menurut Afif, seorang guru sugestif harus memiliki enam hal sebagai berikut 

1. Mampu membentuk mental sinergi

Ciri guru sugestif yang pertama yakni bisa membangun mental sinergi. Untuk bisa membangun mental sinergi pada siswa, guru harus memiliki mental ini terlebih dahulu.

Dalam melaksanakan tugasnya, ia akan bersinergi dengan orang tua dan juga guru lain. Demikian juga dengan stakeholder yang lain.

Sinergi yang dilakukan fokus utamanya yakni bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan siswa-siswanya. 

Jika guru sudah mampu bersinergi, ia harus bisa menularkan pada peserta didiknya. Tanamkan pada siswa bahwa sukses bersama lebih baik dibanding sukses sendiri. 

Kata-kata yang bisa ditularkan kepada siswa yakni "jika ingin berjalan cepat, berjalanlah sendiri. Namun jika ingin berjalan jauh, berjalanlah bersama".

2. Membentuk mental proses

Saat ini semua dikemas menjadi instan. Langsung jadi. Tidak perlu memikirkan proses yang berbelit. 

Dalam pendidikan, jangan sampai siswa memiliki mental instan. Ia hanya fokus pada hasil tanpa memikirkan proses. 

Tanamkan pada siswa proses lebih penting dibanding hasil. Proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. 

Gagal dalam berproses itu biasa. Yang luar biasa yakni bangkit dari kegagalan. Bentuk mental siswa menjadi pemenang.

3. Membentuk mental kreatif

Mental kreatif akan sejalan dengan mental proses. Dalam berproses, berbagai hambatan mungkin akan ditemui. Untuk mengatasinya diperlukan mental kreatif. 

Kreatif identik dengan menemukan hal baru. Walau bentuknya hanya modifikasi. Itu pun masih bagian dari kreativitas. 

Guru kreatif yakni guru yang tidak senang berada pada zona nyaman. Guru ini sering melakukan eksplorasi atas ide-ide baru dan mengimplementasikannya pada pembelajaran yang ia lakukan.

Agar guru menjadi kreatif, menurut Afif ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, guru harus meyakini dirinya bernilai. Dia mampu menjadi sumber inspirasi bagi anak didiknya. 

Kedua, jadilah gelas kosong. Jangan sombong dengan ilmu yang dimiliki. Ia mau menerima ilmu apapun dari siapapun. 

4. Mampu menciptakan peluang

Sesulit apapun kondisi yang dihadapi, disana terdapat peluang. Guru Sugestif akan pandai melihat peluang sekecil apapun demi perkembangan anak didiknya. 

Semisal dimasa Pandemi saat ini, guru dihadapkan pada situasi sulit karena pola pembelajaran berubah 180 derajat dibanding biasanya. Namun guru sugestif melihat ini sebagai peluang. Semisal Pandemi menjadi peluang siswa untuk lebih dekat dengan teknologi, guru bisa mengeksplorasi kemampuannya dalam pemanfaatan teknologi informasi, guru memiliki waktu lebih banyak membuat tulisan dan lain sebagainya.

Guru sugestif tidak pernah menyerah dengan keadaan. Ia akan selalu melihat permasalahan sebagai sebuah peluang. 

5. Menguasi building rapport

Tujuan yang dicari dalam building rapport yakni mencari koneksi bawah sadar antara apa yang dipikirkan guru dengan apa yang dipikirkan siswa. 

Untuk bisa membangun building rapport, guru harus bisa menggali sedetail mungkin informasi yang dimiliki siswa semisal kapan dia ulang tahun, siapa nama bapaknya, apa musik kesukaannya dan lain sebagainya. 

Jika sudah terbangun building rapport, maka guru akan mudah memberikan sugesti positif pada siswanya. 

6. Mampu menyamakan gelombang pikiran

Menyamakan gelombang pikiran merupakan tahapan yang akan terwujud jika sudah terbangun building rapport. Hasil akhirnya berupa trust atau kepercayaan. 

Saat kepercayaan sudah terbangun, maka sugesti positif yang diberikan guru akan mudah diterima siswa.

Demikian enam hal yang harus dimiliki seorang guru sugestif menurut Afif.

Jika sudah memiliki keenam hal tersebut, lantas langkah apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi berbagai hambatan semisal siswa yang malas, pemalu, tidak terbuka, kecanduan game online dan sebagainya?

Pertama, guru harus memiliki niat yang tulus untuk mendidik siswa. Ia niatkan apa yang lakukan sebagai ladang atau investasi akhirat. Menurut Afif, niat ini penting sebab niat ibarat surat, jika salah alamat, maka akan salah tempat.

Kedua, guru sugestif harus memiliki totalitas. Ini penting bagi guru sugestif agar apa yang diinginkannya tercapai. Segala daya yang ia miliki dicurahkan untuk kepentingan pekerjaannya sebagai guru dan untuk siswa.

Ketiga, guru sugestif harus mampu menembus menembus critical area siswa. Hal ini mungkin lebih sulit dibanding dua hal di atas. Untuk bisa menembus critical area, Afif memberikan point penting sebagai berikut :

1. Repetisi, pemberian sugesti positif harus dilakukan secara berulang dan kontinyu. 

2. Bentuk mental proses, yakni tidak fokus pada hasil, tapi pada proses mencoba. Lebih baik mencoba kemudian gagal, dari pada gagal mencoba.

3. Ide dari yang dipandang memiliki otoritas, ini akan memberikan sugesti lebih mendalam pada siswa. 

4. Emosi yang intens, jiwa dilibatkan secara bersungguh-sungguh.

Keempat, guru sugestif harus menguasai teknik Framing. Teknik ini berguna dalam membentuk cara pandang siswa terhadap sesuatu. 

Terdapat dua langkah dalam teknik Framing, pertama peacing leading atau menyamakan gelombang, dan kedua yes set conditioning atau kondisi yang mengharuskan siswa menjawab iya.

Dalam pelaksanaanya, teknik frame dibedakan menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. Outcome frame, frame yang dibentuk dengan orientasi hasil. Sebagai contoh kalimat dengan outcome frame yakni : "Lihat nilai ulanganmu kali ini lebih baik karena kamu lebih giat belajar"

2. Evidence frame, frame yang berorientasi pada kenyataan. Contoh sugesti : "Kamu lihat guru - guru kamu, mereka tidak akan mungkin jadi seperti itu jika dulu mereka tidak belajar dengan keras"

3. Backtrack frame, teknik ini dengan mengajak kembali ke posisi sebelum. Contoh sugesti : "Lihat ketika kamu dulu berprestasi, orang tua mu sanggmat bangga, itu bisa kamu raih kembali jika....."

4. Agreement frame, sugesti dengan mengacu pada beberapa kesepakatan umum tentang suatu hal baik. Contoh : "Kata Pak Ustad, curang itu dosa. Menyontek itu perbuatan curang. Jadi jangan menyontek"

Demikian pemaparan yang disampaikan Afif Hidayatullah. Jika ingin lebih lengkap dan detail tentang materi menjadi guru sugestif, silahkan miliki buku karya beliau dengan cara memesan langsung atau membelinya di toko buku.

Semoga bermanfaat...

9 comments:

  1. Makasih resumenya, sangat informatif, mantaap...

    ReplyDelete
  2. Makasih resumenya, sangat informatif, mantaap...

    ReplyDelete
  3. Makasih resumenya, sangat informatif, mantaap...

    ReplyDelete
  4. Hebat!!! Sangat informatif dan lengkap sekali resumenya

    ReplyDelete
  5. Keren, saya belum kelar2.
    ini lengkap sekali
    saya ketinggalan 3 resume nih

    ReplyDelete
  6. saya membaca resume bukunya.terima kasih sangat membantu

    ReplyDelete