|
Biografi tokoh proklamasi |
Jagoan Banten. Berikut ini biografi singkat tokoh - tokoh yang terlibat dalam pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Biografi singkat ini merupakan rangkuman dari beberapa tulisan di Wikipedia dan tulisan lain dari detik.com.
Tujuan penulisan biografi singkat ini yakni untuk membantu pelajar yang sedang mempelajari tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI.
Berikut biografi singkat tokoh - tokoh proklamasi:
1. Ir Soekarno
|
Soekarno |
Soekarno dilahirkan dengan nama Koesno Sosrodiharjo pada 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur.
Semasa kecil, ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo. Ia mulai sekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya pindah ke Mojokerto mengikuti orang tuanya yang bekerja kota tersebut.
Soekarno bersekolah di EIS namun kemudian dipindahkan ke ELS agar ia mudah diterima di HBS. Setelah lulus ELS ia melanjutkan sekolah ke HBS di Surabaya. Setelah lulus HBS ia melanjutkan ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) dan mendapat gelar insinyur.
Dalam politik, Soekarno mulai terkenal saat ikut Jong Java. Ia juga mendirikan PNI yang menyebabkannya ditangkap Belanda. Saat PNI pecah, ia bergabung dengan Partindo (Partai Indonesia). Kembali ia ditangkap dan diasingkan ke Flores.
Berikutnya ia pun diasingkan ke Bengkulu dari 1938 sampai 1942. Barulah pada masa penjajahan Jepang, Soekarno dibebaskan.
Pada masa Jepang, Soekarno aktif dalam berbagai organisasi buatan Jepang seperti Jawa Hokokao, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI hingga ketua PPKI.
Ia begitu aktif dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan mulai merumuskan dasar negara dan undang - undang dasar sampai pada teks proklamasi.
Pada pelaksanaan proklamasi kemerdekaan, peran Soekarno yakni membacakan teks proklamasi didampingi oleh Mohammad Hatta.
2. Drs Mohammad Hatta
|
Mohammad Hatta |
Dilahirkan dengan nama Mohammad Athar pada 12 Agustus 1902 di Sumatera Barat. Mohammad Hatta atau biasa dipanggil Bung Hatta terkenal karena komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi di Indonesia.
Pergerakan politik Bung Hatta dimulai sewaktu ia bersekolah di Belanda pada 1921 - 1932. Selama bersekolah di sana ia ikut organisasi Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) yang kemudian menjadi organisasi politik akibat pengaruh Ki Hadjar Dewantara, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker.
Pada 1923 Bung Hatta menjadi bendahara dan pengasuh majalah Hindia Putera yang kemudian berubah menjadi Indonesia Merdeka.
Sejak menjadi pimpinan Perhimpunan Indonesia, Bung Hatta banyak melakuka pergerakan sehingga ditangkap Belanda dengan tuduhan ikut partai terlarang.
Dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, Bung Hatta ikut sebagai anggota PPKI. Bersama Soekarno dan Radjiman Wedyodiningrat ia diundang ke Dalat (Vietnam) untuk dilantik sebagai Ketua dan Wakil Ketua PPKI.
Mohammad Hatta ikut dalam perumusan teks proklamasi. Ia juga mengajukan usul untuk menandatangani teks proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda saat itu.
Pada saat pembacaan proklamasi, Bung Hatta mendampingi Soekarno. Dan setelah Indonesia merdeka, Bung Hatta menjadi wakil presiden pertama Republik Indonesia.
3. Achmad Soebardjo
|
Achmad Soebardjo |
Bernama lengkap Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo lahir di Karawang pada 23 Maret 1897 dan meninggal pada 15 Desember 1978. Ia merupakan Menteri Luar Negeri pertama Indonesia. Ia mendapat gelar Meester in de Rechten yang diperoleh dari Universitas Leiden Belanda pada 1933.
Sewaktu muda dan menjadi mahasiswa, Soebardjo aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai organisasi semisal Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda.
Bersama Mohammad Hatta ia menjadi delegasi Indonesia pada "Liga Menentang Imperialisme Dan Penindasan Penjajah" yang pertama di Brussels dan selanjutnya di Jerman.
Dalam persiapan kemerdekaan Indonesia ia aktif sebagai anggota dari Badan Penyeledik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan kemudian anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Peran Ahmad Subarjo dalam proklamasi kemerdekaan yakni meyakinkan Soekarno dan Hatta tentang peristiwa menyerahnya Jepang pada Sekutu pada saat Peristiwa Rengasdengklok. Oleh karenanya, Soekarno bersedia untuk melaksanakan proklamasi.
Achmad Soebardjo juga memberikan jamian kepada para pemuda bahwa Soekarno - Hatta akan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Jika tidak maka nyawanya sebagai jaminan.
Achmad Soebardjo pula yang mengusulkan agar proklamasi dilaksanakan di Jakarta. Dan pada saat perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda, ia juga ikut terlibat didalamnya.
4. Fatmawati
|
Fatmawati dan anak-anak Soekarno |
Memiliki nama asli Fatimah merupakan wanita kelahiran Bengkulu pada 5 Februari 1923 dan meninggal pada 14 Mei 1980 di Malaysia. Ia merupakan istri ketiga Soekarno dan menjadi ibu negara pertama dari 1945 sampai 1967.
Selama pernikahannya dengan Soekarno, Fatmawati dikaruniai lima orang putra dan putri yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.
Peran Fatmawati dalam proklamasi yakni sebagai orang yang menjahit bendera pusaka merah putih yang dikibarkan pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia.
5. Sayuti Melik
|
Sayuti Melik |
Bernama lengkap Mohamad Ibnu Sayuti lahir di Sleman, Yogyakarta 22 November 1908 dan meninggal di Jakarta pada 27 Februari 1989.
Sewaktu kecil ia bersekolah di Sekolah Ongko Loro (setingkat SD) di desa Srowolan sampai kelas IV dan kemudian dilanjutkan ke Yogyakarta hingga lulus.
Nasionalisme Sayuti kecil muncul ketika ayahnya menentang kebijakan Belanda yang menggunakan sawahnya untuk ditanami tembakau.
Ketika belajar di sekolah guru, ia belajar banyak tentang nasionalisme. Berkali-kali ia ditahan Belanda akibat tulisan - tulisannya mengenai politik.
Sayuti Melik juga dituduh terlibat PKI oleh Belanda sehingga dibuang ke Boven Digul. Ia juga pernah ditangkap Inggris dan dimasukan penjara di Singapura.
Setelah bertemu dengan SK Trimurti, Sayuti Melik mendirikan koran Pesat di Semarang. Koran ini terbit tiga kali dalam seminggu dengan jumlah cetakan 2 ribu eksemplar.
Sayuti Melik juga pernah menjadi anggota tambahan PPKI yang tidak diketahui Jepang. Dalam peristiwa Rengasdengklok, Sayuti Melik termasuk dalam Kelompok Menteng 31 yang berperan melakukan penculikan Soekarno - Hatta.
Peran Sayuti Melik saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yakni sebagai pengetik naskah proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno.
6. Soekarni
|
Soekarni |
Bernama lengkap Soekarno Kartodiwirjo lahir pada 14 Juli 1916 di Blitar. Selama hidupnya, ia aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan pernah bekerja di kantor berita Domei, Sendenbu, dan kantor pusat Seinendan.
Pada waktu kecil Soekarni sekolah di Mardisiswo di Blitar. Ketika remaja, Soekarni terkenal karena kenakalannya yang suka berkelahi dan berbuat onar menantang orang Belanda.
Bersama temannya antara 30 - 50 orang menantang pemuda Belanda untuk berkelahi. Tantangan itu diterima dan akhirnya terjadi tawuran antara kelompok Soekarni dengan pemuda Belanda. Tawuran itu pun dimenangkan kelompok Soekarni dan pemuda Belanda yang kalah dicelupkan ke kolam.
Menjadi aktivis pergerakan kemerdekaan sejak usia 14 tahun dengan masuk perhimpunan Indonesia Muda. Semenjak itu Soekarni berkembang menjadi pemuda militan dan revolusioner. Ia juga sempat mendirikan organisasi Persatuan Pemuda Kita.
Peran Soekarni dalam proklamasi kemerdekaan yakni sebagai tokoh yang berperan dalam peristiwa Rengasdengklok. Ia bersama tokoh lain mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Diketahui, ia juga yang mengusulkan agar naskah proklamasi kemerdekaan hanya ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, sebagai perwakilan bangsa Indonesia.
Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, Soekarni bertugas menyiarkan berita proklamasi tersebut ke seluruh Indonesia.
7. Latief Hendraningrat
|
Latief Hendraningrat |
Brigjen TNI (Purn) Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911 dan meninggal pada 14 Maret 1983 atau pada usia 72 tahun.
Latief saat itu merupakan prajurit PETA berpangkat Sudanco (Komandan Kompi). Pasukan yang ia pimpin bermarkas di bekas markas pasukan Kavaleri Belanda di Kampung Jaga Monyet yang kini bernama jalan Suryaparnoto.
Peran Letief pada saat proklamasi yakni menjadi petugas upacara sebagai pengerek bendera Sang Saka Merah Putih bersama Suhud Sastro Kusumo.
Sebagai perwira PETA tertinggi di Jakarta, Sudanco Latief merupakan orang yang paling bertanggungjawab terhadap keamanan Jakarta. Ia juga yang menjaga keamanan pelaksanaan proklamasi. Dan pada saat mengibarkan bendera, ia masih mengenakan seragam tentara Jepang.
Setelah bergabung dengan TNI, kariernya menanjak dan pernah menjabat sebagai Rektor IKIP Jakarta (UNJ) pada tahun 1964 - 1965.
8. Laksamana Maeda
|
Laksamana Maeda |
Pria berkebangsaan Jepang ini juga menjadi tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan seorang perwira dengan jabatan sebagai Wakil Komandan Angkatan Laut Jepang di Jakarta dan ikut bersimpati pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Laksamana Maeda mengizinkan para pejuang menggunakan rumahnya sebagai tempat perumusan naskah proklamasi.
Demikian tulisan tentang biografi singkat tokoh - tokoh proklamasi. Semoga bermanfaat.